iklan banner

Cognitive Behavioral Therapy (Cbt)

Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau Terapi Kognitif dan Perilaku merupakan salah satu pendekatan psikoterapi yang paling banyak diterapkan dan telah terbukti efektif dalam mengatasi banyak sekali gangguan, termasuk kecemasan dan depresi. Asumsi yang mendasari Cognitive Behavioral Therapy (CBT), terutama untuk kasus depresi yaitu bahwa gangguan emosional berasal dari distorsi (penyimpangan) dalam berpikir. Perbaikan dalam keadaan emosi hanya sanggup berlangsung usang apabila dicapai perubahan pola-pola berpikir selama proses terapi.
CBT ialah adonan dari terapi kognitif dan perilaku. Mereka sering digabungkan sebab bagaimana kita berperilaku sering mencerminkan bagaimana kita berpikir wacana hal-hal tertentu atau situasi. Penekanan pada aspek kognitif atau sikap terapi sanggup bervariasi, tergantung pada kondisi klien/pasien. Prinsip dasar dari CBT ialah bahwa cara kita berpikir dalam situasi tertentu menghipnotis bagaimana kita merasa secara emosional serta fisik, dan hal tersebut sanggup mengubah sikap kita.
Dobson (1988) merangkum terapi-terapi kogitif-behavioral menurut tiga proposisi fundamental:
1.      Aktifitas kognitif menghipnotis perilaku. Ada banyak bukti bahwa evaluasi kognitif wacana banyak sekali insiden sanggup memengaruhi respon terhadap kejadian-kejadian tersebut.
2.      Aktifitas kognitif sanggup dimonitor dan diubah. Diasumsikan bahwa para peneliti dan klinisi sanggup memperoleh susukan ke dan mengubah banyak sekali proses.
3.      Perubahan sikap yang diinginkan sanggup dipengaruhi melalui perubahan kognitif. Perubahan sikap tetap menjadi tujuan, tetapi mekanisme-mekanisme kognitif sanggup digunakan—dan bukan dengan memakai classical conditioning atau operant conditioning­—untuk mewujudkan perubahan.
            Tiga bentuk terapi kognitif-behavioral utama yang dikenal orang diantaranya: cognitive restructing therapies, yang diilustrasikan oleh Ellis dan Beck; coping skills therapies; dan problem-solving therapies. Kedua bentuk terapi yang disebutkan terakhir ini, sesuai namanya, menekankan pada cara-cara yang berhati-hati dan elaboratif atau meningkatkan keterampilan-keterampilan adaptif dan asertif dan memperluas kemampuan mengatasi masalah.
            Aspek kognitif dalam Cognitive Behavioral Therapy (CBT) antara lain mengubah cara berpikir, kepercayaan, sikap, asumsi, imajinasi dan memfasilitasi pasien/klien berguru mengenali dan mengubah kesalahan dalam aspek kognitif. Sedangkan aspek behavioral dalam Cognitive Behavioral Therapy (CBT) yaitu mengubah korelasi yang salah antara situasi permasalahan dengan kebiasaan mereaksi permasalahan, berguru mengubah perilaku, menenangkan pikiran dan tubuh sehingga merasa lebih baik, serta berpikir lebih jelas. Dengan demikian Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dibutuhkan berperan sebagai prosedur perlindungan supaya kecemasan dan depresi tidak mengancam, sebab pasien berguru mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan munculnya gangguan.
Cognitive Behavioral Therapy (CBT) berorientasi pada pemecahan problem dengan terapi yang dipusatkan pada keadaan “disini dan sekarang”, yang memandang individu sebagai pengambil keputusan penting wacana tujuan atau problem yang akan dipecahkan dalam proses terapi. Dengan cara tersebut, pasien sebagai kawan kerja terapis dalam mengatasi masalahnya dan dengan pemahaman yang memadai wacana teknik yang dipakai untuk mengatasi masalahnya.
Tujuan utama dalam teknik Cognitive Behavioral Therapy (CBT) adalah
  1. Membangkitkan pikiran-pikiran negative/berbahaya, obrolan internal atau bicara sendiri (self-talk), dan interpretasi terhadap kejadian-kejadian yang dialami. Pikiran-pikiran negative tersebut muncul secara otomatis, sering diluar kesadarann pasien, apabila menghadapi situasi stress atau mengingat insiden penting masa lalu. Distorsi kognitif tersebut menyebabkan perilaku maladaptive yang menambah berat masalahnya.
  2. Terapis bersama klien mengumpulkan bukti yang mendukung atau menyanggah interpretasi yang telah diambil. Oleh sebab pikiran otomatis sering didasarkan atas kesalahan logika, maka program Cognitive Behavioral Therapy (CBT) diarahkan untuk membantu pasien mengenali dan mengubah distorsi kognitif. Pasien dilatih mengenali pikirannya, dan mendorong untuk memakai keterampilan, menginterpretasikan secara lebih rasional terhadap struktur kognitif yang maladaptive.
  3. Menyusun desain eksperimen (Pekerjaan Rumah) untuk menguji validitas interpretasi dan menjaring data pemanis unjtuk diskusi di dalam proses terapi.
            CBT merupakan teknik pengobatan yang kuat, mengapa kuat?,  sebab CBT menggabungkan aspek ilmiah, filosofis, dan sikap menjadi satu pendekatan yang komprehensif untuk memahami dan mengatasi problem psikologis yang umum. Ketika kita menangani klien/pasien dengan problem (depresi, susah makan, mood yang berubah-ubah, skizofrenia, penyakit kronis, phobia dll) kita bisa menerapkan teknik CBT atau Cognitive Behavioral Therapy ini untuk menanganinya.

Referensi Bacaan:
D. Sundberg, Norman dkk, Clinical Psychology: Evolving Theory, Practice, and Research, Penerj. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto,  Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
candysweet-aina.blogspot.com/search?q=cognitive-behavioral-therapy

Sumber http://nadyanuraisyah.blogspot.com

0 Response to "Cognitive Behavioral Therapy (Cbt)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel