iklan banner

√ 10 Cara Menasihati Anak Tanpa Menyakiti Atau Menggurui

Orang bau tanah terkadang merasa frustrasi ketika memberikan pesan yang tersirat pada anak. Orang bau tanah pastilah menyayangi anak-anaknya, ingin melindungi dan memberikan yang terbaik untuk mereka. Namun terkadang, anak berontak atau murka ketika diberi pesan yang tersirat oleh orang tua.


Perlu trik khusus semoga pesan yang tersirat orang bau tanah sanggup diterima oleh anak tanpa merasa terpaksa. Berikut ini 10 cara yang bisa digunakan orang bau tanah ketika menasihati anak-anak.


10 Cara Menasihati Anak yang Benar


1. Beri Nasihat Sesuai dengan Pertanyaan Mereka


Orang bau tanah terkadang merasa frustrasi ketika  √ 10 Cara Menasihati Anak Tanpa Menyakiti atau Menggurui

* sumber: evangelio.blog


Ketika anak meminta pesan yang tersirat atau saran pada Bunda atau Ayah, berilah pesan yang tersirat atau saran mengenai hal yang mereka tanyakan saja. Misalnya, kalau anak meminta pesan yang tersirat perihal kiprah sekolah yang harus dikerjakan, berilah pesan yang tersirat perihal kiprah sekolah itu saja. Hindari untuk ikut membantu menuntaskan kiprah sekolahnya.


Umumnya, belum dewasa ingin melaksanakan sesuatu sesuai dengan keinginannya. Yang beliau inginkan dari Bunda atau Ayah yakni memberikan pesan yang tersirat perihal kiprah sekolahnya. Dia tidak meminta pesan yang tersirat perihal bagaimana menuntaskan kiprah sekolahnya. Hal itu hanya akan menciptakan anak kehilangan kesenangan dalam menuntaskan kiprah sekolah.


Jika kesannya kiprah sekolah diselesaikan dengan cara yang diinginkan oleh Bunda atau Ayah, kiprah sekolah yang awalnya merupakan hal yang menyenangkan menjadi menyerupai sebuah pekerjaan. Nantinya, kalau beliau mempunyai kiprah lain dari sekolah, beliau tidak akan meminta pesan yang tersirat dari Bunda dan Ayah. Dia akan menjauh tiap kali ada kiprah yang ingin beliau kerjakan sesuai dengan keinginannya.


Perhatikan juga verbal wajahnya ketika berbicara. Jika ketika diberikan nasihat, beliau nampak bosan, Bunda atau Ayah harus tahu kapan berhenti bicara. Beri juga kesempatan untuk anak berbicara ketika berdiskusi perihal pertanyaan yang beliau ajukan. Jika anak lebih banyak diam, hentikanlah diskusi semoga diskusi itu tidak berakhir menjadi sebuah ajang memberi ceramah.


2. Jawab Pertanyaan dengan Pertanyaan


Orang bau tanah terkadang merasa frustrasi ketika  √ 10 Cara Menasihati Anak Tanpa Menyakiti atau Menggurui

* sumber: www.kiplinger.com


Mungkin belum dewasa akan tiba kepada Bunda atau Ayah untuk meminta nasihat. Namun ketahuilah, umumnya belum dewasa tahu apa yang mereka ingin lakukan sebelum mereka mendatangi Bunda atau Ayah. Perlu diingat bahwa memberikan balasan untuk pertanyaan mereka tidak akan membantu mereka alasannya yakni mereka tidak akan berguru menciptakan keputusan sendiri.


Contohnya, kalau anak bertanya apakah beliau harus mengikat rambutnya atau menggerainya, maka tanyakan padanya mana yang beliau lebih sukai. Bunda atau Ayah juga bisa ungkapkan sebuah candaan bahwa kalau orang bau tanah meminta anaknya menggunakan A, anak akan melaksanakan yang sebaliknya.


3. Ceritakan Tentang Apa yang Dilakukan Ayah atau Bunda


Orang bau tanah terkadang merasa frustrasi ketika  √ 10 Cara Menasihati Anak Tanpa Menyakiti atau Menggurui

* sumber: blog.chocchildrens.org


Daripada memberikan nasihat, cara terbaik untuk menolong anak Bunda dan Ayah semoga bisa menciptakan keputusan yang baik yakni dengan berbicara perihal bagaimana Bunda atau Ayah menciptakan keputusan. Ceritakan bagaimana perjuangan Bunda dan Ayah untuk menciptakan keputusan yang benar dalam suasana percakapan yang santai.


Misalnya, bicarakan bagaimana Bunda atau Ayah menciptakan keputusan di daerah kerja. Ceritakan bagaimana proses pembuatan keputusan tersebut. Apa yang menjadi dasar dari pengambilan keputusan dan bagaimana kesannya bisa tetapkan menentukan A atau B.


4. Pikirkan Manfaat dan Risiko dari Segala Tindakan


Orang bau tanah terkadang merasa frustrasi ketika  √ 10 Cara Menasihati Anak Tanpa Menyakiti atau Menggurui

* sumber: www.hksfp.com.au


Banyak buku dan artikel yang sudah menjelaskan ancaman dari perilaku orang bau tanah yang memproteksi anak secara berlebihan. Umumnya, apa yang dikatakan dalam buku dan artikel tersebut benar adanya. Ketika bermain, belum dewasa mengekspos dirinya terhadap ancaman secara alamiah dan adaptif.


Ketika anak memanjat pohon tinggi atau bermain skateboard di pegangan tangga, mereka sedang mengalami sensasi bahaya. Alam mendorong belum dewasa untuk melaksanakan hal-hal yang berbau ancaman tersebut untuk berguru menghadapi ancaman dan mengatasinya kalau mereka ingin menjadi orang sukses di masa depan nanti.


Alam memberkati belum dewasa dengan dorongan untuk terlibat dalam permainan yang berbahaya dan dengan logika sehat untuk mengetahui batas kemampuan mereka sendiri. Anak-anak mengukur sendiri kadar ancaman yang bisa mereka tangani dan itulah cara mereka mengatasi ancaman dan rasa takut yang akan mereka hadapi selama hidup mereka.


Kebanyakan rasa takut orang bau tanah akan anaknya tidak rasional, biasanya didorong oleh media. Misalnya, di lingkungan yang paling kondusif di Amerika masih terlihat orang bau tanah menunggu di halte bus alasannya yakni takut anaknya diculik. Peluang anak meninggal alasannya yakni kecelakaan ketika naik bus untuk jarak yang dekat, daripada berjalan bersama temannya, lebih besar daripada kemungkinan anak diculik.


Sebelum melarang sebuah acara alasannya yakni berbahaya, pikirkan perihal pertanyaan mengenai seberapa bahayakah acara itu, dan bandingkan ancaman tersebut dengan acara fisik, keahlian, rasa percaya diri, dan kontrol emosi, dan jangan lupa kesenangan, yang akan didapat oleh belum dewasa dengan terlibat dalam acara tersebut.


Pikirkan perihal akhir yang dihasilkan dari tindakan Anda dan hindari aliran pada belum dewasa bahwa mereka tidak mempunyai kompetensi untuk menciptakan keputusan sendiri atau untuk melaksanakan sesuatu sendiri tanpa pertolongan orang tua.


5. Hitung Sampai Sepuluh Sebelum Menasehati


Orang bau tanah terkadang merasa frustrasi ketika  √ 10 Cara Menasihati Anak Tanpa Menyakiti atau Menggurui

* sumber: www.medicalnewstoday.com


Bagi kebanyakan orang tua, memberikan pesan yang tersirat bersifat refleksif, impulsif. Orang bau tanah melakukannya tanpa memikirkan konsekuensinya. Pepatah usang untuk menghitung hingga sepuluh sebelum murka berhasil menunda amarah sehingga memberikan kesempatan untuk kita berpikir perihal pemicu dan pengendalian amarah.


Hal yang sama juga berlaku ketika memberi nasihat. Sebelum Bunda atau Ayah memberitahukan apa yang harus dilakukan anak ketika bertemu teman, apa yang harus digunakan ketika keluar rumah, harus makan apa, bagaimana anak harus bertingkah laris atau berbicara, hitunglah hingga sepuluh. Kemungkinan Bunda dan Ayah akan berpikir bahwa pesan yang tersirat itu tak akan berhasil atau tak penting.


Jika pesan yang tersirat itu dirasa penting, Bunda atau Ayah akan memberitahukannya pada anak. Namun, jeda 10 hitungan itu akan menuntun Bunda dan Ayah untuk memikirkan cara memberikan pesan yang tersirat yang baik dan beralasan daripada terkesan menyerupai sebuah perintah yang impulsif.


6. Tawarkan Ide Baru


Orang bau tanah terkadang merasa frustrasi ketika  √ 10 Cara Menasihati Anak Tanpa Menyakiti atau Menggurui

* sumber: www.esrb.org


Ketika memberikan nasihat, Bunda dan Ayah bisa menggunakan taktik baru, yaitu memberikan pandangan gres baru yang tidak mengikat. Biarkan anak tahu bahwa anak mungkin bisa mempunyai gagasan yang lebih baik dan beliau seharusnya hanya melaksanakan apa yang beliau rasa benar. Bicara secara singkat dan tak berbelit-belit, hindari berceramah. Bicaralah secara positif perihal solusi tanpa menghakimi.


7. Berikan Kata-kata yang Memotivasi


Orang bau tanah terkadang merasa frustrasi ketika  √ 10 Cara Menasihati Anak Tanpa Menyakiti atau Menggurui

* sumber: afamily.vn


Ketika belum dewasa kelihatan kebingungan atau putus asa, mereka akan kehilangan kepercayaan diri untuk mengutarakan solusinya sendiri. Bunda dan Ayah sanggup memberikan kata-kata yang mendorong atau memotivasi seperti, “Kamu tahu yang terbaik untukmu”, atau, “Kamu bisa mempercayai dirimu sendiri”.


Jika anak belum juga bisa menemukan solusi sesudah berpikir beberapa saat, tawarkan pandangan gres alternatif baru, dan akhiri dengan kata-kata seperti, “dan kau mungkin mempunyai pandangan gres yang lebih baik.”


8. Jadilah Teman Bukan Lawan


Orang bau tanah terkadang merasa frustrasi ketika  √ 10 Cara Menasihati Anak Tanpa Menyakiti atau Menggurui

* sumber: m.dailyhunt.in


Ketika hal yang Bunda atau Ayah percayai sebagai sesuatu yang lebih baik ternyata berbeda dengan apa yang anak percayai, bahkan sesudah Bunda dan Ayah benar-benar memikirkannya, cobalah untuk tidak menyebabkan perbedaan tersebut menjadi sebuah konfrontasi.


Cobalah untuk memahami apa yang diinginkan anak dan apa alasannya. Jadilah sahabat bukan lawan. Adopsi sudut pandang anak. Mungkin Bunda dan Ayah bisa membantu memikirkan cara semoga anak bisa mendapat apa yang diinginkannya tanpa anak harus mengalami risiko berbahaya yang dikhawatirkan oleh Bunda dan Ayah.


9. Hindari Mengatakan “Apa Bunda/Ayah bilang”


Orang bau tanah terkadang merasa frustrasi ketika  √ 10 Cara Menasihati Anak Tanpa Menyakiti atau Menggurui

* sumber: hopeforhurtingparents.wordpress.com


Adalah hal yang alami kalau orang bau tanah ingin melindungi anaknya dan terkadang sangat sulit untuk tidak menyampaikan “Apa Bunda/Ayah bilang” ketika anak melaksanakan kesalahan yang bersama-sama bisa dihindari.


Berikut ini referensi ungkapan yang lebih lembut untuk membantu anak memahami kesalahannya dan kembali ke jalan yang benar. Alih-alih mengatakan, “Sudah Bunda/Ayah bilang, kau harusnya periksa tasmu sebelum pergi”, coba katakan “Tadi tiba-tiba Bunda/Ayah ingat kamu. Kamu ingin sekali membawa krayon itu ke sekolah, jadi niscaya kau tak akan lupa menaruhnya di tas besok.” Lebih nyaman didengar, bukan?


10. Ingat! Anak Memiliki Kepribadian Sendiri, Bukan Cerminan Orang Tua


Orang bau tanah terkadang merasa frustrasi ketika  √ 10 Cara Menasihati Anak Tanpa Menyakiti atau Menggurui

* sumber: expertbeacon.com


Kita mengatakannya reproduksi, tapi ketika mempunyai anak, orang bau tanah tidak mereproduksi diri mereka sendiri. Bunda atau Ayah bahkan tidak mereproduksi sesuatu yang merupakan adonan dari Bunda dan Ayah. Karena fenomena genetika dari gen-gen yang saling-silang dan acak, tiap anak yang dikandung akan lahir sebagai insan gres yang benar-benar berbeda.


Tugas orang bau tanah untuk mencoba memahami insan gres tersebut dan membantunya sesuai dengan cara yang beliau inginkan. Orang bau tanah menciptakan kesalahan ketika mencoba membentuk anak menjadi replika dari diri orang tua, atau kalau orang bau tanah menganggap mereka sebagai ekstensi atau refleksi dari diri orang tua. Karena mereka berbeda maka prioritas dan kebutuhannya pun berbeda.


Bunda dan Ayah perlu membantu anak menjadi diri sendiri dan cobalah untuk tidak menyebabkan mereka menjadi Bunda atau Ayah atau menjadi  seseorang yang menciptakan Bunda dan Ayah terlihat lebih baik. Setidaknya, Anda sebagai orang bau tanah bisa membentuk huruf anak tanpa harus menjadikannya sama persis menyerupai Anda. Bingung cara membentuk huruf anak? Baca artikel 10 Cara Membentuk Karakter Anak ini.


Memberikan pesan yang tersirat pada anak tidaklah mudah. Bagi orang tua, berguru menahan diri yakni hal yang sulit tetapi hal itu yakni hal yang terbaik bagi anak. Orang bau tanah harus mendorong anak untuk berani mengambil keputusan. Menurutmu, dari semua cara di atas, manakah yang yang paling sulit untuk dilakukan?



Sumber https://bacaterus.com

0 Response to "√ 10 Cara Menasihati Anak Tanpa Menyakiti Atau Menggurui"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel