Cerpen Penyesalan Bukan Pada Awal, Namun Pada Akhir
CONTOH CERPEN SEDIH
Cerpen merupakan karya sastra yang memperlihatkan cerita perihal kehidupan insan beserta seluk beluknya lewat goresan pena pendek. Kali ini saya akan memperlihatkan sebuah teladan cerpen cinta yang berjudul Penyesalan Bukan Pada Awal, Namun Pada Akhir karya Andika Pratama Pasaribu.
Penyesalan Bukan Pada Awal, Namun Pada Akhir
Oleh : Andika Pratama Pasaribu
Bel bertenteng pada pukul 05.30 pagi WIB. Pertanda bahwa si muka koran hadir memberi inspirasinya. Suasana yang masih hambar tersebut dimanfaatkan Anto untuk membiayai istrinya yang usang sakit.dan tak kunjung sembuh.
Pukul 06.00 WIB, jemputan yang membawanya untuk pergi ke negeri bamboo tersebut kesudahannya tiba juga. Yah, Anto bekerja sebagai TKI untuk mengobati penyakit yang diderita oleh istrinya.
Tak menunggu usang lagi, ia segera berpamitan dengan itrinya.
"Mah, saya pamit dulu yah.. saya berjanji akan membuatmu terseyum lagi"
"papah jadi ingin pergi jauh lagi pah?" dengan bahasa yang sangat lirih terucap dari isrtinya.
"ia mah, nanti saya akan bilang ke Dodik untuk merawat mamah,"tak terucap sepatah katapun yang keluar dari mulut isrtinya. Hanya air mata yang membasahi tempat pipinya. Anto segerah menemui Dodik, anak satu - satunya. Setelah 25 tahun menikahi dengan istrinya untuk berpesan merawat ibunya yang sakit-sakitan itu.
Hanya terucap kata "Ya.. ya.. ya.."" saja yang terucap dari ekspresi Dodik . kerena sifatnya itulah, ibunya yang memikirkannya menjadi sakit. Mungkin alasannya yakni factor lingkungan jugalah yang menciptakan Dodik terdidik menjadi anak yang nakal. Dahulu, Anton dan keluarganya dikenal sebagai orang paling kaya di wilayahnya tersebut.
Dahulu, anton dan isrtinya yakni orang yang sangat sibuk. Anton yang mempuyai bisnis restaurant di tempat kemayoran tersebut. Dan istrinya yang bekerja sebagai karyawan swasta, tetapi mempuyai jabatan khusus di kantornya. karean kesibukannya itu, Dodik tumbuh menjadi anak yang bandel dan manja. Dia sudah mulai merokok dan parahnya lagi, ia pernah pulang subuh dalam keadaan mabuk berat.
Waktu sudah berjalan selama 1 setengah tahun, Anton juga belum pulang dari negeri tirai bamboo tersebut. sesudah lamanya ditinggal oleh Anton, istrinya makin parah penyakitnya,. Dodik pun jarang merawat ibunya yang sakit parah. Suatu ketika, ibunya memanggil anaknya satu-satunya tersebut.
"Dik, Dodik, kemari nak. Bantu ibu ya Nak.."
"Aapaan sih bu? Aku mau sama temen - temanku bu.."
"Tolong nak, belikan ibu obat di apotik pinggir jalan kencana ya..."disautnya tangan ibunya langsung. ia mengambil uang yang dipakai untuk membeli obat untuk ibunya.
Tak usang lalu , malah Dodik dijemput dengan temannya. Dia ingin membeli obat untuk ibunya, tetapi temanya tiba dan berteriak.
"Nanti ajalah Dod, keburu telat nih.. ayo.."
Tak pikir panjang lagi, dodik pun kesudahannya terpengaruhi dengan undangan sobat - temanya. ia pun pribadi pergi dengan mereka.
Sampai di tengah perjalan, ia melihat apotik. Hatinya pribadi terhentak. Dan ia ingat atas obat ibunya tersebut.
Setelah usang pergi, sekitar pukul 23.00 WIB, ia pulang dan melihat rumahnya begitu gelap. Setelah masuk ke rumah, ia bilang kepada ibunya bahwa,
"Mah.. mah.. mah.. mamah dimana?"
Tak ada bunyi sedikit pun. Lalu, ia melihat meja makan dan dilihatnya ibunya sedang tidur dengan bertutupkan tangan. Lalu, ian mengahampiri ibunya dan ibunya tampak pucat pasi dan dingin.
Sampai ia tahu, teryata ibunya sudah tidak beryawa lagi. Tampak wajah penyesalan di dalam wajah Dodik.
Sumber http://perpustakaanvikko.blogspot.com
"Mah, saya pamit dulu yah.. saya berjanji akan membuatmu terseyum lagi"
"papah jadi ingin pergi jauh lagi pah?" dengan bahasa yang sangat lirih terucap dari isrtinya.
"ia mah, nanti saya akan bilang ke Dodik untuk merawat mamah,"tak terucap sepatah katapun yang keluar dari mulut isrtinya. Hanya air mata yang membasahi tempat pipinya. Anto segerah menemui Dodik, anak satu - satunya. Setelah 25 tahun menikahi dengan istrinya untuk berpesan merawat ibunya yang sakit-sakitan itu.
Hanya terucap kata "Ya.. ya.. ya.."" saja yang terucap dari ekspresi Dodik . kerena sifatnya itulah, ibunya yang memikirkannya menjadi sakit. Mungkin alasannya yakni factor lingkungan jugalah yang menciptakan Dodik terdidik menjadi anak yang nakal. Dahulu, Anton dan keluarganya dikenal sebagai orang paling kaya di wilayahnya tersebut.
Dahulu, anton dan isrtinya yakni orang yang sangat sibuk. Anton yang mempuyai bisnis restaurant di tempat kemayoran tersebut. Dan istrinya yang bekerja sebagai karyawan swasta, tetapi mempuyai jabatan khusus di kantornya. karean kesibukannya itu, Dodik tumbuh menjadi anak yang bandel dan manja. Dia sudah mulai merokok dan parahnya lagi, ia pernah pulang subuh dalam keadaan mabuk berat.
Waktu sudah berjalan selama 1 setengah tahun, Anton juga belum pulang dari negeri tirai bamboo tersebut. sesudah lamanya ditinggal oleh Anton, istrinya makin parah penyakitnya,. Dodik pun jarang merawat ibunya yang sakit parah. Suatu ketika, ibunya memanggil anaknya satu-satunya tersebut.
"Dik, Dodik, kemari nak. Bantu ibu ya Nak.."
"Aapaan sih bu? Aku mau sama temen - temanku bu.."
"Tolong nak, belikan ibu obat di apotik pinggir jalan kencana ya..."disautnya tangan ibunya langsung. ia mengambil uang yang dipakai untuk membeli obat untuk ibunya.
Tak usang lalu , malah Dodik dijemput dengan temannya. Dia ingin membeli obat untuk ibunya, tetapi temanya tiba dan berteriak.
"Nanti ajalah Dod, keburu telat nih.. ayo.."
Tak pikir panjang lagi, dodik pun kesudahannya terpengaruhi dengan undangan sobat - temanya. ia pun pribadi pergi dengan mereka.
Sampai di tengah perjalan, ia melihat apotik. Hatinya pribadi terhentak. Dan ia ingat atas obat ibunya tersebut.
Setelah usang pergi, sekitar pukul 23.00 WIB, ia pulang dan melihat rumahnya begitu gelap. Setelah masuk ke rumah, ia bilang kepada ibunya bahwa,
"Mah.. mah.. mah.. mamah dimana?"
Tak ada bunyi sedikit pun. Lalu, ia melihat meja makan dan dilihatnya ibunya sedang tidur dengan bertutupkan tangan. Lalu, ian mengahampiri ibunya dan ibunya tampak pucat pasi dan dingin.
Sampai ia tahu, teryata ibunya sudah tidak beryawa lagi. Tampak wajah penyesalan di dalam wajah Dodik.

0 Response to "Cerpen Penyesalan Bukan Pada Awal, Namun Pada Akhir"
Posting Komentar