iklan banner

5 Hal Menemukan Jejak Sejarah Indonesia



5 hal menemukan jejak sejarah Indonesia - Sejarah merupakan suatu insiden atau insiden yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan manusia. Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau itu tentu meninggalkan jejak-jejak sejarah biar insiden itu sanggup diketahui atau disampaikan kepada generasi berikutnya.

Namun, menemukan jejak-jejak sejarah masa lampau itu ialah pekerjaan yang tidak mudah, lantaran insiden itu telah terjadi ratusan bahkan ribuan tahun silam, dimana masyarakatnya belum mengenal tulisan. Meski demikian, terdapat 5 hal yang sanggup membantu menemukan jejak-jejak sejarah yang terjadi pada masa lampau, yaitu : folklore, mitologi, legenda, upacara, dan lagu-lagu kawasan Indonesia.

Bagan jejak sejarah Indonesia

 Sejarah merupakan suatu insiden atau insiden yang telah terjadi pada masa lampau dalam 5 hal menemukan jejak sejarah Indonesia
Bagan jejak sejarah Indonesia

Dari 5 hal yang sanggup menelusuri jejak sejarah Indonesia tersebut diulas sebagai berikut :

Folklore

Salah satu upaya yang ditempuh para jago sejarah dalam mencari dan menemukan jejak-jejak sejarah masa lampau ialah melalui folklore. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, Balai Pustaka, tahun 1990), folklore ialah adat-istiadat tradisional dan dongeng rakyat yang diwariskan secara turun-temurun, tetapi tidak dibukukan.

Oleh lantaran itu, folklore sanggup dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu folklore lisan dan folklore nonlisan. Adapun yang dimaksud folklore lisan dan folklore nonlisan ialah sebagai berikut :
  • Folklore lisan ialah folklore yang diciptakan, disebarluaskan dan diwariskan dalam bentuk lisan, ibarat bahasa, teka-teki, puisi rakyat, dan sebagainya.
  • Folklore nonlisan ialah folklore yang diciptakan, disebarluaskan dan diwariskan tidak dalam bentuk lisan, tetapi dalam bentuk benda-benda hasil kebudayaan manusia.
Diantara folklore nonlisan ialah arsitektur rakyat, kerajinan tangan, pakaian dan embel-embel tradisional, obat-obatan tradisional, dan sebagainya.

Folklore lisan

Bahasa rakyat
Bahasa rakyat ialah bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi di antara rakyat dalam suatu masyarakat, atau bahasa yang dijadikan sebagai sarana pergaulan dalam hidup sehari-hari. Bahasa tersebut hanya digunakan di kalangan rakyat. Bahkan, bahasa rakyat itu sangat berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh kaum aristokrat atau golongan masyarakat yang tinggal di lingkungan istana (keraton).

Bahasa rakyat berbeda-beda antarkelompok masyarakat. Di Indonesia terdapat bermacam-macam bahasa rakyat, contohnya bahasa Batak (Sumatra Utara), bahasa Melayu (Sumatra Barat, Bengkulu, Riu), Bahasa Sunda (Jawa Barat dan Banten), Bahasa Betawi (Jakarta), bahasa Jawa (Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta), bahasa Dayak (Kalimantan), bahasa Bugis (Sulawesi Selatan), bahasa Ambon (Maluku), bahasa Asmad dan Dani (Papua), bahasa Bali (Bali), bahasa Manggarai (Flores Barat).

Namun, bahasa yang sama digunakan di suatu kawasan bisa berbeda-beda baik logat, dialek, maupun kosa kata bahasanya. Misalnya di kawasan Sumatra Utara, bahasa Batak Karo agak berbeda dengan Batak Toba.

Di masyarakat Sunda, terdapat perbedaan bahasa antara Sunda kawasan Cirebon dengan Sunda kawasan Jawa Barat lainnya ibarat Bogor, Bandung, Sukabumi. Demikian juga bahasa Jawa yang digunakan orang Jawa Tengah agak berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh orang Jawa Timur.

Dengan demikian, bahasa sebagai alat komunikasi hanya sanggup dimengerti dan dipahami oleh masyarakat pemakainya, meskipun tidak tertutup kemungkinan bagi orang lain untuk mempelajarinya. Dengan mempelajari bahasa dari masyarakat lain mak relasi dan komunikasi akan lebih mudah.

Teka-teki
Teka-teki telah digemari oleh masyarakat Indonesia semenjak belum mengenal goresan pena atau sebelum masuknya efek Hindu-Buddha di Indonesia. Teka-teki ini berkembang hampir di seluruh kawasan Indonesia. Teka-teki muncul secara tiba-tiba dan kebetulan saja, terutama pada kesempatan bincang-bincang di waktu senggang.

Teka-teki dikatakan sebagai sarana hiburan dan latihan mengasah pikiran. Sebagai pola teka-teki ialah : "Mana lebih dahulu telur atau ayam", atau "Benda apakah yang jikalau dilihat tidak pernah mendekat dan juga tidak pernah menjauh.

Puisi
Puisi ialah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, dan penyusunan lirik dan bait. Dalam perkembangannya, ada bermacam-macam jenis puisi, ibarat puisi bebas, puisi berpola, dan puisi lama.

Cerita rakyat
Cerita rakyat ialah suatu dongeng yang disampaikan secara bebuyutan atau dari lisan ke lisan di dalam masyarakat. Umumnya dongeng rakyat tidak lekang dimakan zaman serta tidak diketahui secara niscaya siapa pengarangnya.

Cerita rakyat umumnya berupa dongeng khayal belaka, namun dibalik itu tersisip pesan yang disampaikan, yang biasanya merupakan nasehat. Itulah sebabnya dongeng rakyat bisa digunakan untuk mewariskan kebiasaan atau adat-istiadat dari suatu masyarakat ke generasi berikutnya.

Di masing-masing wilayah Indonesia mempunyai dongeng rakyat yang masih bisa bertahan dalam ingatan masyarakat. Di Manggarai (Flores) ada dongeng rakyat yang sangat populer dan kaya akan nasehat, contohnya : dongeng Pondik, Timung Te'e. Di kawasan lain ada dongeng wacana kisah seekor burung bangan yang berjudul Paman Cangak, atau juga kisah wacana seekor kancil yang cerdik, Bawang Putih dan Bawang Merah, Cerita Tuwung Kuning, dan lain sebagainya.

Nyanyian rakyat
Nyanyian rakyat merupakan sebuah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang diungkapkan melalui nyanyian atau tembang-tembang tradisional. Nyanyian rakyat menjadi cermin gaya hidup suatu masyarakat. Nyanyian ini ditembangkan sedemikian rupa sehingga mengandung pesan-pesan tertentu bagi anggota masyarakat atau siapa saja yang mendengarkan tembang tersebut.

Setiap kawasan di Indonesia mempunyai nyanyian rakyat yang sanggup dinyanyikan kapan saja, contohnya ketika sedang berjalan, bekerja di kebun atau di sawah, atau duduk di serambi rumah.

Folklore nonlisan

Arsitektur rakyat

Arsitektur merupakan sebuah seni atau ilmu merancang bangunan. Orang yang merancang bangunan disebut arsitek. Arsitek sudah ada semenjak zaman insan mengenal goresan pena atau sebelum efek Hindu-Buddha ke Indonesia, meski jumlahnya belum begitu banyak. Mereka biasanya dimintai derma oleh anggota masyarakat yang lain untuk merancang suatu bangunan.

Pada masa itu, arsitektur lebih difokuskan pada pembangunan tempat-tempat suci, contohnya pembangunan menhir, dolmen, punden berundak pada zaman megalitikum. Pemahaman masyarakat mengenai pentingnya arsitektur sudah tinggi pada masa itu. Arsitektur terus berkembang dan mengalami modifikasi yang cukup pesat sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia.

Kerajinan tangan rakyat
Kerajinan tangan pada masyarakat Indonesia sebelum mengenal goresan pena atau sebelum masuknya efek Hindu-Buddha pada mulanya dimaksudkan hanya sekedar untuk mengisi waktu senggang, dan untuk kebutuhan rumah tangga. Mereka yang hidup pada masa hidup dari pertanian atau bercocok tanam, dengan waktu senggang yang cukup panjang (dari menanam padi hingga panen). Jenis-jenis kerajinan tangan yang mereka buat diadaptasi dengan kebutuhan rumah tangga.

Bahan dasar kerajinan tangan sebagian besar berasal dari bambu atau kayu. Contoh kerajinan tangan yang dibentuk dari bambu ialah kukusan yang merupakan alat memasak nasi masyarakat Jawa Tengah khususnya, nampan untuk membersihkan beras, topi untuk melindungi kepala dari terik matahari ketika bekerja di kebun atau di sawah, dan lain sebagainya.

Pakaian dan embel-embel tradisional
Masyarakat praaksara atau sebelum dimulainya kehidupan bercocok tanm sudah mengenal beraneka ragam pakaian maupun perhiasan. Masing-masing kawasan di Indonesia mempunyai pakaian atau embel-embel tradisional yang khas.

Ada pakaian dan embel-embel khas Sumatra Utara (Batak), pakaian dan embel-embel khas Sumatra Barat (Minangkabau atau Padang), pakaian dan embel-embel khas Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Flores dan lain-lain.

Pakaian dan embel-embel tersebut bisa dibedakan menjadi pakaian dan embel-embel yang digunakan setiap hari, yang digunakan ketika pesta, digunakan ketika hari besar, maupun upacara keagamaan.

Sebagai pola silahkan lihat artikel: Contoh pakaian adab suku di Indonesia

Obat-obatan tradisional
Masyarakat Indonesia sebelum mengenal goresan pena atau sebelum menerima efek Hindu-Buddha juga telah mengenal sistem pengobatan tradisional. Sistem pengobatan ini dikenal hampir di seluruh Indonesia. Meski demikian, tidak semua orang bisa mempraktekkannya.

Di setiap masyarakat selalu ada satu atau beberapa orang yang jago baik dalam mendeteksi penyakit maupun dalam memilih ramuan yang cocok untuk mengobati penyakit tersebut. Bahan ramuan hampir seluruhnya berasal dari alam. Cara meramunya pun umumnya sangat sederhana. Penentuan materi dan takarannya pun sangat teliti, lantaran jikalau salah memberi obat akan membawa akhir yang fatal bagi seorang penderita penyakit.

Sistem pengobatan tradisional itu juga masih tetap bertahan dan digunakan hingga ketika ini. Bahkan banyak jago pengobatan tradisional yang membuka klinik.

Mitologi

Masyarakat Indonesia sebelum mengenal goresan pena atau sebelum masuknya efek Hindu-Buddha telah mengenal cerita-cerita mitologi. Mitologi ialah ilmu wacana kesusastraan yang mengandung konsep wacana dongeng suci, kehidupan para dewa, dan makhluk halus dalam suatu kebudayaan. Atau suatu dongeng wacana kehidupan suatu bangsa pada masa lampau yang mempunyai relasi erat dengan para ilahi dan para pahlawannya.

Mitologi juga berarti dongeng wacana asal mula alam semesta, manusia, dan bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara mistik dan mengandung arti yang sangat dalam.

Setiap suku bangsa yang berada di wilayah Indonesia mempunyai mitologi. Cerita yang dimiliki biasanya terkait dengan sejarah kehidupan masyarakat di suatu daerah, contohnya wacana awal mula masyarakat yang menempati di suatu kawasan itu. Umumnya dimitoskan bahwa ada tokoh-tokoh yang berpengaruh dan sakti yang dahulu memimpin masyarakat menempati kawasan tersebut.

Legenda

Legenda ialah sebuah dongeng rakyat pada masa lampau yang masih mempunyai relasi dengan peristiwa-peristiwa sejarah atau dongeng-dongeng, ibarat dongeng wacana terbentuknya suatu negeri, danau, gunung dan sebagainya.

Legenda sebagai suatu dongeng telah menjadi dongeng rakyat dan di setiap kawasan di Indonesia memilikinya. Cerita ini diwariskan secara bebuyutan yang biasanya berisi petuah atau petunjuk mengenai apa yang benar dan apa yang salah.

Dalam legenda dimunculkan aneka macam sifat dan karakter insan dalam menjalani kehiduoannya, yaitu sifat yang baik dan yang buruk, sifat yang benar dan salah, untuk kemudian dijadikan aliran bagi para generasi selanjutnya.

Sebagai pola : legenda yang populer antara lain legenda Banyuwangi, Gunung Tangkuban Perahu, Danau Toba, dan sebagainya.

Upacara

Sejak belum mengenal goresan pena atau belum menerima efek Hindu-Buddha, masyarakat telah mengenal aneka macam upacara. Upacara ialah rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan-aturan tertentu menurut adat-istiadat, agama atau kepercayaan.

Jenis-jenis upacara yang dikenal dalam kehidupan masyarakat ialah upacara penguburan, upacara perkawinan, upacara legalisasi kepala suku, upacara sebelum berperang dan lain sebagainya.

Upacara penguburan

Upacara penguburan merupakan upacara yang pertama kali dikenal dalam kehidupan insan sebelum mengenal goresan pena atau sebelum masuknya efek Hindu-Buddha. Upacara penguburan muncul ketika muncul kepercayaan bahwa roh orang yang meninggal akan pergi ke suatu tempat yang tidak jauh dari lingkungan di mana ia pernah tinggal.

Sewaktu-waktu roh tersebut sanggup dipanggil untuk menolong apabila masyarakat berada dalam keadaan bahaya, ibarat diserang musuh atau wabah penyakit. Upacara penguburan berlangsung sangat sederhana, tetapi mempunyai arti bagi kehidupan masyarakat.

Dalam perkembangan selanjutnya, penguburan dilakukan dengan lebih baik, di mana orang yang telah meninggal dimasukkan ke dalam peti batu, lengkap dengan bekalnya. Bekal itu biasanya berupa perhiasan. Upacara penguburan ibarat ini terdapat hampir di setiap kawasan di Indonesia.

Upacara perkawinan

Perkawinan terjadi jikalau dua orang yang berbeda jenis kelamin setuju untuk hidup bersama, Dalam arti yang lebih luas, perkawinan tidak hanya melibatkan dua orang yang saling mencintai, tetapi juga melibatkan keluarga dari kedua mempelai. Perkawinan tersebut sekaligus juga mempertemukan dan mengawali relasi dari dua keluarga tersebut.

Masing-masing kawasan di Indonesia mempunyai tata cara perkawinan yang khas. Pada Suku Minangkabau yang menganut garis keturunan matrilineal misalnya, upacara perkawinan dilangsungkan di rumah keluarga istri. Sedangkan pada suku Batak dan Bali yang menganut garis keturunan patrilineal, upacara perkawinan dilangsungkan di rumah keluarga laki-laki.

Lebih jauh mengenai matrilineal dan patrilineal silahkan baca di kedua artikel di bawah ini :

Upacara legalisasi kepala suku

Dalam kehidupan masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan, kedudukan seorang kepala suku sangat penting dalam sebuah kelompok suku. Untuk menjadi kepala suku, seseorang harus terbukti mempunyai kekuatan, keahlian, pengalaman, atau efek yang lebih dibandingkan dengan orang lain, mengingat tanggung jawab seorang kepala suku sangatlah berat.

Kepala suku berfungsi sebagai pelindung kelompok sukunya dari aneka macam ancaman, ibarat serangan dari kelompok suku lain, hewan buas, atau wabah penyakit. Kepala suku juga dianggap sebagai begawan, di mana para anggota sukunya bisa bertanya atau meminta nasehat kepadanya. Bahkan ia dianggap jago dalam segala hal, contohnya dalam hal upacara pemujaan, upacara penempatan rumah, upacara pembukaan ladang baru, dan lain-lain.

Selain itu, kepala suku juga bertugas untuk merencanakan apa yang akan dilakukan oleh kelompok sukunya dan menengahi pertikaian atau kontradiksi yang terjadi di antara anggota sukunya.

Upacara sebelum berperang

Pada masa masyarakat Indonesia belum mengenal tulisan, peperangan antarkelompok suku sering terjadi. Peperangan itu disebabkan antara lain sebagai berikut :
  • masalah perbatasan.
  • ingin menguasai kawasan dari kelompok suku lain.
  • masalah yang timbul dari relasi yang kurang serasi antar anggota dari kedua kelompok suku.
  • membuktikan ketangguhan dan kekuatan dari masing-masing kelompok sukunya.
  • mempertahankan harga diri suku.

Adanya pertentangan-pertentangan di antara suku sering berbuntut peperangan. Namun, sebelum mereka berperang, masing-masing dari kedua suku melaksanakan upacara pemujaan untuk memohon kekuatan biar pasukan yang pergi berperang menerima kekuatan. Mereka percaya bahwa roh nenek moyang akan menunjukkan dukungan kepada mereka.

Lagu-lagu daerah

Lagu merupakan syair-syair yang ditembangkan dengan irama yang menarik. Lagu bisa menjadi sarana curahan hati orang yang menciptakan lagu atau syair lagu. Karena itu, lagu-lagu yang ditembangkan bisa bernuansa sedih, bisa gembira, atau bisa juga jenaka.

Lagu kawasan ialah lagu yang memakai bahasa daerah. Indonesia kaya akan lagu-lagu daerah. Butet ialah lagu kawasan Batak (Sumatra Utara) yang dilantunkan dengan nada sedih oleh masyarakatnya.

Tenang Tana ge ialah lagu kawasan Manggarai (Flores) yang dinyanyikan dengan nuansa perenungan.

Kampuang nan jauh di Mato ialah lagu kawasan Sumatra Barat. Masih banyak lagi lagu kawasan lain di seluruh Indonesia. Lagu-lagu kawasan tersebut menyiratkan pesan-pesan tertentu.

Lebih jauh mengenai lagu kawasan lain silahkan baca di: Contoh lagu kawasan di Indonesia

Demikian 5 hal menemukan jejak sejarah Indonesia, semoga menjadi catatan tersendiri khususnya bagi pecinta sejarah.

Sumber http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com

0 Response to "5 Hal Menemukan Jejak Sejarah Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel