Cerpen Kerudung Hitam
Contoh Cerpen
Cerpen yaitu jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau kisah wacana insan dan seluk beluknya lewat goresan pena pendek. Pada artikel kali ini saya akan memperlihatkan sebuah pola cerpen fantasi yang berjudul kerudung hitam karya Deby Kenian Thian. Silakan meyiimak pola cerpen kerudung hitam.
Kerudung Hitam
Oleh : Deby Kenian Thian
Semilir waktu kian mengalir. Tak meghentikan langakahku untuk mencari sebiji beras dami memenuhi kebutuhan hidup di ibu kota ini. Langkahku terus melaju seiring jalannya waktu. kamera yang ku gantungkan di leherku sebagai satu-satnya alat untuk menunjang kerjaku. Memang, pekerjaanku tak seberapa. Tetapi, Mungkin cukup untuk sekedar kebutuhan sehari-hari. Sepanjang jalan ku tawari jasaku untuk memotret.
Entah mengapa, hari ini sungguh absurd sekali. Jalanan yang biasa ku lewati sepi. Dan cuaca tiba-tiba berubah. Angin berhembus dengan kencang diiringi oleh dedaunan kering dan debu. Awan menghitam dan mengeluarkan bunyi yang sangat keras.
"Duar..duarrr..duarrr.."
Suara yang menggelegar di telingaku ini. kurasa hari ini tak berpihak padaku. Akapun segera berlari menuju sebuah rumah dank untuk duduk di terasnya yang higienis dan beralaskna kayu itu.
Sambil ku duduk menunggu angin ribut berhenti, saya mengingat-ingat wacana rumah ini yang sepertnya asing bagiku. Di tengah lamunanku, bunyi pintu rumah terbuka dengan lebar. Lalu, muncul seorang perempuan berparas anggun dengan mengenakan kerudung berwarna hitam bermotif mawar. Aku pun terkejut dan berkata kepada perempuan tersebut.
"Maaf ya mbak, saya berteduh di halaman rumah anda. Sekali lagi saya inta maaf"
"Oh ia, ngaak apa-apa. Lagian hujan deras sekali."
Hatiku lega telah dipersilakan dan diterima untuk berteduh di halaman rumahnya. Kemudian saya berpikir mengapa tidak saya tawari saja jasa potretku ini. mungkin beliau menjadi pelangganku pertama pada hari yang tidak mendukung ini.
"Mbak, sambil menunggu hujan reda, saya mau menawari jasa saya untuk memotret anda. mungkin saja anda berminat."
"Wakh, kebetulakan sekali mas, saya berminat. bila begitu eksklusif saja mas. Tapi potretnya di dalam saja yah mas."
"oh iya mbak."
Aku pun dipersilakan masuk ke rumahnya.
"Tunggu sebentar ya mas." katanya lirih. Dengan mengambil sebuah beling dan membenarkan kerudungnya. Sambil menunggunya membenarkan kerudung hitamnya. Aku berpikir, begitu cantiknya perempuan ini. Sungguh mencerminkan perempuan yang muslimah.
"sudah siap mas.." perkataanya membuyarkan pikiranku.
"Oh iya.. iya mbak.."
Aku pun segera meyetel kameraku dan selanjutnya saya potret beliau dengan beberapa pose yang berbeda.
"Ini sudah mbak.."
"oh iya terima kasih mas. Kira-kira fotanya jadi kapan ya?" tanyanya.
"kira-kira nanti sore sudah jadi mbak .."
Lalu, ia pun mngeluarkan dompet dari saku belakangnya dan mengambol 4 lembar uang RP.50.000 dan memberikannya kepadaku. Aku pun bertanya kepada perempuan itu.
"Mbak apa ini tidak terlalu banyak? Satu lembar 50.000 saja sudah sangat cukup."
Ya anggap saja itu rejeki untuk mas." saya pun merasa bahagia alasannya uang itu sama saja saya memotret 4 orang. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada perempuan itu.
Melihat hujan sudah reda, saya pun berpamitan dan bergegas untuk menuju kantorku untuk mencetak photo gadis itu. Dengan rasa senang, saya pun berjalan cepat menuju kantorku. Sesampainya di kantor percetakanku, saya eksklusif melihat beberapa photo tadi. Tetapi, saya terkejut.
Tak ada satu pun terdapat photo gadis berkerudung hitam itu. Apa mungkin ini kesalahanku memotret? tapi gres kali ini saya gagal dalam memotret. Karena merasa bersalah, saya kembali ke rumah gadis itu. Sesampainya saya di depan rumahnya, saya mengetuk pintu rumah itu, terdengar langkah kecil dari dalam menghampiri pintu. Ternyata seorang anak kecil pria yang membuka pintu. Kemudian, saya bertanya kepadanya.
"Dek, mbaknya ada?"
"Mbak sedang pergi dari tadi."
"Kira-kira pulangnya kapan dek?"
"Kayaknya besok mas."
"Oh iya, makasih yah."
Lalu, ia menutup pintu dengan bunyi keras. Pikirku maklum sajalah karana beliau masih anak kecil.Tapi saya bingung, gres saja saya tiba tapi sejam kemudian gadis itu sudah pergi.
Keesokan harinya, saya bergegas ke rumah itu pagi-pagi dengan cita-cita ia tidak pergi-pergi. sesapinya disana, saya mengetuk pintu rumah itu. Dan, ketika ku ketuk terdengar bunyi langkah pelan. Nenek-nenek dengan wajah tidak suka akan kedatanganku.
"Nek, cucunya ada?" kataku
"Tidak ada" singkat dan jelas
Seperti ia sangat hambar kepadaku. Belum akibat saya berbicara, ia sudah menutup pintunya. Sepertinya saya sudah disuruh untuk pergi. apa daya saya harus kembali besok.
Keesok harinya lagi, saya berdiri kesiangan. Akhirnya saya bergegas pergi ke rumah gadis itu agak siangan menjelang dzuhur. Sesampai di sana, di depan pagar rumahnya ku langkahkan kakiku ke halaman rumahnya. Satu langkah berpijak, di tanah halaman itu, bubuk - bubuk meyelimuti rumah itu.
Rasanya rumah itu berbeda dari kemarin. Bagaikan rumah sepi tak berpenghuni. Bahkan, menyerupai rumah yang angker. Keberanianku diri mengetuk pintu itu, tapi ketika saya sedang mengetuk pintu, ada seorang berbicara dari belakang. Ternyata sesudah ku toleh ke belakang ia yaitu tetangga dari gadis itu.
"Ada urusan apa ya dek dirumah itu?" tanyanya
"Oh, ini saya mau menemui perempuan yang tinggal di rumah ini."
Wajah bapak itu tiba-tiba berubah. Lalu, ia menceritakan bahwa penghini rumah ini yaitu mbak fitri seorang gadis sholehah dan dikenal sebagai gadis baik kepada keluarganya yang telah meninggal 2 tahun lalu. Aku pun tercengang wacana hal itu.
"Apakah itu benar pak? Apa yang membuatnya meninggal?"
"Ia meniggal alasannya pembunuhan berantai. Hingga sekarang belum diketahui motif pembunuhnya?" ujarnya
Kemudian, saya bercerita kepada bapak tadi apa yang telah saya alami dengan insiden absurd ini. Lalu, ia pun tak mempercayainya. Tapi, saya yakinkan kepadanya dengan uang lembaran 50.000 darinya. Bapak itu pun juga tercengang atas ceritaku.
Hingga ketika ini gadis berkerudung hitam itu terus menjadi misteri di dalam benakku. Dan, uang itu yaitu saksi buta atas apa yang saya alami.
Sumber http://perpustakaanvikko.blogspot.com
Entah mengapa, hari ini sungguh absurd sekali. Jalanan yang biasa ku lewati sepi. Dan cuaca tiba-tiba berubah. Angin berhembus dengan kencang diiringi oleh dedaunan kering dan debu. Awan menghitam dan mengeluarkan bunyi yang sangat keras.
"Duar..duarrr..duarrr.."
Suara yang menggelegar di telingaku ini. kurasa hari ini tak berpihak padaku. Akapun segera berlari menuju sebuah rumah dank untuk duduk di terasnya yang higienis dan beralaskna kayu itu.
Sambil ku duduk menunggu angin ribut berhenti, saya mengingat-ingat wacana rumah ini yang sepertnya asing bagiku. Di tengah lamunanku, bunyi pintu rumah terbuka dengan lebar. Lalu, muncul seorang perempuan berparas anggun dengan mengenakan kerudung berwarna hitam bermotif mawar. Aku pun terkejut dan berkata kepada perempuan tersebut.
"Maaf ya mbak, saya berteduh di halaman rumah anda. Sekali lagi saya inta maaf"
"Oh ia, ngaak apa-apa. Lagian hujan deras sekali."
Hatiku lega telah dipersilakan dan diterima untuk berteduh di halaman rumahnya. Kemudian saya berpikir mengapa tidak saya tawari saja jasa potretku ini. mungkin beliau menjadi pelangganku pertama pada hari yang tidak mendukung ini.
"Mbak, sambil menunggu hujan reda, saya mau menawari jasa saya untuk memotret anda. mungkin saja anda berminat."
"Wakh, kebetulakan sekali mas, saya berminat. bila begitu eksklusif saja mas. Tapi potretnya di dalam saja yah mas."
"oh iya mbak."
Aku pun dipersilakan masuk ke rumahnya.
"Tunggu sebentar ya mas." katanya lirih. Dengan mengambil sebuah beling dan membenarkan kerudungnya. Sambil menunggunya membenarkan kerudung hitamnya. Aku berpikir, begitu cantiknya perempuan ini. Sungguh mencerminkan perempuan yang muslimah.
"sudah siap mas.." perkataanya membuyarkan pikiranku.
"Oh iya.. iya mbak.."
Aku pun segera meyetel kameraku dan selanjutnya saya potret beliau dengan beberapa pose yang berbeda.
"Ini sudah mbak.."
"oh iya terima kasih mas. Kira-kira fotanya jadi kapan ya?" tanyanya.
"kira-kira nanti sore sudah jadi mbak .."
Lalu, ia pun mngeluarkan dompet dari saku belakangnya dan mengambol 4 lembar uang RP.50.000 dan memberikannya kepadaku. Aku pun bertanya kepada perempuan itu.
"Mbak apa ini tidak terlalu banyak? Satu lembar 50.000 saja sudah sangat cukup."
Ya anggap saja itu rejeki untuk mas." saya pun merasa bahagia alasannya uang itu sama saja saya memotret 4 orang. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada perempuan itu.
Melihat hujan sudah reda, saya pun berpamitan dan bergegas untuk menuju kantorku untuk mencetak photo gadis itu. Dengan rasa senang, saya pun berjalan cepat menuju kantorku. Sesampainya di kantor percetakanku, saya eksklusif melihat beberapa photo tadi. Tetapi, saya terkejut.
Tak ada satu pun terdapat photo gadis berkerudung hitam itu. Apa mungkin ini kesalahanku memotret? tapi gres kali ini saya gagal dalam memotret. Karena merasa bersalah, saya kembali ke rumah gadis itu. Sesampainya saya di depan rumahnya, saya mengetuk pintu rumah itu, terdengar langkah kecil dari dalam menghampiri pintu. Ternyata seorang anak kecil pria yang membuka pintu. Kemudian, saya bertanya kepadanya.
"Dek, mbaknya ada?"
"Mbak sedang pergi dari tadi."
"Kira-kira pulangnya kapan dek?"
"Kayaknya besok mas."
"Oh iya, makasih yah."
Lalu, ia menutup pintu dengan bunyi keras. Pikirku maklum sajalah karana beliau masih anak kecil.Tapi saya bingung, gres saja saya tiba tapi sejam kemudian gadis itu sudah pergi.
Keesokan harinya, saya bergegas ke rumah itu pagi-pagi dengan cita-cita ia tidak pergi-pergi. sesapinya disana, saya mengetuk pintu rumah itu. Dan, ketika ku ketuk terdengar bunyi langkah pelan. Nenek-nenek dengan wajah tidak suka akan kedatanganku.
"Nek, cucunya ada?" kataku
"Tidak ada" singkat dan jelas
Seperti ia sangat hambar kepadaku. Belum akibat saya berbicara, ia sudah menutup pintunya. Sepertinya saya sudah disuruh untuk pergi. apa daya saya harus kembali besok.
Keesok harinya lagi, saya berdiri kesiangan. Akhirnya saya bergegas pergi ke rumah gadis itu agak siangan menjelang dzuhur. Sesampai di sana, di depan pagar rumahnya ku langkahkan kakiku ke halaman rumahnya. Satu langkah berpijak, di tanah halaman itu, bubuk - bubuk meyelimuti rumah itu.
Rasanya rumah itu berbeda dari kemarin. Bagaikan rumah sepi tak berpenghuni. Bahkan, menyerupai rumah yang angker. Keberanianku diri mengetuk pintu itu, tapi ketika saya sedang mengetuk pintu, ada seorang berbicara dari belakang. Ternyata sesudah ku toleh ke belakang ia yaitu tetangga dari gadis itu.
"Ada urusan apa ya dek dirumah itu?" tanyanya
"Oh, ini saya mau menemui perempuan yang tinggal di rumah ini."
Wajah bapak itu tiba-tiba berubah. Lalu, ia menceritakan bahwa penghini rumah ini yaitu mbak fitri seorang gadis sholehah dan dikenal sebagai gadis baik kepada keluarganya yang telah meninggal 2 tahun lalu. Aku pun tercengang wacana hal itu.
"Apakah itu benar pak? Apa yang membuatnya meninggal?"
"Ia meniggal alasannya pembunuhan berantai. Hingga sekarang belum diketahui motif pembunuhnya?" ujarnya
Kemudian, saya bercerita kepada bapak tadi apa yang telah saya alami dengan insiden absurd ini. Lalu, ia pun tak mempercayainya. Tapi, saya yakinkan kepadanya dengan uang lembaran 50.000 darinya. Bapak itu pun juga tercengang atas ceritaku.
Hingga ketika ini gadis berkerudung hitam itu terus menjadi misteri di dalam benakku. Dan, uang itu yaitu saksi buta atas apa yang saya alami.

0 Response to "Cerpen Kerudung Hitam"
Posting Komentar