iklan banner

Perkembangan Islam Di Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Islam Samudera Pasai gres bangun pada era ke-13. Pendiri kerajaan Islam ini ialah Sultan Malik Al-Saleh yang meninggal pada tahun 1297.

Menurut hasil penelitian GP. Rauffer, seorang ilmuwan dari Belanda, Pasai mula-mula terletak di sebelah kanan sungai Pasai, sedangkan Samudera berada di sebelah kirinya. Lama-kelamaan, Samudera dan Pasai menjadi satu dan membentuk sebuah kerajaan, yaitu Kerajaan Samudera Pasai.

Samudera Pasai berada di daerah Selat Malaka, pada jalur perhubungan yang ramai antara Arab, India, dan Cina. Kerajaan itu telah populer pada era ke-13 sebagai sentra perdagangan di daerah tersebut.

Kerajaan Smaudwera Pasai hanya sedikit memiliki daerah pertanian, yang berada di sepanjang bantaran Sungai Pasai dan Peusangan. Di situ terdapat kampung-kampung (meusanah-meusanah) yang merupakan unit-unit pemerintahan terkecil.

Karena kebesarannya, Kerajaan Samudera Pasai bergerak pula dalam penyebaran Islam di wilayah-wilayah lainnya di Nusantara, di antaranya ke Minangkabau, Palembang, Jambi, Malaka, dan Jawa.

Setelah Sultan Malik-Al-Saleh wafat, ia digantikan oleh putranya yang berjulukan Sultan Muhammad. Sultan Muhammad lebih dikenal dengan gelar Malik-Al-Tahir. Ia memewrintah Samudera Pasai hingga tahun 1326 dan kemudian digantikan oleh Sultan Ahmad. Ia pun memakai gelar yang sama, yaitu Malik-Al-Tahir.

Ketika memerintah, kerajaannya menerima kunjungan dari Ibnu Battuta, seorang pengembara asal Maroko utusan Sultan Delhi di India pada tahun 1345. Berdasarkan catatan perjalanan Ibnu Battuta, diketahui bahwa Samudera Pasai merupakan kesultanan dagang yang maju.

Selama di Samudera Pasai Ibnu Battuta telah berjumpa dengan tiga orang ulama terkenal, yaitu Amir Dawlasa dari Delhi India, Kadi Amir Said dari Shiraz dan Tajudin dari Isfahan. Sultan Samudera Pasai sangat suka berdiskusi mengenai masalah-masalah agama dengan ualama-ulama tersebut.

Banyak tokoh dan para hebat dari aneka macam disiplin pengetahuan yang tiba dari luar Nusantara, ibarat dari Persia (yang menjadi wilayah kekuasaan Khalifah Abbasiyah) yang membantu kerajaan Islam Samudera Pasai. Maka sanggup diperkirakan sistem pemerintahan Samudera Pasai mengikuti sistem pemerintahan Khalifah Abbasiyah.

Untuk mempererat hubungan dengan kerajaan-kerajaan yang berada di bawah kekuasaan Samudera Pasai ditempuh pula lewat jalan perkawinan. Maka terjadilah perkawinan antara putri Perlak dengan Sultan Smudera Pasai, sedangkan Raja Malaka yang pertama Parameswara mempersunting puteri Pasai.

Perkembangan hubungan Samudera Pasai dan Malaka

Dengan perkawinan tersebut, maka hubungan antara Malaka dengan Samudera Pasai meningkat dalam aneka macam bidang. Dalam perkembangannya, kesultanan Samudera Pasai memperoleh kemajuan pesat dalam beberapa hal, terutama perdagangan, alasannya ialah hal-hal berikut :
  1. Kerajaan Sriwijaya mulai melemah kekuasaannya.
  2. Samudera Pasai terletak di tepi Selat Malaka yang menjadi pintu gerbang kemudian lintas perdagangan internasional.

Pada era ke-14 Samudera Pasai berhasil mengangkat diri sebagai salah satu sentra studi agama Islam. Di kerajaan ini berkumpul ulama-ulama dari aneka macam negeri Islam di dunia untuk mendiskusikan problem keduniawian dan keagamaan.

Baca juga tumpuan lain mengenai kerajaan ini di artikel sejarah : Kerajaan Samudera Pasai

Akan tetapi, menjelang era ke 14, Samudera Pasai iliputi suasana kekacauan dan kudeta sejak Kesultanan Aceh Darussalam bangun tahun 1524. Pada era kebesaran dan peranan Kesultanan Samudera Pasai pun tenggelam. Bersamaan dengan itu, muncullah Kesultanan Malaka di sebelah timur kerajaan ini.

Sumber http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com

0 Response to "Perkembangan Islam Di Kerajaan Samudera Pasai"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel