Contoh Makalah Filsafat Pendidikan Wacana Metode Filsafat Pendidikan Dalam Perspektif Pendidikan
Melanjutkan artikel sebelumnya perihal makalah fisikologi, untuk kesempatan ini saya akan membahas perihal makalah filsafat pendidikan yaitu metode perspektif filsafat pendidikan. Untuk mengefektifkan waktu pribadi saja simak penjelasannya dibawah ini;
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tidaklah berlebihan jikalau ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu minal maddah”, bahwa metode jauh lebih penting disbanding materi, lantaran sebaik apapun tujuan pendidikan, jikalau tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk sanggup tercapai dengan baik. Sebuah metode akan menghipnotis hingga tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak.. Oleh lantaran itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, diadaptasi dengan aneka macam faktor terkait, sehingga hasil pendidikan sanggup memuaskApa yang dilakukan Rasulullah SAW ketika memberikan wahyu Allah kepada para sahabatnya bisa kita teladani, lantaran Rasul saw. semenjak awal sudah mengimplementasikan metode pendidikan yang tepat terhadap para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang dia lakukan sangat akurat dalam memberikan fatwa Islam. Rasul saw. sangat memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami sanggup ditransfer dengan baik. Rasulullah saw. juga sangat memahami naluri dan kondisi setiap orang, sehingga dia bisa menyebabkan mereka suka cita, baik meterial maupun spiritual, dia senantiasa mengajak orang untuk mendekati Allah swt. dan syari’at-Nya.
B. Perumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam makalah ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Metode Pendidikan
Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata metode berasal dari dari dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui dan hodosberrti “jalan” atau“cara”[1]. Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan istilahthariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. [2]Sedangkan dalam bahasa Inggris metode disebut method yang berarti cara dalam bahasa Indonesia.[3]
Sedangkan berdasarkan terminologi (istilah) para hebat menawarkan definisi yang bermacam-macam perihal metode, terlebih jikalau metode itu sudah disandingkan dengan kata pendidikan atau pengajaran diantaranya :
- Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode yakni cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
- Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa metode yakni suatu pengetahuan perihal cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur.
- Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar yakni cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan akseptor didik pada ketika berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian metode mengajar merupaka alat untuk membuat proses pembelajaran.
- Omar Mohammad mendefinisikan bahwa metode mengajar bermakna segala kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, cirri-ciri perkembangan muridnya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan menolong murid-muridnya untuk mencapai proses berguru yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laris mereka.[4]
Berdasarkan definisi yang dikemukakan para hebat mengenai pengertian metode di atas, beberapa hal yang harus ada dalam metode yakni :
- Adanya tujuan yang hendak dicapai
- Adanya acara untuk mencapai tujuan
- Aktivitas itu terjadi ketika proses pembelaran berlangsung
- Adanya perubahan tingkah laris sehabis acara itu dilakukan.
Ada istilah lain yang dalam pendidikan yang mengandung makna berdekatan dengan metode, yaitu pendekatan dan teknik/strategi. Pendekatan merupakan pandangan falsafi terhadap subject matter yang harus diajarkan sanggup juga diartikan sebagai pedoman mengajar yang bersifat realistis/konseptual. Sedangkan teknik/strategi yakni siasat atau cara penyajian yang dikuasai pendidik dalam mengajar atau menyajikan materi pelajaran kepada akseptor didik di dalam kelas, supaya materi pelajaran sanggup dipahami dan dipakai dengan baik.
2.2. Macam-macam Metode Pendidikan
Sebagai ummat yang telah dianugerahi Allah Kitab AlQuran yang lengkap dengan petunjuk yang mencakup seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal sebaiknya memakai metode mengajar dalam pendidikan Islam yang prinsip dasarnya dari Al Qur’an dan Hadits. Diantara metode- metode tersebut adalah :
Metodologi mengajar yakni ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melaksanakan acara yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan akseptor didik untuk saling berinteraksi dalam melaksanakan suatu kegiatan sehingga proses berguru berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.
Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada ketika mengajar. Beberapa metode mengajar
1. Metode Ceramah
Metode ceramah yakni metode menawarkan uraian atau klarifikasi kepada sejumlah murid pada waktu dan daerah tertentu. Dengan kata lain metode ini yakni sebuah metode mengajar dengan memberikan informasi dan pengetahuan secara verbal kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato.
Kekurangan metode ini yakni :
a. Guru lebih aktif sedangkan murid pasif lantaran perhatian hanya terpusat pada guru saja.
b. Murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru, meskipun murid ada yang bersifat kritis lantaran guru dianggap selalu benar. Untuk bidang studi agama, metode ceramah ini masih tepat untuk dilaksanakan. Misalnya, untuk materi pelajaran akidah.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi yakni suatu cara mengajar dengan cara memecahkan problem yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.
Tujuan metode ini yakni :
a. Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa supaya berfikir kritis, mengeluarkan pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.
b. Mengambil suatu balasan actual atau satu rangkaian balasan yang didasarkan atas pertimbangan yang saksama
Macam-macam diskusi yaitu :
a. Diskusi informal
b. Diskusi formal
c. Diskusi panel
d. Diskusi simpusium
3. Metode Demonstrasi
Metode ini yakni metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melaksanakan sesutau kegiatan, baik secara pribadi maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.
Tujuan metode ini yakni memperjelas pengertian konsep atau suatu teori.
Diantara laba metode ini adalah
a. Perhatian anak sanggup dipusatkan dan titik berat yang dianggap penting sanggup diamati secara tajam.
b. Proses berguru anak akan semakin terarah lantaran perhatiannya akan lebih terpusat kepada apa yang didemonstrasikan.
c. Apabila anak terlibat aktif, maka mereka akan memperoleh pengalaman atau pengetahuan yang menempel pada jiwanya dan ini berkhasiat dalam pengembangan kecakapannya.
4. Metode Penugasan
Suatu cara mengajar dengan cara menawarkan sejumlah kiprah yang diberikan guru kepada murid dan adanya pertanggungjawaban terhadap hasilnya. Tugas tersebut sanggup berupa :
a. Mempelajari bab dari suatu teks buku.
b. Melaksanakan sesuatu yang tujuannya untuk melatih kecakapannya.
c. Melaksanakan eksperimen
d. Mengatasi suatu permasalahan tertentu
e. Melaksanakan suatu proyek
5. Metode Sosiodrama
Suatu cara mengajar dengan cara pementasan semacam drama atau sandiwara yang diperankan oleh sejumlah siswa dan dengan memakai naskah yang telah disiapkan terlebih dahulu.
Tujuan metode ini adalah
a. Melatih keterapilan social
b. Menghilangkan perasaan-perasaan aib dan renda diri
c. Mendidik dan menyebarkan kemampuan mengemukakan pendapat
d. Membiasakan diri untuk sanggup mendapatkan pendapat orang lain
6. Metode Latihan (drill)
Suatu cara mengajar yang dipakai dengan cara menawarkan latihan yang diberikan guru kepada murid supaya pengetahuan dan kecakapan terentu sanggup menjadi atau dikuasi oleh anak.
Tujuan dari metode ini adalah
a. Memberikan umpan balik (feedback) kepada guru untuk memperbaiki proses berguru mengajar
b. Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajr masing-masing anak didik
c. Menempatkan anak didik dalam situasi berguru mengajra yang tepat.
d. Anak sanggup mempergunakan daya berfikirnya semakin baik
e. Pengetahuan anak didik supaya semakin bertambah dari aneka macam segi.
Perikasaan latihan atau ulangan sanggup dilakukan dengan cara
a. Secara klasikal
b. Secara individu
c. Pencocokan dengan kunci balasan yang telah disediakan sebelumnya
7. Metode Kerja Kelompok
Kerja kelompok elompok itu ada dua macam
1) Kerja kelompok jangka pendek
Kelompok ini sanggup dilaksanakan dalam kelas dalam waktu yang singkat kurang lebih 20 menit.
2) Kerja kelompok jangka menengah
Dilaksanakan dalam beberapa hari lantaran adanya kiprah yang cukup memakan waktu yang agak panjang.
8. Metode Proyek
Metode mengajar dengan cara menawarkan bermacam-macam permasalahan dan anak didik bantu-membantu menghadapi problem tersebut dan memecahkannya secara bantu-membantu dengan mengikuti langkah-langkah secara ilmiah, logis, dan sistemastis. Metode ini disebut juga dengan metode pengajaran unit. Tujuan metode ini yakni untuk melatih anak didik supaya berfikir ilmiah, logis, dan sistematis.
9. Metode Karyawisata
Metode ini yakni cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu daerah atau objek yang bersejarah atau mempunyai nilai pengetahuan untuk mempelajari dan menelilti sesuatu.
10. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab yakni cara penyajian pelajaran dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi ada pula dari siswa kepada guru.
11. Metode Eksperimen
Suatu metode yang dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu terutama yang bersifat objektif, menyerupai ilmu pengetahuan alam, baik dilakukan di dalam/di luar kelas maupun dalam suatu laboratorum tertentuMetode pemahaman dan penalaran
12. Metode Kisah Atau Cerita
Merupakan suatu cara mengajar dengan cara meredaksikan kisah untuk memberikan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.
13. Metode Tutorial
Metode ini yakni cara mengajar dengan menawarkan pinjaman tutor. Setelah siswa diberikan materi ajar, kemudian siswa diminta untuk mempelajari materi latih tersebut.
14. Metode Perumpamaan
Suatu metode yang dipakai untuk mengungkapkan suatu sifat dan hakikat dari realitas sesuatu atau dengan cara menggambarkan seseuatu dengan seseuatu yang lain yang serupa.
15. Metode Suri Tauladan
Metode menajar dengan cara menawarkan pola dalam ucapan, perbuatan, atau tingkah laris yang baik dengan keinginan menumbuhkan hasrat bagi anak didik untuk menggandakan atau mengikutinya.
16. Metode Peringatan dan Pemberian Motivasi
Metode mendidik dengan cara menawarkan peringatan kepada anak perihal sesuatu dan menawarkan motivasi supaya mempunyai semangat dan keinginan untuk berguru dan mempelajari sesuatu.
17. Metode Praktek
Metode mendidik dengan menawarkan materi pendidikan baik memakai alat atau benda dengan keinginan anak didik mendapatkan kejelasan dan fasilitas dalam mempraktekan materi yang dimaksud.
18. Metode Pemberian Ampunan dan Bimbingan
Metode mengajar dengan cara menawarkan kesempatan kepada anak didik memperbaiki tingkah lakunya dan menyebarkan dirinya.
19. Metode Tulisan
Metode mendidik dengan cara penyajian karakter atau symbol apapun yang bertujuan untuk mengetahui segala sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui.
2.3 Urgensi Metode Pendidikan dalam Proses Pembelajaran
Makna metode pembelajaran dalam proses pendidikan Islam yaitu merupakan metode mempunyai kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan/materi pelajaran kepada akseptor didik dianggap lebih signifikan disbanding dengan materi sendiri. Sebuah adigum menyampaikan bahwa ‘al-Thariqat Ahamm Min al-Maddah” (metode jauh lebih penting disbanding materi), yakni sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh akseptor didik walaupun sebetulnya materi yag disampaikan sesungguh nya tidak terlalau menarik. Sebaliknya, materi yang cukup baik, lantaran disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu sendiri kurang sanggup dicerna oleh akseptor didik. Oleh lantaran itu penerapan metode yang tepat sangat menghipnotis pencapaian keberhasilan dalam proses berguru mengajar. Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien.
Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata : yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Arab metode disebut “Thariqat”, dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia, “metode” yakni : “Cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud” sehingga sanggup dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan materi pelajaran supaya tercapai tujuan pengajaran.
Metode, dalam bahasa Arab, di kenal dengan istilah Thariqat yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka taktik tersebut haruslah diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka perkembangan perilaku mental dan berkepribadian supaya akseptor didik mendapatkan materi latih dengan mudah, efektif dan gampang dicerna.
Secara harfiah “metodik” itu berasal dari kata “metode” (method). Metode berarti suatu cara kerja yang sistematik dan umum, menyerupai cara kerja ilmu pengetahuan. Ia merupakan balasan atas pertanyaan “Bagaimana”. Metodik(methodentik) sama artinya dengan metodologi, (methodology), yaitu suatu penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode-metode yang akan dipakai dalam penilitian.
Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapat tujuan pendidikan. Banyak orang yang menerjemahkan atau menyamakan pengertian “metode” dengan “cara”. Ini tidak seluruhnya salah. Memang metode sanggup juga diartikan dengan cara. Untuk mengetahui pengertian metode secara tepat, sanggup kita lihat penggunaan kata metode dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris ada kata way dan ada kata method. Dua kata ini sering diterjemahkan cara dalam bahasa Indonesia. Sebenarnya yang lebih layak diterjemahkan cara yakni kata way itu, bukan kata method.
Metode yakni istilah yang dipakai untuk mengungkapkan pengertian “cara yang paling tepat dalam melaksanakan sesuatu.” Ungkapan “paling tepat dan cepat” itulah yang membedakan method dan way (yang juga berarti cara) dalam bahasa Inggris.
Karena metode berarti cara yang paling tepat dan cepat, maka urutan kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah. Karena itulah suatu metode merupakan hasil eksperimen. Kita tahu, sesuatu konsep yang dieksperimenkan haruslah telah lulus uji teori, dengan kata lain suatu konsep yang telah diterima secara teoritis yang boleh dieksperimenkan.
Metode yakni “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran sanggup diartikan sebagai cara yang dipakai untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan aktual dan simpel untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang sanggup dipakai untuk mengimplementasikan taktik pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Metode mengajar yakni cara-cara menyajikan materi pelajaran kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Metode mengajar sanggup juga diartikan dengan cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan akseptor didik pada ketika berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian, metode mengajar merupakan alat untuk membuat proses pembelajaran.
Metode mengajar bisa juga dikatakan sebagai berikut :
Merupakan salah satu komponen daripadav proses pendidikan. Merupakan alat mencapai tujuan, yang didukungv oleh alat-alat bantu mengajar. Merupakan kebulatan dalam suatuv sistim pendidikan.
B. Urgensi Metode Pembelajaran
Metode merupakan hal yang sangat penting bagi akseptor didik. Metode pendidikan hampir sepenuhnya tergantung kepada kepentingan akseptor didik, para guru hanya bertindak sebagai motivator, stimulator, fasilitator, ataupun hanya sebagai instruktur. Upaya guru untuk menentukan metode yang tepat dalam mendidik akseptor didiknya harus diadaptasi dengan tuntutan dan karakteristik akseptor didiknya. Ia harus mengusahakan supaya pelajaran yang diberikan kepada akseptor didiknya gampang diterima.
Seorang guru dituntut supaya mempelajari aneka macam metode yang dipakai dalam mengajarkan suatu mata pelajaran, menyerupai bercerita, mendemostrasikan, mencobakan, memecahkan masalah, mendikusikan yang dipakai oleh hebat pendidikan Islam dari zaman dahulu hingga sekarang, dan mempelajari prinsip-prinsip metodologi dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Penggunaan metode dalam suatu mata pelajaran bisa lebih dari satu macam. Metode yang variatif sanggup membangkitkan motivasi berguru anak didik. Dalam pemilihan dan penggunaan sebuah metode harus mempertimbangkan aspek efektivitasnya dan relevansinya dengan materi yang disampaikan.
Penggunaan metode dalam suatu mata pelajaran bisa lebih dari satu macam. Metode yang variatif sanggup membangkitkan motivasi berguru anak didik. Dalam pemilihan dan penggunaan sebuah metode harus mempertimbangkan aspek efektivitasnya dan relevansinya dengan materi yang disampaikan.
Keberhasilan penggunaan suatu metode merupakan keberhasilan proses pembelajaran yang pada hasilnya berfungsi sebagai diterminasi kualitas pendidikan. Metode pengajaran haruslah sanggup dengan dilakukan dengan cepat dan efektif. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang sanggup dipahami murid secara sempurna. Dalam ilmu pendidikan sering juga dikatakan bahwa pengajaran yang tepat yakni pengajaran yang berfungsi pada murid. “Berfungsi” artinya menjadi milik murid, pengajaran itu membentuk dan menghipnotis pribadinya. Adapun pengajaran yang cepat yakni pengajaran yang tidak memerlukan waktu lama.
Apakah metode itu penting bagi setiap pengajaran? Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah kita berbincang-bincang perihal hakikat metodik itu. Setiap orang yang berkewajiban melaksanakan tugas, kepadanya dituntut supaya memangku kewajiban itu sepenuh tanggung jawab. Setiap kewajiban berisi tuga, dan setiap kiprah harus dilaksanakan. Suatu kiprah selesai dilaksanakan sehabis tujuan yang dituju petugas itu tercapai.
Pengajaran agama Islam yakni suatu kiprah yang sehabis itu barulah kita mengetahui garis temu antara kedua lingkaran tersebut mempunyai permasalahan yang berkembang, lantaran obyeknya, situasinya dan tugasnya berkembang pula. Metodik membuat si pelaksana kiprah atau guru sanggup mencapai tujuan dengan tepat dan cepat. Hasilnya sanggup diyakini, dan kalau perlu sanggup diperiksa kembali jalan pengajaran itu. Dengan menelusuri kembali jalan pengajaran itu kita sanggup menemukan kelemahan-kelemahan yang telah dilakukan dan dengan itu sanggup diperbaiki. Hal yang demikian tidak atau sukar dilakukan jikalau kita tidak mengikuti suatu metode yang tepat. Guru dituntut supaya menguasai metodik pengajaran, supaya materi pelajaran yang diajarkan sanggup diterima dan dicerna oleh siswa.
Sebuah adigum menyampaikan bahwa ‘al-Thariqat Ahamm Min al-Maddah” (metode jauh lebih penting disbanding materi), yakni sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh akseptor didik walaupun sebetulnya materi yag disampaikan sesungguh nya tidak terlalau menarik. Sebaliknya, materi yang cukup baik, lantaran disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu sendiri kurang sanggup dicerna oleh akseptor didik. Oleh lantaran itu penerapan metode yang tepat sangat menghipnotis pencapaian keberhasilan dalam proses berguru mengajar. Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien.
Sebuah adigum menyampaikan bahwa ‘al-Thariqat Ahamm Min al-Maddah” (metode jauh lebih penting disbanding materi), yakni sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh akseptor didik walaupun sebetulnya materi yag disampaikan sesungguh nya tidak terlalau menarik. Sebaliknya, materi yang cukup baik, lantaran disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu sendiri kurang sanggup dicerna oleh akseptor didik. Oleh lantaran itu penerapan metode yang tepat sangat menghipnotis pencapaian keberhasilan dalam proses berguru mengajar. Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien.
[1] Ramayulis dan Samsu Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya, Jakarta : Kalam mulia, 2009, halaman 209.
[2] Shalih Abd. Al Aziz, at tarbiyah wa thuriq al tadris, kairo, maarif, 119 H, hal. 196 dalam Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2008, hal. 2-3.
[3] John M Echol dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1995, hal. 379.
[4] Omar Mohammad, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1979, hal.553
0 Response to "Contoh Makalah Filsafat Pendidikan Wacana Metode Filsafat Pendidikan Dalam Perspektif Pendidikan"
Posting Komentar