√ Yuk, Kenali 4 Burung Pemakan Serangga Orisinil Indonesia Ini!
Indonesia mempunyai aneka macam spesies burung, termasuk burung pemangsa serangga. Jumlahnya sendiri tergolong banyak dan tersebar di tiap penjuru Indonesia. Beberapa di antaranya masih eksis sampai kini; beberapa lainnya mulai langka dan bahkan nyaris punah.
Di artikel kali ini, kami bakal mengajakmu mengenal beberapa burung pemakan serangga orisinil Indonesia. Beberapa burung tersebut akan Bacaterus ulas di sini. Yuk, silakan disimak!
1. Burung Pelatuk
Kamu niscaya tak absurd dengan burung satu ini. Ya, ini yaitu burung yang menginspirasi terciptanya serial Woody Woodpecker yang sempat tayang beberapa tahun silam. Nama burung pelatuk sendiri didapat dari kebiasaan burung ini yang lazim mematuk batang pohon dengan paruhnya.
Apa yang dilakukan burung pelatuk itu bukan tanpa tujuan. Pohon yang ia patuk merupakan menunjukan bahwa pohon itu yaitu sarang sekaligus wilayah kekuasannya. Selain itu, cara tersebut juga dilakukan biar burung pelatuk mendapat larva serangga yang bersarang di bawah kulit kayu pohon.
Seperti yang disebutkan di atas, bila makanan utama burung ini yaitu larva serangga. Walau begitu, ada pula burung pelatuk yang menyantap serangga lain selain larva serangga. Burung pelatuk ulam misalnya. Burung pelatuk yang berhabitat di hutan terbuka ini bahagia sekali menyantap kalajengking dan juga semut.
Di Indonesia, burung pelatuk sanggup ditemukan di hutan-hutan Sumatera, Jawa, dan Bali. Burung pemakan serangga ini juga sanggup ditemukan di negara lain ibarat India dan beberapa negara Asia Tenggara. Di Indonesia, beberapa jenis burung ini sudah mulai terancam keberadaannya.
Burung pelatuk bawang misalnya. Burung yang berasal dari Banjarnegara ini terancam punah karena lazim diburu warga sekitar. Para warga memburu burung ini karena sang burung mempunyai khasiat gaib yang bermanfaat untuk mereka.
2. Burung Kipasan Belang (Burung Murai Gila)
Burung satu ini merupakan burung pemakan serangga yang sanggup ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Lombok. Burung ini mempunyai ciri khas berupa tubuhnya yang berwarna abu-abu jelaga. Bagian dagu, alis, dan tenggorokan burung ini mempunyai corak keputihan.
Bagian ekor burung ini cukup lebar, berwarna coklat, dan ujungnya berwarna keputihan. Saat ekornya mengembang, maka ekor tersebut akan berbentuk ibarat kipas berwarna belang. Bentuk ekor tersebut menjadi alasan mengapa burung ini berjulukan kipasan belang.
Saat memburu mangsa, burung ini bakal bertengger dulu di cabang pohon terendah. Bila mangsa terlihat, burung kipasan belang bakal eksklusif menangkapnya dengan kedua sayap yang ia punya.
Daya tangkap burung kipasan belang tergolong tinggi, sehingga burung ini jarang sekali gagal menangkap mangsanya. Selain alasannya yaitu sayapnya, bentuk paruhnya yang agak berkumis menjadi faktor lainnya. Paruh tersebut merupakan alat navigasi si kipasan belang yang mempunyai akurasi cukup tinggi.
Bila sang mangsa bersembunyi di semak-semak, kipasan belang tak akan segan-segan untuk mengejarnya. Bahkan, mereka tak sungkan melaksanakan penerbangan akrobatik untuk meluncur ke semak-semak dan memburu mangsanya secara membabi buta. Gaya memburu mangsanya yang membabi buta itu kelak menjadi alasan mengapa burung ini mendapat sebutan murai gila.
Di Indonesia, populasi burung ini tergolong aman. Walau begitu, burung ini sudah dimasukkan ke dalam kategori burung yang dilindungi undang-undang negara kita, dengan status risiko rendah (least concern).
3. Burung Cabak
Burung cabak merupakan burung pemakan serangga yang beraktivitas di malam hari (nokturnal). Hal ini sangat berbeda dengan burung pemakan serangga lainnya yang lazim beraktivitas di waktu siang. Ciri khas utama burung ini yaitu warna bulunya yang ibarat dahan pohon. Warna bulu tersebut ternyata memberi laba tersendiri bagi si burung cabak. Dengan warna bulunya itu, burung cabak menyamar di balik dahan pepohonan.
Burung pemakan serangga ini mempunyai satu kebiasaan unik. Saat sore dan dini hari, burung ini bakal terbang berputar-putar sambil mengeluarkan suaranya yang tinggi secara berulang dan teratur. kebiasaan ini rupanya merupakan salah satu caranya untuk menangkap serangga.
Burung cabak mempunyai dua jenis. Satu di antaranya yang populer yaitu cabak kota. Penamaan burung ini tak lepas dari habitat burung ini yang justru ada di perkotaan; berbeda dengan burung-burung lainnya.
Kebiasaan burung ini sama ibarat cabak lazimnya: terbang di kala sore dan dini hari. Kebiasaan ini sering dilakukan di langit perkotaan. Selain untuk berburu serangga, kebiasaan tersebut mereka lakukan sebagai bentuk ketertarikan mereka pada lampu-lampu perkotaan. Di siang hari, cabak kota bakal melaksanakan kebiasaan unik lainnya. Burung ini bakal tidur di atas tanah atau di atas atap gedung perkotaan yang rata bentuknya.
Di Indonesia, burung ini sanggup dijumpai di perkotaan Jakarta dan Surabaya. Selain itu, cabak juga sanggup dijumpai daerah Nusa Tenggara, Sulawesi, dan daerah Wallacea.
4. Burung Ciu Besar
Burung pemakan serangga terakhir di daftar ini yaitu ciu besar. Meski mengandung kata “besar”, bentuk burung ini justru tergolong kecil. Ukuran burung ini sendiri sekitar 13 cm. Ciri khas burung ini yaitu kepalanya yang berwarna hitam, serta mempunyai mantel berwarna abu-abu.
Seperti burung pemakan serangga umumnya, burung ini lazim beraktivitas di waktu siang, serta tinggal di hutan pegunungan. Makanan utama burung ini yaitu ulat, belalang, dan kumbang. Walau begitu, burung ini juga sering menyantap makanan lainnya, ibarat biji-bijian dan buah-buahan yang ada di hutan.
Dalam memburu mangsanya, burung ini akan memburunya secara soliter. Terkadang, ciu besar juga sanggup memburu mangsanya dengan cara memasuki kelompok kecil burung lain yang sama-sama sedang memburu mangsa.
Burung ini mempunyai bunyi yang merdu; ibarat dengan bunyi siulan. Oleh karenanya, burung ini sanggup digunakan sebagai burung masteran. Sebelum bertelur, ciu besar bakal menciptakan sarang di pohon tinggi dengan bentuk sarang serupa ayunan. Telur yang dihasilkan ciu besar tergolong unik. Telur burung ini mempunyai warna merah jambu; warna yang tak lazim untuk ukuran telur. Telur yang dihasilkan ciu besar sendiri sanggup berjumlah 2 sampai 3 butir.
Burung ini mempunyai sifat pemalu. Ini sanggup dilihat kebiasaannya yang suka bersembunyi di balik dedaunan. Walau begitu, burung ini juga sanggup bersikap agresif. Sikap ini bakal muncul apabila mendapat bahaya dari jenis burung lainnya.
Di Indonesia, burung ini sanggup ditemukan di hutan-hutan pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Selain di Indonesia, burung ciu besar juga tersebar di negara-negara lain. Misalnya: Tiongkok, Semenanjung Malaysia, serta di beberapa negara lain di Asia Tenggara.
Indonesia mempunyai bermacam-macam burung pemakan serangga. Beberapa di antaranya masih sanggup ditemukan, beberapa lainnya mulai langka dan sudah dinyatakan nyaris punah Di artikel ini, kami sudah memperkenalkan empat di antaranya. Semoga artikel ini sanggup menambah wawasanmu, terutama soal burung pemakan serangga di Indonesia. Kenali juga jenis burung hantu dalam artikel jenis burung hantu di seluruh dunia.
Sumber https://bacaterus.com
0 Response to "√ Yuk, Kenali 4 Burung Pemakan Serangga Orisinil Indonesia Ini!"
Posting Komentar