iklan banner

Cerpen Beliau Kembali

 Cerpen ialah jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau dongeng perihal insan dan se Cerpen Dia kembali

Contoh Cerpen

Cerpen ialah jenis karya sastra yang memaparkan kisah atau dongeng perihal insan dan seluk beluknya lewat goresan pena pendek. Pada artikel kali ini saya akan menawarkan sebuah rujukan cerpen cinta yang berjudul Dia Kembali karya Nurisha Safira. Silakan meyiimak rujukan cerpen Dia Kembali.

Dia kembali
Oleh : Nurisha Safira

    Perkenalkan, namaku Riani. Aku memiliki teman bersahabat yang benama Olaf. Dia teman pria yang ku kenal semenjak SMP. Saat ini beliau berada jauh di Amerika ikut dengan ayahnya. Aku jarang sekali bertemu dengannya. Paling kalau kami saling rindu, kami hanya dapat berkomunikasi dengan media umum saja. Itu yang sering kami berdua lakukan. Pada dikala bulan Januari, Olaf memberitahuku untuk menyambutnya tiba ke Indonesia. Senangnya hatiku mendengar hal itu.
    Anehnya, hingga kini saya masih memendam rasa suka kepadanya. Tak tahu kenapa, bahkan hingga ia tidak meyadarinya. Pada pagi itu, saya bergegas ke bandara untuk meyambut kedatangan Olaf. Setelah menunggu lama, kesudahannya Olaf muncul dan saya semakin kagum dengan perubahanya yang sekarang. Dia terlihat tampan, tinggi, dan semyumnya yang selalu ku ingat.
    Aku meyapanya dan ia membalas sapaanku . Olaf memujiku dengan segala perubahanku sekarang. Aku hanya tersipu malu. Setelah itu, saya dan Olaf menuju kawasan caffe dimana kami sering mengobrol. Entah kenapa kami dulu kami sangat dekat. Bahkan banyak yang menerka bahwa kami pacaran. Tapi saya hanya dapat berharap itu.
    Saat kami tengah mengobrol, Olaf bertanya padaku
    "Hey Arini, bagaimana dengan sekolahmu? Meyenangkan ataukan meyebalkan?"
    Aku hanya menjawab seadanya saja.
    "Sangat meyenagkan Olaf, how about you?"
    "Kurang meyenagkan di sana, berbeda dengan Indonesia. Di sana lebih ketat peraturan. Dan, saya juga tidak punya teman untuk bermain menyerupai kini ini." kata Olaf
    Aku hanya tertawa kecil. Jam sudah menandakan pukul 17.30. Tak terasa saya sudah pergi dari pagi hingga petang. Malam itu Olaf menelphone ku untuk menemaininya minum kopi, Saat itu, saya mengahampiri Olaf yang sedang merenung.
Aku meyapanya..
    "Hai.. ada apa hingga kau meyuruhku tiba ke sini malam-malam?"
    Olaf meyuruhku duduk dan memesan minuman. Lalu, Olaf berkata
    "Maafkan saya Ri, menyuruhmu tiba malam-malam. Aku hanya bimbang dengan keadanku kini ini. Ayahku meyuruhku eksklusif pulang ke Amerika."
    Aku terkejut. Seolah rasanya menyerupai saya tertabrak oleh mobil-mobil. Aku membalas ucapan olaf dengan nada lirih.
    "Ta..ta..ta.. tapi kenapa begitu? kau barusan dateng ke sini. Apakah kau ada duduk kasus disana?"
    "Tidak ada Ri, namun ayahku menyuruhku untuk menggantikan posisinya dan menjodohkanku" kata Olaf dengan nada sedih.
    Yang tadinya saya merasa tertabrak oleh mobil, kini rasanya saya terlindas oleh truk besar.
    "Apa?" kataku dengan perasaan terkejut sekaligus marah
    "Aku pun tak mau semua itu terjadi, saya sudah mempuyai seorang yang lebih. Bahkan, saya tak tahu perempuan itu siapa?" kata Olaf
    Aku dengan perasaan ingin tahu, kemudian memberanikan diri bicara padanya.
    "Olaf, siapa yang kau maksud seseorang yang lebih itu?" kataku dengan perasaan curiga.
    "Kau akan mengetahuinya sendiri"
    kerena sudah sangat malam Olaf pun berpamitan kepaku dan eksklusif pergi meninggalkan ku.
    Tak terasa seminggu lagi ialah hari ulang tahunku. Orang tuaku pun masih belum meyadarinya. Olaf pun tidak ada kabar sama sekali semenjak kemarin malam bertemu denganku. Aku tidak tahu yang terjadi pada Olah dikala ini. Dan hari terus berlanjut dan saya pun terus memikirkan Olaf. Sehari lagi ialah hari ulang tahunku. Orang tuaku pun tangah sibuk dengan urusannya masing-masing.
    Yang masih saya pertanyakan ialah kemana Olaf selama ini? Apakah ia sudah kembali ke Amerika? Tetapi kenapa tidak memberitahuku? Pertanyaan itu sungguh membuatku gila.
    Malam pun tiba. Dan esok ialah ulang tahunku yang ke-25. Di dikala saya ingin tidur, saya mendengar bunyi "praakk..." dengan sangat keras. Aku pun memberanikan diri untuk memeriksanya dan keluar dari kamar tidurku. Karena seluruh ruangan sangat gelap saya pun tidak dapat melihat menyerupai haknya orang buta. Membuatku tak tahu arah kemana saya berjalan. Aku sangat berhati - hati dalam melangkah. Dengan meraba-raba saya mencari subuah alat penerangan. Setelah itu saya menemukan senter disalah satu lemari ruang keluarga dan saya eksklusif menyalakannya. Karena hanya memakai senter seluruh ruangan masih begitu gelap. Aku pun bergegas mencari tombol lampu untuk menerangi seluruh ruangan keluarga.
    Pada dikala saya sudah menemukan tombol lampu. ku mencicipi ada sesuatu yang bergerak di belakangku. Ketakutanku mulai bertambah hingga saya mencicipi gemetar diseluruh tubuhku. Bergegas saya menyalakan lampu dan tanpa pikir panjang lagi saya pun menoleh kebelakang. Namun, tidak ada apapun di belakang ku. Ketakutanku tambah menjadi-jadi.
    Aku pun masih memberanikan diri untuk mencari bunyi itu. Suluruh ruangan sudah ku periksa tinggal satu ruangan yang belum saya periksa yaitu halaman belakang rumah. Belum hingga di halaman belakang, ku lihat disana sangat terperinci benerang. Dengan rasa ingin tahu saya berjalan dengan sangat pelan. Seketika Olaf muncul di depanku dan membuatku terkejut seolah-olah jantungku copot.
    "Olaf..!!! kau membuatku terkejut!!!. Kenapa kau disini ditengah malam begini?" kataku
    "Maafkan saya Riani, saya tak bermaksud mengejutkanmu. Aku di sni sebab hari ini ialah hari ulang tahunmu kan? Dan maafkan aku, yang tak pernah memberi kabar sama sekali" kata Olaf dengan wajah merah padamnya.
    Aku yang tengah tersipu aib sekaligus terkejut sebab kedatangan Olaf yang tiba-tiba. Segerombolan orang mengejutkanku dengan subuah camilan anggun ulang tahun yang begitu besar. kejutanku bertambah sesudah Olaf yang tiba-tiba menawarkan subuah pelukan hangat,. Dan, beliau berkata lembut padaku.
    "Riani, kaulah perempuan yang kumaksud lebih itu. kaulah segalanya untukku."
    Aku pun mendengarnya setengah terharu dan senang. Akhirnya, Olaf kembali padaku sesudah sekian usang saya berpisah dengannya.         

Sumber http://perpustakaanvikko.blogspot.com

0 Response to "Cerpen Beliau Kembali"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel