Pembagian Naskah Media Pembelajaran, Tujuan Penggunaan Media, 2 Bentuk Naskah Media Pembelajaran, Dan 3 Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penulisan Naskah
Salam cerdas…..
PEMBAGIAN NASKAH MEDIA PEMBELAJARAN
Dalam proses pembelajaran, penggunaan media sangat diharapkan untuk membantu efektivitas dan efesiensi pengajaran. Oleh alasannya yaitu itu pemilihan media pengajaran yang tepat guna dan tepat sasaran sangat dibutuhkan, sehingga intinya penggunaan media pengajaran bertujuan untuk:
1. Memberi fasilitas kepada penerima didik untuk memahami bahan pelajaran.
2. Memberikan pengalaman berguru yang berbeda dan bervariasi.
3. Menumbuhkan perilaku dan keterampilan dalam penggunaan teknologi.
4. Menciptakan situasi berguru yang tidak gampang dilupakan.
Merujuk kepada tujuan penggunaan media dalam pembelajaran, maka penulisan naskah media pembelajaran juga harus mempunyai syarat-syarat tertentu untuk mencapai keefektivitasan dan keefesienan dalam proses pembelajaran. Penyajian bahan latih yang akan disajikan kepada penerima didik, sanggup disampaikan melalui media yang sesuai atau yang dipilih, sehingga bahan instruksional sanggup disampaikan melalui media tersebut. Materi tersebut perlu dituangkan dan goresan pena dan atau citra yang disebut dengan naskah kegiatan media.
Sebelum penulisan naskah dimulai, terlebih dahulu menuliskan treatment yang akan digunakan dalam penulisan naskah. Treatment adalah uraian berbentuk essai yang menggambarkan alur penyajian program yang akan disampaikan. Sebuah treatment yang baik selain memberi citra wacana urutan kegiatan juga menunjukkan citra suasana ataupun mood dari kegiatan media itu. Treatment ini biasanya digunakan oleh pemesan naskah atau penulis naskah dalam mencari kesesuaian pendapat alur penyajian media yang akan diproduksi. Setelah disetujui, treatment tersebut digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan naskah selanjutnya
Secara umum naskah sanggup dibedakan dalam dua bentuk naskah media pembelajaran, yaitu pertama, naskah media audio dan naskah audio visual, dan kedua, media berbasis cetakan. Pada media jenis audio dan audio visual, naskah dikatakan sebagai outline dari kegiatan media yang akan dibuat. Naskah merupakan pedoman tertulis yang berisi informasi dalam bentuk visual, grafis dan audio yang dijadikan contoh dalam pembuatan media. Sementara media berbasis cetakan, menulis naskah bekerjsama merupakan kegiatan menyusun media/prototype media itu sendiri, ibarat modul, dan buku ajar.
Naskah untuk kegiatan media perlu disusun, alasannya yaitu melalui naskah, tujuan pembelajaran dan bahan latih dituangkan dengan kemasan sesuai dengan jenis media, sehingga media yang dibentuk benar-benar sesuai dengan keperluan. Selain itu, naskah menjadi pedoman bagi pengguna dan terutama pembuat kegiatan dalam melaksanakan proses berguru mengajar yang memakai media pembelajaran, penulisan naskah media sangat diharapkan ibarat yang disebutkan diatas. Hal ini akan memudahkan para guru dalam mengelola dan memanfaatkan media sebagai sumber belajar. Disamping itu naskah juga berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam pembuatan naskah selanjutnya. Kurikulum dan tujuan bahan latih juga harus terdapat dalam penggunaan media, sehingga tidak mengurangi kesesuaian bahan latih dengan media dalam pemanfaatan waktu pembelajaran.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai mengemukakan bahwa, dalam penulisan naskah ada tiga faktor yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Penelitian atau observasi wacana keadaan target pendengar.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui keadaan target yang akan mendengarkan program. Keadaan ini mencakup;
a. Minat dan kebutuhan, bila seseorang merasa terpenuhi kebutuhannya maka, minatnya akan timbul, dan motivasinya akan bertambah.
b. Tingkat Pengetahuan, sasaran pendengar perlu diketahui terlebih dahulu rata-rata ,tingkat pengetahuan yang dimiliki sasaran.
c. Sikap (attitude) sasaran, hal ini mempunyai implikasi terhadap desain perencanaan suatu naskah untuk memenuhi kebutuhan sasaran.
d. Naskah yang baik akan selalu memperhatikan setiap perilaku sasarannya. Sikap target sanggup digolongkan berdasarkan jenisnya, yaitu:
e. Personal attitude, adalah apabila seseorang mempunyai perilaku percaya pada pemikiran yang parsiasif, yang menyebutkan bahwa sesuatu itu, lebih tepat berdasarkan pandangannya.
f. Interpersonal attitude, orang yang bersikap demikian akan melaksanakan hal yang sama dengan orang yang disukai dan bersahabat dengan mereka.
g. Intrapersonal attitude, orang yang demikian akan dipengaruhi oleh pertimbangan suatu konsep yang dianut atau yang dimilikinya.
h. Impersonal attitude, bilamana orang yang mempunyai perilaku terhadap sesuatu yang bisa memuaskannya dan menyenangkannya
i. Tingkah laris (behavior), tingkah laris dan corak kegiatan mereka akan mengarahkan pokok pembicaraan dan format penyajian kegiatan yang atraktif. Dalam hal ini perlu ditanyakan kebiasaan-kebiasaan sasaran.
2. Penentuan format yang sesuai dengan bahan dan kesenangan target pendengar.
Ada beberapa hal yang sanggup menentukan bentuk dan format dalam penulisan naskah atau faktor lain dalam menentukan naskah, yaitu:
a. Tujuan pengajaran, apa yang hendak dicapai oleh kegiatan media pengajaran, apakah dalam bentuk afektif, kognitif, dan psikomotor.
b. Tujuan untuk menarik minat atau membangkitkan daya apresiasi.
c. Bentuk laporan atau reportase dan info sanggup membangkitkan daya afektif, contohnya untuk tujuan propaganda.
Bentuk-bentuk yang sanggup digunakan atau yang sanggup dilakukan dalam penulisan naskah media pengajaran atau skrip program audio adalah:
1) Uraian dan ceramah, biasanya dipergunakan untuk mengantarkan saran, nasihat, dan informasi.
2) Berita, adalah bentuk terbaik yang digunakan untuk memberikan laporan mengenai peristiwa-peristiwa yang sedang melanda atau yang terjadi didaerah sasaran.
3) Laporan, merupakan bentuk penyajian yang paling baik apabila materinya sesuai dengan kebutuhan sasaran.
4) Reportase, dimaksudkan untuk menunjukkan laporan pribadi dari tempat insiden mengenai insiden penting yang dibutuhkan oleh target pendengar untuk diketahui.
5) Dialog atau monolog, merupakan bentuk yang dilakukan oleh beberapa pelaku dalam dialog, sedangkan monolog merupakan bentuk obrolan yang pelakunya hanya seorang.
6) Wawancara, bentuk ini bisa menunjukkan pengetahuan kepada target wacana duduk masalah yang dihadapi target lainnya.
7) Diskusi, yaitu kegiatan yang melibatkan pendengar untuk ikut berfikir dalam proses penyelesaian perbedaan pendapat, serta mengajak target untuk memahami pendapat dan gagasan orang lain.
8) Feature, bentuk ini untuk memperbincangkan satu kasus biar lebih mendalam.
9) Majalah udara, untuk memberikan informasi simpel yang diselingi dengan musik atau hiburan.
10) Sandiwara atau drama, biasanya untuk memberikan pesan-pesan penerangan, propaganda dan pendidikan, alasannya yaitu pesan yang terkandung didalamnya bisa disusun sedemikian rupa sehingga selain menunjukkan penerangan juga bersifat menghibur pendengar[8].
3. Pelaksanaan penulisan naskah.
Dalam menulis naskah atau skrip program audio, terlebih dahulu kita harus menciptakan garis besar jalannya isi naskah yang akan ditulis. Seperti yang disampaikan sebelumnya penulisan naskah ini dimaksudkan sebagai penuntun dalam proses perekaman suara.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada dikala kita akan menciptakan naskah kegiatan audio, diantaranya adalah:
a. Pesan harus relevan dengan karakteristik kelompok sasaran, tidak hanya satu atau bagi segelintir individu atau kelompok tertentu. Pesan hendaknya memperhatikan kepentingan bersama.
b. Persoalan adaftasi, menjadi hal terpenting alasannya yaitu sebuah pesan harus sesuai dengan karakteristik orang yang berbeda-beda
Bahasa yang digunakan pada komunikasi publik atau komunikasi masa sebaiknya hanya memakai bahasa yang sudah dikenal umum dan gampang untuk dipahami. Arif S. Sadiman mengemukakan bahwa, kalimat-kalimat yang digunakan dalam bahasa verbal diusahakan kalimat tunggal dan kalimat pendek sesuai bahasa sehari-hari. Bila terpaksa harus memakai bahasa sulit hendaknya diberi penjelasan, alasannya yaitu sekali mereka mendengarkan hal yang tidak dipahami maka target akan menurun minatnya, dan bila hal ini terjadi berulang-ulang, ia akan benar-benar merasa bahwa bahan tersebut bukan untuk dirinya.
Musik mungkin bisa dijadikan andalan untuk menarik perhatian siswa (pendengar). Karena musik menunjukkan nuansa yang hidup pada kegiatan audio kita sehingga para siswa pendengar tidak merasa bosan. Karena keberadaan musik sangat penting dalam kegiatan media audio, kita harus hati-hati dalam menentukan musik yang tepat. Daya konsentrasi orang remaja untuk mendengarkan berkisar antara 25 s/d 45 menit dan untuk bawah umur 15 s/d 25 menit. Oleh alasannya yaitu itu tidaklah bijaksana bila menciptakan kegiatan audio yang sangat panjang.
Demikian artikel tentang Pembagian Naskah Media Pembelajaran, Tujuan Penggunaan Media, 2 Bentuk Naskah Media Pembelajaran, dan 3 Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Penulisan Naskah, semoga berkah dan bermanfaat. Salam cerdas…..
0 Response to "Pembagian Naskah Media Pembelajaran, Tujuan Penggunaan Media, 2 Bentuk Naskah Media Pembelajaran, Dan 3 Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penulisan Naskah"
Posting Komentar