Pengertian Dan Perbedaan Difusi, Osmosis, Endositosis Dan Eksositosis
DIFUSI
Uraian berikut akan membahas proses terjadinya transpor pasif dan transpor aktif dengan lebih rinci.
Difusi yaitu perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah baik melalui membran plasma ataupun tidak.Molekul dan ion yang terlarut dalam air bergerak secara acak dengan konstan. Gerakan acak ini mendorong terjadinya difusi. Difusi sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu difusi sederhana dan difusi terbantu (facilitated diffusion).
a) Difusi Sederhana
Proses Difusi pada Gula Terlarut |
Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air dalam gelas meskipun tidak diaduk (difusi zat padat di dalam medium air) sehingga kerapatan zat tersebut merata. Perhatikan gambar proses terjadinya difusi di samping.
Peristiwa difusi sederhana sanggup diamati dikala kita memasukkan segumpal gula ke dalam air (a), molekul-molekulnya terlarut (b), dan tersebar (berdifusi) (c). Pada balasannya proses difusi menjadikan gula tersebar merata ke dalam air (d).
Peristiwa difusi sederhana sanggup diamati dikala kita memasukkan segumpal gula ke dalam air (a), molekul-molekulnya terlarut (b), dan tersebar (berdifusi) (c). Pada balasannya proses difusi menjadikan gula tersebar merata ke dalam air (d).
b) Difusi Terbantu
Skema Difusi Terbantu |
Difusi terbantu merupakan transpor melalui media pembawa. Pada proses ini, molekul diikat oleh reseptor pada sisi luar sel dan dilewatkan melalui membran plasma oleh protein trans-membran yang telah mengalami perubahan susunan. Setelah itu, protein pembawa kembali pada susunan semula. Protein pembawa juga sanggup menciptakan celah yang sanggup dilalui oleh ion-ion ibarat Cl– dan Na+ .
Perhatikan sketsa difusi terbantu pada di samping.
OSMOSIS
Osmosis yaitu perpindahan molekul air melalui membran semipermeabel dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi ke larutan yang konsentrasi airnya rendah.
Dengan kata lain, osmosis juga berarti perpindahan molekul dari larutan berkepekatan rendah (hipotonis) ke larutan berkepekatan tinggi (hipertonis) melalui selaput (membran) semipermeabel.
Proses Terjadinya Osmosis Pada Membran Semipermeabel |
a) Lubang bawah tabung gelas yang berisi larutan garam ditutup dengan membran selektif permeabel, yang sanggup dilewati molekul air tetapi tidak sanggup dilewati garam.
b) Ketika tabung dimasukkan dalam gelas beker berisi akuades, molekul air berosmosis ke dalam tabung sehingga volume larutan dalam tabung bertambah.
c) Larutan berhenti naik dikala tekanan berat akuades bisa mengimbangi tekanan osmotik.
Peristiwa osmosis terjadi dalam sel. Bila konsentrasi larutan dalam sel tinggi, air akan masuk sel dan terjadi endosmosis. Hal ini menjadikan tekanan osmosis sel menjadi tinggi. Keadaan yang demikian sanggup memecahkan sel (lisis).
Jadi, lisis adalah hancurnya sel lantaran rusaknya atau robeknya membran plasma.
Sebaliknya, apabila konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi, air dalam sel akan keluar dan terjadi eksosmosis.
Eksosmosis pada binatang akan menjadikan pengerutan sel yang disebut krenasi dan pada flora akan menjadikan terlepasnya membran dari dinding sel yang disebut plasmolisis. Perhatikan Gambar berikut.
Dari Gambar disamping, sanggup diketahui bahwa sel binatang sanggup mengalami lisis (pecah) apabila larutan di luar sel bersifat hipotonik. Perhatikan tanda panah biru. Tanda panah menawarkan fatwa air yang berosmosis masuk ke dalam sel.
Sebaliknya, sel binatang akan mengalami krenasi apabila larutan diluar sel bersifat hipertonik. Perhatikan tanda panah biru yang menawarkan fatwa air keluar dari sel menuju medium hipertonik yang lebih pekat.
Sel akan membiarkan air masuk dan keluar secara berimbang apabila kondisi medium larutan bersifat isotonik.
Perhatikan pola berikut biar Anda mengetahui lebih terang mengenai terjadinya krenasi dan lisis pada sel darah merah.
Sebaliknya, sel binatang akan mengalami krenasi apabila larutan diluar sel bersifat hipertonik. Perhatikan tanda panah biru yang menawarkan fatwa air keluar dari sel menuju medium hipertonik yang lebih pekat.
Sel akan membiarkan air masuk dan keluar secara berimbang apabila kondisi medium larutan bersifat isotonik.
Perhatikan pola berikut biar Anda mengetahui lebih terang mengenai terjadinya krenasi dan lisis pada sel darah merah.
Cermati tiga bentuk sel darah merah pada gambar berikut.
Jika sel darah merah ditempatkan dalam air laut, maka cairan sel akan keluar dengan cara osmosis dan sel mengerut (krenasi). Hal ini lantaran air maritim mengandung jumlah molekul air yang lebih kecil daripada sitoplasma sel darah merah. Air maritim hipertonik terhadap sitoplasma sel. Kondisi hipertonik terdapat di Gambar (a).
Jika sel darah merah ditempatkan dalam air laut, maka cairan sel akan keluar dengan cara osmosis dan sel mengerut (krenasi). Hal ini lantaran air maritim mengandung jumlah molekul air yang lebih kecil daripada sitoplasma sel darah merah. Air maritim hipertonik terhadap sitoplasma sel. Kondisi hipertonik terdapat di Gambar (a).
Jika sel darah merah dimasukkan dalam air murni maka molekul air akan berosmosis ke dalamnya. Osmosis ini terjadi lantaran di luar sel (100%) terdapat konsentrasi air yang lebih tinggi daripada di dalam sel. Air di sekitar sel itu disebut hipotonik terhadap sitoplasma sel. Membran sel dari sel darah merah sangat ringkih dan tidak tahan akan peningkatan tekanan di dalam sel. Akibatnya sel itu semakin mengembang dan balasannya mengalami hemolisis (pecah). Perhatikan Gambar (b).
Jika sel darah merah itu ditempatkan dalam media larutan yang konsentrasinya sama dengan sitoplasma (plasma darah atau larutan garam 0,9%), sel darah itu tidak akan menerima aksesori atau kehilangan air dengan cara osmosis. Oleh lantaran itu, bentuk sel darah merah itu tetap. Larutan demikian disebut isotonik.
Kondisi terdapat di Gambar (c).
Anda telah mengetahui proses terjadinya transpor pasif, yaitu difusi dan osmosis. Proses terjadinya transpor pasif berbeda dengan transpor aktif.
Transpor aktif meliputi pompa ion natrium-kalium, endositosis, dan eksositosis.
Pompa Natrium-Kalium
Berbeda dengan difusi terbantu yang termasuk transpor pasif lantaran mengikuti gradien konsentrasi, maka transpor aktif ini bersifat melawan gradien konsentrasi.
Pada transpor aktif terjadi pemompaan molekul melewati membran dan melawan gradien konsentrasi. Pada transpor aktif diharapkan energi untuk melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif ini berfungsi memelihara konsentrasi molekul kecil dalam sel yang berbeda dengan konsentrasi molekul lingkungannya.
Sebagai pola ion K+ penting untuk mempertahankan aktivitas listrik di dalam sel saraf dan memacu transpor aktif zat-zat lain. Meskipun ion Na+ dan K+ sanggup melewati membran, lantaran kebutuhan akan ion K+ lebih tinggi maka diharapkan lagi pemasukan ion K+ ke dalam sel dan pengeluaran ion Na+ keluar sel.
Konsentrasi ion K+ di luar sel rendah, sedangkan di dalam sel tinggi. Sebaliknya, konsentrasi ion Na+ di dalam sel rendah dan di luar sel tinggi. Bila terjadi proses difusi, maka akan terjadi difusi ion K+ dari dalam sel ke luar, sedangkan difusi ion Na+ dari luar ke dalam sel.
Akan tetapi, yang terjadi bahwasanya bukanlah difusi lantaran pergerakan ion-ion itu melawan gradien kadar maka terjadi pemasukan ion K+ dan pengeluaran ion Na+ . Energi ATP diharapkan untuk melawan gradien kadar itu dengan derma protein yang ada dalam membran. Setiap pengeluaran 3 ion Na + dari dalam sel diimbangi dengan pemasukan 2 ion K+ dari luar sel. Oleh alasannya yaitu itu, proses ini disebut pompa natrium-kalium.
Endositosis dan Eksositosis
Endositosis dan eksositosis merupakan transpor yang memerlukan energi.
Endositosis merupakan proses masuknya senyawa melalui membran dengan cara pembungkusan senyawa dan cairan ekstraselular dengan pelekukan ke dalam sebagian membran.
Hal ini terjadi pada organisme uniselular dan sel darah putih.
Jika yang dimasukkan berupa senyawa padat disebut fagositosis, sedangkan kalau berupa larutan disebut pinositosis.
Eksositosis merupakan proses pengeluaran zat dari dalam sel keluar sel. Sekret terbungkus kantong membran yang selanjutnya melebar dan pecah.
Eksositosis terjadi pada beberapa sel kelenjar atau sel sekresi. Perhatikan sketsa eksositosis pada Gambar berikut.
Transport Aktif; Eksositosis |
Dalam bidang pertanian, pemahaman perihal transpor pasif (difusi dan osmosis) sangatlah penting.
Misalnya untuk menentukan takaran pupuk dan obat-obatan yang kondusif bagi tanaman. Jika takaran terlalu pekat, tumbuhan bisa mati lantaran terjadi plasmolisis.
Selain itu, dengan memahami transpor pasif, kita sanggup mengetahui bahwa macam zat yang diberikan pada tumbuhan sebagai nutrien hendaknya berupa ion-ion yang gampang masuk ke dalam sel-sel tanaman.
Zat-zat organik ibarat gula dan protein tidak akan masuk ke dalam sel tumbuhan lantaran membran sel impermeabel terhadap zat-zat tersebut. Zat-zat tersebut justru akan memicu plasmolisis dan balasannya mematikan tanaman. Sifat semipermeabel membran plasma menjadikan tumbuhan bisa menentukan zat-zat yang sanggup masuk ke dalam sel dan yang tidak.
Ya... Demikian klarifikasi mengenai Difusi dan Osmosis yang termasuk pada Transport Pasif. Dan Endositosis dan Eksositosis yang termasuk dalam transport aktif. Semoga cukup jelas.., tidak membingungkan dan Semoga bermanfaat...!
Selamat Belajar.. dan terus belajar...!
Sumber http://sekolah-matematika-sains.blogspot.com
Ya... Demikian klarifikasi mengenai Difusi dan Osmosis yang termasuk pada Transport Pasif. Dan Endositosis dan Eksositosis yang termasuk dalam transport aktif. Semoga cukup jelas.., tidak membingungkan dan Semoga bermanfaat...!
Selamat Belajar.. dan terus belajar...!
0 Response to "Pengertian Dan Perbedaan Difusi, Osmosis, Endositosis Dan Eksositosis"
Posting Komentar