Dinamika Rotasi Benda Tegar Momen Inersia
gerak suatu benda menurut lintasannya dibedakan menjadi tiga, yaitu gerak lurus, gerak parabola, dan gerak melingkar. Pada gerak melingkar atau gerak rotasi, benda bergerak berputar pada porosnya. Perhatikan gambar di atas. Korsel gantung dikatakan melaksanakan gerak rotasi sebab lintasannya berbentuk bulat dan ada sumbu sebagai pusatnya. Bagaimana dengan dinamika gerak rotasi tersebut?
Gerak rotasi (melingkar) ialah gerakan pada bidang datar yang lintasannya berupa lingkaran. kita akan mempelajari bagaimana suatu benda sanggup berotasi dan apa yang menyebabkan. Oleh sebab itu, kita akan mengawali dengan pembahasan wacana pengertian momen gaya, momen inersia, dan momentum sudut pada gerak rotasi. Gerak Rotasi Benda Tegar ialah Gerak benda yang berputar terhadap suatu sumbu putar (poros) atau sumbu rotasi disebut gerak rotasi. Contoh gerak rotasi diantaranya: gerakan putaran bumi terhadap sumbunya, roda sepeda yang berputar, gerakan pintu yang berputar pada engselnya, dan masih banyak lagi. Perhatikan animasi berikut ini!
Gerak rotasi benda sanggup diamati dalam aneka macam insiden di lingkungan kalian. Bola yang menggelinding, gerak engsel pada pintu, gerakan katrol, sekrup, dan roda merupakan pola gerak rotasi benda. Sebagian besar gerak rotasi yang dialami benda tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada sesuatu yang menjadikan benda tersebut berotasi. Pada penggalan ini kalian akan mempelajari bagaimana sebuah benda sanggup berotasi dan apa yang menyebabkannya. Beberapa besaran yang berkaitan dengan dinamika rotasi ialah momen gaya, momen inersia, dan momentum sudut.
Momen Gaya (Torsi) Pada Gerak Rotasi
Penyebab gerak suatu benda ialah gaya. Pada gerak rotasi, sesuatu yang menjadikan benda untuk berotasi atau berputar disebut momen gaya atau torsi. Konsep torsi sanggup dilihat pada dikala kita membuka pintu. Cobalah membuka pintu dari penggalan yang akrab dengan engsel. Bagaimanakah gaya yang kalian keluarkan? Sekarang, cobalah kembali membuka pintu dari penggalan paling jauh dari engsel. Bandingkan gaya yang dibutuhkan antara dua perlakuan tersebut. Tentu saja membuka pintu dengan cara mendorong penggalan yang jauh dari engsel lebih gampang dibandingkan dengan mendorong penggalan yang akrab dari engsel.
Momen gaya didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dengan jarak titik ke garis kerja gaya pada arah tegak lurus. Benda sanggup melakukan gerak rotasi karena adanya momen gaya. Momen gaya timbul jawaban gaya yang bekerja pada benda tidak sempurna pada sentra massa.
maka besarnya momen gaya adalah:
τ = F.d = F.r sinθ
dengan:
τ = momen gaya (Nm)
F = gaya yang bekerja (N)
r = jarak atau lengan (m)
Momen gaya merupakan besaran vektor, sehingga
persamaan sanggup dinyatakan dalam bentuk:
τ = r × F
Momen gaya yang bekerja pada benda menjadikan benda berotasi.
Gambar diatas menunjukkan sebuah gaya F bekerja pada sebuah benda yang berpusat massa di O. Garis/kerja gaya berjarak d, secara tegak lurus dari sentra massa, sehingga benda akan berotasi ke kanan searah jarum jam. Jarak tegak lurus antara garis kerja gaya dengan titik sentra massa disebut lengan gaya atau lengan momen. Momen gaya didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya (F) dengan jarak lengan gaya (d).
Arah momen gaya dinyatakan oleh hukum tangan kanan. Bukalah telapak ajun kita dengan ibu jari terpisah dari keempat jari yang lain. Lengan gaya d sesuai dengan arah ibu jari, gaya F sesuai dengan arah keempat jari, dan arah torsi sesuai dengan arah membukanya telapak tangan.
Penentuan arah momen gaya dengan kaidah tangan kanan
Momen gaya τ menjadikan benda berotasi. Jika benda berotasi searah jarum jam, maka torsi yang bekerja pada benda bertanda positif. Sebaliknya, bila benda berotasi dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam, maka torsi penyebabnya bertanda negatif. Torsi-torsi yang sebidang sanggup dijumlahkan.
Apabila pada sebuah benda bekerja beberapa gaya, maka jumlah momennya sama dengan momen gaya dari resultan semua gaya yang bekerja pada benda tersebut. Secara matematis sanggup dituliskan menyerupai di bawah ini.
τO1 + τO2 +τO3 + ….
Rd atau ΣτO =
Rd
Momen Inersia Pada Gerak Rotasi
Momen inersia (kelembaman) suatu benda ialah ukuran kelembaman suatu benda untuk berputar terhadap porosnya. Nilai momen inersia suatu benda bergantung kepada bentuk benda dan letak sumbu putar benda tersebut.
Moment Inersia Gerak Rotasi
Misalkan kita mempunyai sebuah batang ringan (massa diabaikan) dengan panjang R. Salah satu ujung batang, yaitu titik P, ditetapkan sebagai poros rotasi. Pada ujung batang yang lain dihubungkan dengan sebuah partikel bermassa m. Jika sistem diputar terhadap poros P , sehingga partikel berotasi dengan kecepatan v, maka energi kinetik rotasi partikel sanggup ditulis sebagai berikut.
Momen inersia dilambangkan dengan I, satuannya dalam SI ialah kgm2. Nilai momen inersia sebuah partikel yang berotasi sanggup ditentukan dari hasil kali massa partikel dengan kuadrat jarak partikel tersebut dari titik sentra rotasi. Faktor m × R2 merupakan momen inersia titik terhadap sumbu putarnya. Secara matematis sanggup ditulis sebagai berikut.
I = m · R2
Keterangan:
I : momen inersia (kgm2)
R : jari-jari (m)
m : massa partikel atau titik (kg)
R : jari-jari (m)
m : massa partikel atau titik (kg)
Benda yang terdiri atas susunan partikel (titik), bila melakukan gerak rotasi memiliki momen inersia sama dengan hasil jumlah dari momen inersia partikel penyusunnya.
I
= Σ
mi x Ri2 = (m1 × R21) + (m2 × R22) + (m3 × R23) + …
Pada gambar berikut, dilukiskan momen inersia pada gerak rotasi berbagai benda tegar homogen.
Momen inersia pada gerak rotasi berbagai benda tegar homogen
Momentum Sudut Pada Gerak Rotasi
Pernahkah kita melihat orang bermain gasing? Mengapa gasing yang sedang berputar meskipun dalam keadaan miring tidak roboh? Pasti ada sesuatu yang menjadikan gasing tidak roboh. Setiap benda yang berputar mempunyai kecepatan sudut. Bagaimana kekerabatan antara momen inersia dan kecepatan sudut?
Titik A yang berotasi dengan sumbu O dan jari-jari R mempunyai momentum m × v.
Gambar di atas menunjukkan titik A yang berotasi dengan sumbu putar O. R ialah jarak antara O dan A. Selama berotasi titik A mempunyai momentum sebesar P = m × v.Hasil perkalian momentum dengan jarak R disebut momentum sudut, dan diberi notasi L.
L = P × R
L = m × v × R
L = m × ω × R × R
L = m × R2 × ω
L = m × v × R
L = m × ω × R × R
L = m × R2 × ω
Apabila momentum sudut dihubungkan dengan momen inersia, maka diperoleh persamaan sebagai berikut.
L = I × ω
Keterangan:
v : kecepatan linear (m/s)
L : momentum sudut (kg m2s–1)
m : massa partikel/tittik (kg)
R : jarak partikel ke sumbu putar (m)
ω : kecapatan sudut (rad/s)
I : momen inersia (kg m2)
L : momentum sudut (kg m2s–1)
m : massa partikel/tittik (kg)
R : jarak partikel ke sumbu putar (m)
ω : kecapatan sudut (rad/s)
I : momen inersia (kg m2)
Hubungan Antara Momen Gaya dan Percepatan Sudut
Gambar diatas menawarkan sebuah partikel dengan massa m berotasi membentuk bulat dengan jari-jari r jawaban dampak gaya tangensial F. Berdasarkan Hukum II Newton, maka:
Momen Kopel Pada Gerak Rotasi
Kopel ialah pasangan dua gaya sama besar dan berlawanan arah yang garis-garis kerjanya sejajar tetapi tidak berimpit.
Besarnya kopel dinyatakan dengan momen kopel (M), yaitu hasil perkalian salah satu gaya dengan jarak tegak lurus antara kedua gaya tersebut. Secra matematis sanggup ditulis sebagai berikut.
M = F × d
Keterangan:
M : momen kopel (Nm)
F : gaya (N)
d : jarak antargaya (m)
F : gaya (N)
d : jarak antargaya (m)
Pengaruh kopel pada suatu benda memungkinkan benda tersebut berotasi. Jika kopel berotasi searah jarum jam diberi nilai negatif (–), dan bila berlawanan dengan arah jarum jam diberi nilai positif (+).
Contoh kopel ialah gaya gaya yang bekerja pada jarum kompas di dalam medan magnetik bumi. Pada kutub utara dan kutub selatan jarum, bekerja gaya yang sama besar, tetapi arahnya berlawanan.
0 Response to "Dinamika Rotasi Benda Tegar Momen Inersia"
Posting Komentar