Cerpen Friendzone
Contoh Cerpen
Kali ini saya akan membagikan sebuah cerpen yang bertemakan pertemanan. Dengan judul dari dongeng pendek ini yakni Friendzone. Cerpen ini dibentuk oleh Nora Safitri.
Friendzone
Oleh : Nora Safitri
”Apalah arti mencinta kalau hanya akan membuahkan luka, tabrakan tajam yang menyayat hati, menjadikan darah yang mengalir deras dan sulit untuk di perban. Aku terluka di sini, tak seorangpun akan mengerti mengapa keluh kesah ini muncul tiba-tiba saja, bahkan saya sendiri pun kurang mengerti akan semua ini. Jika waktu sanggup ku putar lagi, mungkin saya tak ingin mengenal dia, tapi semua telah terjadi, saya mengenal beliau dan semua mengalir sejalan arus air, tapi ketika ini sehabis saya mengenal beliau dan terluka oleh nya, justru saya ingin berkata bahwa saya tak kan pernah meratapi perkenalan ini.Ingat "Aku tak pernah menyesal menyayangi mu, yang saya sesali mengapa tidak semenjak dulu mencintaimu"
“Sabrinaaa…. Dilarang termangu disini!” sentak Ariana mengagetkan ku
"apaan sih” protesku mengerutkan kening dan menjauh dari ariana
“mulai kumat nih penyakitnya” Ariana mengejar langkahku dan mengikutiku menuju perpustakaan.
Hari ini saya dan Ariana lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan. Aku dan Ariana semester empat, kami memang selalu bersama dari semester satu.Tak ada belakang layar diantara kami apapun itu,karna kami saling terbuka satu sama lain. Usai dari perpustakaan, kami melangkah menuju parkiran,saat nya untuk pulang. Seperti biasa, saya pulang bersama Ariana yang kebetulan rumah kami satu arah.
“duh..” saya merintih kesakitan ketika seorang laki-laki dari arah berlawanan menubruk ku
“aku minta maaf,aku tidak melihat jalan” permintaan maaf dari laki-laki itu yang terdengar tulus, menciptakan saya tak sungkan-sungkan untuk mendapatkan maaf nya.
“Iya tidak apa-apa kok” sahut ku kemudian saya dan ana melanjutkan langkah menuju parkiran.
“yang tadi itu kan anak gres pindahan dari Jakarta kan?” Ariana menanyakan sesuatu yang saya sendiri tidak mengetahuinya.
“sudah berapa usang kau kenal aku?” balik ku bertanya
“Hmm.. dari kita kecil sih,memang kenapa sa?” tanya Ariana galau dan wajah polosnya menciptakan saya hampir tertawa ngakak.
“Nah sudah kenal saya begitu lamanya tapi masih juga tidak tahu sifat saya sih,sejak kapan saya ingin tau info-info ibarat itu temanku tercintaa?Jadi mana saya tau itu anak pindahan dari mana”
Obrolanku dan Ariana terputus ketika kendaraan beroda empat ariana berhenti sempurna di depan rumah ku. Aku turun malambaikan tangan berpisah dan meneriaki temanku untuk berhati-hati di jalan.
Hari demi hari berlalu hingga jadinya saya berkenalan dengan laki-laki yang menabrakku kala itu. “Wisnu” itu nama yang disandangnya dari lahir hingga ketika ini. Awal perkenalan kami di perpustakaan, ketika itu saya sibuk mencari-cari buku pemikiran seminar,dan ternyata Wisnu yang melihat ku kebingungan pribadi menghampiriku dan berbaik hati membantuku mencarinya.Setelah setengah jam mencari buku itu,kami -Aku dan Wisnu- mengakhiri perkenalan di kantin,sekalian makan siang dan pulang.
"sa?"panggil Wisnu
"dalem Wisnu?"
"Nanti malam ada program tidak?"
"Tidak ada sih,ada apa memang?"
"Mau tidak kita liat film bareng?" Wisnu menghentikan mobilnya nya sempurna di depan rumahku
"Film apa memang"tanyaku
"Make me shudder“
"Bagus tidak filmnya?” saya tak pribadi mengiyakan seruan Wisnu
“itu film wacana hantu tapi konyol kok,aku jamin kau niscaya suka deh” yakinnya
“Oke, nanti jemput aja saya dirumah”
Malam itu kedekatan antara saya dan Wisnu semakin terlihat dan terasa,tak sedikit terdapat banyak persamaan antara kami.Semakin usang semua semakin berjalan mulus, saya dan Wisnu juga semakin dekat, ketika itu tak ada apa-apa antara kami,seperti halnya pertemananku dan Ariana. Sesekali kami jalan-jalan bertiga bersama Ariana,terlihat kompak dan rasanya ingin menghabiskan waktu bertiga saja.Aku merasa hidupku lebih senang ketika kehadiran Wisnu, penuh canda tawa yakni gaya kami ketika ini,seperti tak ada dilema yang harus dipikirkan walaupun memang ada masalah, bukan tidak memikirkan tapi kami akal-akalan saja tidak memikirkannya.
Sudah hampir tiga bulan ini korelasi saya dan wisnu semakin dekat, ketika itu yakni saat-saat dimana saya mulai merasa nyaman berada disampingnya, merasa damai akan sesuatu. Suatu malam ketika kami jalan,tidak tau kenapa tiba-tiba saja Wisnu menggenggam erat tanganku,aku mencicipi nyaman dan ketenangan ketika itu. Aku merasa bahwa ada sesuatu yang terjadi pada ku, tapi Aku rasa itu hanya sebatas perasaan kekagumanku atas sesuatu yang dimilikinya, ternyata saya salah. Yang saya tahu, sebuah kekaguman itu tak kan berlangsung lama, tapi perasaan ini semakin hari semakin bertambah dan semakin terasa aneh. Aku berusaha menutupi apa yang ku rasakan, hanya sahabatku Ariana yang tahu wacana semua ini.
“mungkin kau mulai menyadari perasaanmu dengan Wisnu "Ucap Ariana memulainya.
“Entahlah saya galau memahami perasaanku ini”
Keesokan harinya, kami bertiga duduk di taman kampus mengerjakan kiprah mata kuliah Administrasi Negara. Aku terlalu asik mengerjakannya, sementara itu Ariana dan Wisnu sibuk tertawa terbahak-bahak,entah apa yang mereka bicarakan tiba-tiba saja mereka tertawa terbahak-bahak. Tiba-tiba ponsel Wisnu berdering, sebuah panggilan dari seberang yang menciptakan Wisnu meletakkan jari nya di bibir kearah kami menunjukan kami harus membisu sesaat.
“Hallo?"
“Oh begitu,iya sayang nanti saya jemput kok” kelanjutan dialog Ariana menciptakan saya dan Ariana membelalakkan mata dan benar-benar terdiam.
“aku pulang duluan ya?” lanjut Wisnu pamit pada kami ketika ia telah menutup ponselnya.
"Emhh,iya.Hati-hati ya?"Ucapku
Sejak hari itu saya dan Ariana mengetahui bahwa ternyata Wisnu telah mempunyai kekasih,aku tak tahu ternyata kedekatan saya dan Wisnu sebatas sahabat biasa saja dimatanya.Walaupun Wisnu telah mempunyai Kekasih,namun perhatiannya padaku menciptakan saya bingung. Dia sosok laki-laki yang menarik, kelembutan yang tersimpan didalam dirinya menciptakan saya merasa nyaman.Terutama ketika saya membutuhkan sahabat untuk menemaniku mencari tugas,Wisnu pun tidak sungkan utnuk tiba ke rumah dan menemaniku.Kini,aku semakin mencicipi sesuatu yang aneh, yang mulai merasuki pikiranku wacana dia.Setiap hari saya selalu memikirkan Wisnu.Aku tak tahu apa yang harus saya lakukan dengan keadaan ibarat ini, saya tahu beliau mempunyai seorang kekasih, dan saya juga tahu bahwa saya bukan lah apa-apa untuk nya.Hanya teman,ya hanya sekedar teman.
“Sa, kalau kau suka sama dia, jujur saja lah sama beliau walaupun kejujuran kau tidak merubah status hubungannya, yang pentingkan kau sudah mengungkapkannya.Benar bukan?”
Itu pesan Ariana yang menciptakan saya bimbang dan galau harus mengatakannya atau tidak.Jika saya mengatakannya saya takut Wisnu malah menjauh dariku. Malam itu,aku mencicipi lagi getaran didada yang menciptakan saya tak sanggup melelapkan mata untuk tidur.Aku terus pandangi bulan dan bintang berharap mereka mau menyampaikan sesuatu pada ku. Waktu terus berlalu hingga matahari terbit, saya masih duduk terdiam.Saat itu saya putuskan untuk mencari tahu sesuatu, kali ini saya akan melakukannya walaupun nantinya hatiku akan sakit.
“Wisnu?"ucapku membuka pembicaraan ketika saya dan Wisnu di kantin.
"iya sa?"
"Kemarin yang telfon kau itu kekasihmu ya?"
"Iya,hehehe.Kenapa sa?"
"sudah berapa usang kau pacaran?"
"Hmmm.. sekitar tiga tahun mungkin”
“Wow..Kamu benar-benar sayang beliau ya?” lanjut ku penasaran.
“bukan sayang lagi,dia itu segala-galanya untukku,apalagi keluarga ku dengan keluarganya sudah saling mengenal” Wisnu terlalu bersemangat mengungkapnya, menciptakan tenggorokan ku kering dan bibir ini menjadi kaku untuk bertanya lagi
“Sa?kok jadi diam?aku salah bicara ya?”sambung Wisnu melihatku terdiam.
“hehe tidak kok,aku hanya membayangkan betapa bahagianya kalian,aku ke toilet dulu ya”
Tanpa berpikir panjang,aku pribadi berdiri meninggalkan Wisnu.Dan ku katakan padanya bahwa saya ingin ke toilet.Akupun pribadi menuju kelas dan duduk disamping Ariana.Aku bersandar di pundak Ariana, tak ada sepatah katapun keluar dari bibirku.Aku hanya sanggup membisu dan memikirkan kejadian ketika di kantin.Entah kenapa dadaku terasa sesak ibarat susah untuk bernafas,aku terus saja merintih di pundak Ariana hingga waktunya pulang.Sepanjang perjalanan pulang saya masih terdiam, Ariana pun tahu keadaanku tak memungkinkan untuk menjawab pertanyaan yang akan di lontarkannya, karna itu beliau pun hanya sanggup membisu mengikuti suasana yang terjadi.
Sejak kejadian itu lah saya mulai menahan rasa cintaku pada Wisnu,walaupun beliau masih melontarkan perhatiannya pada ku namun saya berusaha biasa saja dan menganggap perhatian sebatas sahabat saja.Studi berakhir,kali ini Wisnu tidak membawa mobil,ternyata beliau di jemput dengan seorang perempuan manis memakai motornya,sangat manis berdasarkan ku.Dari kejauhan terlihat Wisnu mendekati gadis itu,Wisnu mengambil alih mengendarai.Pandangan Ariana pribadi beralih pada ku, saya tahu bahwa Ariana khawatir pada ku. Aku tersenyum, akal-akalan santai menanggapi apa yang terjadi.
“ya Tuhan kuatkanlah aku”batinku
Sakit.Hanya itu yang kurasakan ketika ini.Entah mengapa saya merasa kehilangan sesuatu yang berharga dalam diri ku, saya merasa tak ada lagi yang sanggup menciptakan saya ibarat ini, merasa damai ketika didekatnya. Aku tak pernah mencicipi perasaan ibarat ini sebelumnya. Hari-hari yang ku lalui mulai suram,rasa nya kesenangan ku telah direnggut begitu saja.Sebenarnya bukan beliau yang salah, melainkan saya sendiri lah yang salah menempatkan perasaan ini dan terlalu mengharapnya. Harusnya saya terbangun dari mimpi indah itu ketika saya mulai menyadari siapa saya dan siapa dia. Harusnya saya sadar bahwa tidak mungkin saya sanggup mempunyai beliau seutuhnya.Karna beliau hanya menganggapku sebagai teman. Sumber http://perpustakaanvikko.blogspot.com
0 Response to "Cerpen Friendzone"
Posting Komentar