iklan banner

Cara Cara Menaksir (Aproksimasi) Dalam Pramuka



APROKSIMASI ( MENAKSIR )

I. Pengartian
Menaksir ialah suatu ilmu perhitungan dengan memakai metode mengira-ira/penaksiran. Oleh sebab itu apabila karenanya berselisih beberapa cm maka hasil penaksiran dianggap baik.
Hal-hal yang biasa ditaksir yaitu seperti:
(1) menaksir lebar,
(2) menaksir tinggi,
(3) menaksir arah mata angin,
(4)menaksir berat,
(5)menaksir kecepatan arus, dll.

dalam hal ini saya akan membahas sebanyak banyaknya metode yang saya bketahui dalam menaksir

A. Menaksir Tinggi

Metode yang dipergunakan dalam menaksir tinggi ada majemuk sesuai dengan kondisi yang ada. Untuk metode penaksiran tinggi sanggup diberikan sebagai berikut :

1. Metode Setigiga

2. Metode bayangan

Dapat dilakukan apabila ada sinar matahari dan keadaan memungkinkan.

Keterangan :
A = Tinggi tongkat
B = Tinggi yang ditaksir
A’= Bayangan tongkat
B’= Bayangan tinggi yang ditaksir


Rumus :

B = D x A
      A


B. Menaksir Lebar Sungai

Menaksir lebar semisal lebar sungai, menjadi salah satu teknik kepramukaan yang mengasyikkan. Apalagi banyak cara dan metode yang bisa dipakai untuk menaksir lebar. Untuk menaksir lebar para pramuka bisa menentukan metode perbandingan segitiga, segitiga siku-siku (45 derajat), 1/4 lingkaran, gelombang parabola, dan metode lainnya. Dan kali ini akan menguraikan cara menaksir lebar sungai dengan metode perbandingan segitiga.

Menaksir sendiri merupakan aktifitas “menentukan sesuatu (harga, banyaknya, jumlah, ukuran, dan sebagainya) dengan kira-kira”. Dari pengertian itu menaksir lebar sanggup diartikan sebagai mengira-ngira lebar suatu obyek. Dalam kepramukaan banyak jenis ketrampilan menaksir mirip menaksir tinggi, menaksir lebar, menaksir kecepatan, menaksir kedalaman, menaksir berat, dan lain-lain.

Menaksir, termasuk menaksir lebar, selain akan sangat mempunyai kegunaan ketika dipraktekkan dalam acara di alam terbuka pun termasuk salah satu bahan dalam Syarat Kecakapan Umumterutama SKU Penggalang Ramu dan SKU Penggalang Terap sebagaimana SK Kwarnas No. 198 Tahun 2011.


1. Melakukan Penaksiran Lebar dengan Metode Perbandingan Segitiga

Sebagaimana disampaikan di awal tulisan, banyak metode dan cara yang bisa dilakukan untuk melaksanakan penaksiran lebar. Salah satu metode menaksir lebar ialah dengan memakai metode perbandingan segitiga. Cara ini dianggap lebih sistematis, akurat, serta mudah. Sehingga selain hasil yang dihasilkan mendekati kenyataan, pelaporan kinerja akan lebih sistematis serta memudahkan dalam evaluasi dan verifikasi ulang.

Dengan metode perbandingan segitiga ini, penaksiran sanggup dilakukan menyesuaikan dengan kondisi dan luas medan sebab rumus perbandingan yang dipakai bersifat fleksibel.




Untuk melaksanakan penaksiran lebar dengan memakai metode perbandingan segitiga lihat gambar dan langkah-langkah berikut ini:





Langkah-langkah menaksir lebar sungai:

1. Tentukan titik di seberang sungai yang gampang diingat semisal terdapat pohon, 
    batu, bangunan, atau rumpun semak. Ini mempunyai kegunaan ketika nanti dilakukan 
    pengintaian di langkah selanjutnya. Namai titik itu sebagai titik "A".

2. Tentutan titik "B" yang sejajar dengan titik "A". Tandai titik "B" dengan cara 
    salah satu teman berdiri di atasnya atau dengan obyek lain semisal tongkat 
    yang ditancapkan.

3. Tentukan titik "C" sambil mengukur jaraknya (bisa dengan langkah atau 
    tongkat) dengan menyusuri tepi sungai. Jarak antara titik "B" dan "C" terserah. 
    Ingat, antara titik "A, B, dan C" harus membentuk segitiga siku-siku dengan    
    siku-siku berada di titik "B".

4. Tandai titik "C" sebagaimana cara menandai titik "B".

5. Tentukan titik "D" dengan cara berjalan kembali sejauh setengah dari jarak 
   "BC" sehingga "CD = 1/2 BC". Seumpama jarak BC ialah 8 meter maka jarak 
   CD sejauh 4 meter. Ingat, antara titik "B, C, dan D" harus merupakan garis        
   lurus.

6. Tentukan titik "E" dengan cara berjalan ke arah kiri sehingga antara titik "C", 
   "D", dan "E" terbentuk segitiga siku-siku dengan sudut siku-siku di titik "D".

7. Saat berjalan menuju titik "E" intai atau bidik titik "A" melewati titik "C" 
   sehingga antara titik "E", "C", dan "A" terbentuk garis lurus. Jika telah terbentuk 
   garis lurus berhentilah dan tandai itu sebagai titik "E".

8. Ukur jarak antara titik "D" dan "E"

9. Untuk menghitung taksiran lebar sungai tinggal mengalikan dua jarak DE. 
   Sehingga jikalau jarak DE ialah 4,3 meter maka lebar sungai ialah 2 X 4,3 = 
   8,6 meter.




Sekarang tinggal menciptakan laporan penaksiran lebar sungai mirip berikut: 

­



2. Perbandingan Fleksibel

Di awal pembahasan langkah-langkah penaksiran lebar sungai dengan metode perbandingan segitiga dikatan bahwa metode ini bersifat fleksibel sehingga sanggup menyesuaikan dengan kondisi atau luas medan. Rumus metode ini memang fleksibel tidak harus "AB = 2 x DE" namun rumus bisa juga dirubah menjadi:
·                     "AB = DE"; di mana pada langkah ke-5 di atas, jarak CD tidak setengah BC tapi jarak CD sama dengan jarak CD (Jika CD = 10 meter maka BC = 10 meter). Ini bisa dipilih jikalau lokasi penaksiran luas atau sungai yang diukur agak semepit.
·                     "AB = 4 x DE"; di mana pada langkah ke-5 di atas, jarak CD tidak setengah BC tetapi jarak CD ialah seperempat CD (Jika CD = 4 meter maka BC = 2 meter). Ini bisa dipilih jikalau lokasi penaksiran sempit atau sungai yang diukur sangat lebar.
·                     Bahkan jikalau sungai yang hendak diukur lebih lebar lagi, mungkin bisa memakai rumus "AB = 6 x DE"; "AB = 8 x DE"; bahkan "AB = 10 x DE";


Namun menaksir lebar dengan memakai metode perbandingan segitiga ini hanya bisa dipakai jikalau kondisi medan mendatar dan bukan perbukitan yang naik turun. Jika demikian, sila gunakan metode menaksir lebar yang lain.



 3. menaksir lebar sungai memakai topi pet
 
               Jika sungai yang kita temukan sangat lebar.
      Contoh: danau/ngarai maka teknik ini bias dipakai sebai berikut;
      a) Tentukan titik target A (pohon yang tinggi)
      b) Berdiri di titik B


      c) Kitamulai dengan melihat ujung sungai di seberang dengan melirik ujung topi (a), dan tubuh kita bergeser pelan-pelan kearah kanan/kiri disisi sungai, apa bila sudah kita lihat di ujung topi (b) maka berhenti bergeser, daerah kita berdiri kini ialah titik C.


C. Menaksir berat

Terdapat beberapa metode atau teknik dalam menaksir berat. Cara pertama ialah dengan mengangkatnya secara langsung. Dengan cara ini dibutuhkan ketelitian dan latihan secara terus menerus sehingga bisa menaksir berat sebuah benda yang dipegang atau diangkat secara langsung.

Untuk berlatih melaksanakan teknik menaksir ini angkatlah dengan ajudan benda yang telah diketahui beratnya, semisal kerikil seberat 1 kg. Lalu pada tangan sebelah kiri angkat pula benda lain yang beratnya sama. Setelah itu gantilah salah satu benda dengan benda lain yang berbeda beratnya. Lakukan berulang kali sehingga kita terbiasa mengangkat dan bisa membedakan benda dengan berat-berat yang berbeda.

Teknik ini memang kurang efektif dan cenderung mempunyai resiko kesalahan yang besar. Namun dalam situasi terpaksa dan membutuhkan kecepatan, teknik ini bisa dicoba.

Teknik menaksir berat yang kedua ialah dengan membandingkan berat benda dengan memakai timbangan sederhana. Timbangan ini bisa kita buat sendiri dengan memakai peralatan yang tersedia di sekitar kita.

Cara melaksanakan penaksiran beratnya ialah sebagai berikut :

·        Siapkan benda yang telah kita ketahui beratnya, semisal minuman dalam botol, buku, dll. Benda ini seumpama diibaratkan B1 dengan berat 1 kg
·        Siapkan benda yang akan ditaksir beratnya. Benda ini seumpama kita namai B2.


·       Buatlah timbangan mirip pada gambar di bawah.


        Tentukan jarak antara B1 dengan sentra referensi timbangan (dalam gambar dinamai J1). Semisal 10 cm.
·        Latakkan benda yang ditaksir (B2) diseberang B1. Atur (maju mundurkan B2) sehingga posisi B1 dan B2 setimbang.

·        Ukurlah jarak dari sentra referensi timbangan ke B2 (dalam gambar dinamai J2). Semisal 30 cm.


     Maka berat benda yang kita taksir (B2) sanggup kita ketahui dengan rumus :





Makara berat benda yang ditaksir ialah 0,57 kg

D. Kecepatan Arus

Teknik menaksir kecepatan arus air sungai menjadi salah satu teknik kepramukaan wacana menaksir yang sudah selayaknya diketahui dan dikuasai oleh pramuka. Sebagaimana teknik menaksir lainnya, semisal menaksir tinggi dan menaksir lebar sungai, menaksir kecepatan menjadi salah satu syarat dalam kecakapan umum.

Dalam SKU Penggalang Rakit dan SKUPenggalang Terap, kemampuan dan keterampilan menaksir kecepatan arus air menjadi salah satu syarat yang diujikan. Dalam masing-masing kecakapan umum tersebut disebutkan, bahwa:

·        Dapat memakai kompas dan menciptakan Peta Pita, manaksir kecepatan arus dan kedalaman (Materi SKU Penggalang Rakit Nomor 24)
·        Dpat menaksir kecepatan arus air dan kedalaman sungai (Pencapaian Pengisian SKU Penggalang Rakit Nomor 24 poin 3)
·        Dapat menciptakan peta perjalanan, peta lapangan, menjelaskan rumus menaksir: tinggi, lebar, kecepatan dan kedalaman (Materi SKU Penggalang Terap Nomor 24)
·        Pernah menjelaskan rumus menaksir tinggi, lebar, kecepatan arus air dan kedalaman sungai (Pencapaian Pengisian SKU Penggalang Terap Nomor 24 Poin 3)
Lalu bagaimana cara dan teknik menaksir kecepatan arus air sungai? Akan kita pelajari!

Cara Menaksir Kecepatan Arus Air



Untuk melaksanakan teknik kepramukaan penaksiran kecepatan arus air, salah satunya bisa memakai metode sebagai berikut:




1. Satu orang berdiri di titik A dan satu orang lagi berdiri di titik B (perhatikan gambar di atas). Jarak antara A dan B harus ditentukan terlebih dahulu, semisal 1 meter, 5 meter, atau 10 meter tergantung kecepatan arus air, dimana semakin cepat arus lebih baik semakin jauh.
2. Orang A (orang yang berdiri di titik A) membawa benda yang bisa terapung, sedangkan orang B (orang yang berdiri di titik B) membawa pengukur waktu (stopwatch atau jam).
3. Orang A menjatuhkan benda ke air. Bersamaan dengan itu Orang B menghidupkan penghitung waktu dan mematikannya ketika benda tersebut hingga di orang B.


4. Lakukan penghitungan dengan memakai rumus sebagai berikut:


Dimana:
·        v = kecepatan; dengan satuan detik/meter; menit/meter; jam/km dll
·        s = jarak; dengan satuan meter, kilometer (km) dll
·        t = waktu; dengan satuan detik; menit; atau jam
Contoh :
·        jarak antara A dan B (s) 10 meter

·        waktu benda terapung mengalir dari A ke B (t) 3 menit


Maka kecepatannya adalah:

Makara kecepatan arus air sungai tersebut ialah 3,33 meter/menit.



Cara ini juga sanggup digun akan untuk mengukur kecepatan angina tapi memakai jarak 2 m saja.








Sumber http://tungaugajahmada.blogspot.com

0 Response to "Cara Cara Menaksir (Aproksimasi) Dalam Pramuka"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel