Menentukan Arah Dikala Tersesat Tanpa Kompas
Cara Sederhana Untuk Menentukan Arah
Saat tersesat Di Alam Bebas (Gunung)
Kadang dalam melaksanakan acara di alam bebas terutama ketika melaksanakan pendakian gunung, kita dihadapkan pada keadaan dimana kita tersesat atau ketika mengikuti acara jungle survival, sebab suatu hal kompas yang kita bawa rusak ataupun hilang (atau memang teledor tidak membawa), ada satu cara yang gotong royong sudah dikenal semenjak jaman dulu oleh para penggiat di alam bebas mungkin juga sudah dipakai di jaman kakek kita, dan juga dipakai oleh tentara (ada dalam Manual wacana Survival Tentara Amerika) dan pengetahuan ini dulu sebagian saya dapatkan ketika jaman SD, waktu mengikuti satu program acara Pramuka yaitu mencari jejak yang oleh pembinanya pernah diajarkan menciptakan kompas sederhana dengan memakai jarum/silet dan gabus, juga dengan cara melihat gejala di alam (yang ada di pohon), melihat kapan bulan terbit, melihat rasi bintang, melihat bayangan matahari, memakai jam analog, yang semuanya itu sanggup dipakai untuk memilih arah, hal inipun gotong royong sanggup juga kita gunakan untuk untuk mengecek dan mengoreksi arah jalur, pada ketika melaksanakan pendakian di malam hari dimana dalam posisi tersesat tanpa ada kompas.
Saat tersesat Di Alam Bebas (Gunung)
Kadang dalam melaksanakan acara di alam bebas terutama ketika melaksanakan pendakian gunung, kita dihadapkan pada keadaan dimana kita tersesat atau ketika mengikuti acara jungle survival, sebab suatu hal kompas yang kita bawa rusak ataupun hilang (atau memang teledor tidak membawa), ada satu cara yang gotong royong sudah dikenal semenjak jaman dulu oleh para penggiat di alam bebas mungkin juga sudah dipakai di jaman kakek kita, dan juga dipakai oleh tentara (ada dalam Manual wacana Survival Tentara Amerika) dan pengetahuan ini dulu sebagian saya dapatkan ketika jaman SD, waktu mengikuti satu program acara Pramuka yaitu mencari jejak yang oleh pembinanya pernah diajarkan menciptakan kompas sederhana dengan memakai jarum/silet dan gabus, juga dengan cara melihat gejala di alam (yang ada di pohon), melihat kapan bulan terbit, melihat rasi bintang, melihat bayangan matahari, memakai jam analog, yang semuanya itu sanggup dipakai untuk memilih arah, hal inipun gotong royong sanggup juga kita gunakan untuk untuk mengecek dan mengoreksi arah jalur, pada ketika melaksanakan pendakian di malam hari dimana dalam posisi tersesat tanpa ada kompas.
Sesuai dengan Pedoman Dasar dalam Survival ketika menghadapi keadaan dalam kondisi tersesat yaitu bersikap damai dan berpikiran jernih menjadi perioritas utama dalam menghadapi kondisi dimana kita harus melaksanakan survival. Dalam kondisi ini seseorang atau kelompok harus berupaya dan bisa mendapatkan tekanan psikologis secara mental dan fisik terlebih berpacu dalam ruang dan waktu yang terbatas dengan dua pilihan “ hidup atau mati ”, sehingga Prinsip yang dipakai dalam kondisi survival ketika tersesat yaitu "STOP"
· S = Stop, berhenti da beristirahat.
· T = Thingking, berpikir dan menyadari persoalan yang dihadapi.
· O = Observe, mengamati keadaan lingkungan.
· P = Planning, menciptakan planning mengeai tindakan yang akan dilakukan.
Berdasarkan prinsip tersebut maka kita harus berpikir dan menciptakan perencanaan untuk melaksanakan tindakan keluar dari kondisi tersebut (tersesat) sehingga kita harus berhenti untuk mengelola perasaan kita, dilarang panik serta sanggup menenangkan diri, tenangkan dulu pikiran, kemudian cek semua ada dalam bawaan kita, stok masakan dan minuman, barang-barang apa saja yang bisa dipakai ataupun dimanfaatkan, termasuk survival kit (peralatan survival) untuk membantu keluar dari kondisi tersesat, apalagi tidak ada kompas dikarenakan suatu hal kompas tidak bisa dipakai (rusak/hilang/tidak membawa), sehingga berhenti dan berpikir, sambil mengamati keadaan sebelum melaksanakan perencanaan sangat dianjurkan, berpikir dan membuka memori kita wacana pengetahuan dasar survival dan pengetahuan yang lainnya yang sesuai dengan keadaan, biar bisa menuntun kita keluar dari gelapnya hutan ketika malam hari, ataupun pada siang hari, yang dikhawatirkan akan ada kemungkinan jelek bisa terjadi menyerupai gangguan hewan buas, terperosok ke jurang, atau gangguan kesehatan jikalau harus menghadapi cuaca yang tidak dekat dan kehabisan bekal masakan dan minuman serta ancaman lainnya, maka kita di tuntut untuk bisa cepat menemukan cara biar bisa selamat, salah satunya yaitu dengan secepatnya memilih arah untuk meminta pertolongan. Bila tunjangan tak kunjung tiba maka ada beberapa cara yang bisa dipakai untuk menemukan arah yang akan membawa keluar dari hutan ataupun gunung ketika tersesat, untuk dipakai sebagai pemikiran mengkoreksi posisi atau arah untuk turun ke desa terakhir :
MEMANFAATKAN JARUM/SILET YANG DILETAKAN DI PERMUKAAN AIR
Dalam daftar survival kit kita, salah satu yang wajib dibawa yaitu jarum dan benang (lihat dalam list survival kit) Jika tidak ada dan kebenaran membawa silet, sanggup pula kita gunakan, jarum atau silet tersebut sanggup berfungsi menjadi kompas sederhana sebagai pengganti kompas untuk memilih arah. Caranya mudah, hanya dengan bermodalkan jarum atau silet yang sudah digosokan ke benda yang mengandung magnet atau ke permukaan kering, yang selain magnet, yang paling bisa dipakai yaitu kain sutra atau rambut, kalau terpaksa biasanya kerikil atau besi (agar jarum menjelma bermagnet), dan ditusukkan ke gabus (atau benda ringan lainnya yang bisa mengapung). Gabungan jarum atau silet dan gabus kemudian diletakkan di atas permukaan air, sehingga terlihat mengapung.Ujung silet atau jarum pada kompas sederhana ini selalu menunjuk ke arah utara atau selatan.Cara ini bisa dipakai pada siang hari ataupun malam hari.
· S = Stop, berhenti da beristirahat.
· T = Thingking, berpikir dan menyadari persoalan yang dihadapi.
· O = Observe, mengamati keadaan lingkungan.
· P = Planning, menciptakan planning mengeai tindakan yang akan dilakukan.
Berdasarkan prinsip tersebut maka kita harus berpikir dan menciptakan perencanaan untuk melaksanakan tindakan keluar dari kondisi tersebut (tersesat) sehingga kita harus berhenti untuk mengelola perasaan kita, dilarang panik serta sanggup menenangkan diri, tenangkan dulu pikiran, kemudian cek semua ada dalam bawaan kita, stok masakan dan minuman, barang-barang apa saja yang bisa dipakai ataupun dimanfaatkan, termasuk survival kit (peralatan survival) untuk membantu keluar dari kondisi tersesat, apalagi tidak ada kompas dikarenakan suatu hal kompas tidak bisa dipakai (rusak/hilang/tidak membawa), sehingga berhenti dan berpikir, sambil mengamati keadaan sebelum melaksanakan perencanaan sangat dianjurkan, berpikir dan membuka memori kita wacana pengetahuan dasar survival dan pengetahuan yang lainnya yang sesuai dengan keadaan, biar bisa menuntun kita keluar dari gelapnya hutan ketika malam hari, ataupun pada siang hari, yang dikhawatirkan akan ada kemungkinan jelek bisa terjadi menyerupai gangguan hewan buas, terperosok ke jurang, atau gangguan kesehatan jikalau harus menghadapi cuaca yang tidak dekat dan kehabisan bekal masakan dan minuman serta ancaman lainnya, maka kita di tuntut untuk bisa cepat menemukan cara biar bisa selamat, salah satunya yaitu dengan secepatnya memilih arah untuk meminta pertolongan. Bila tunjangan tak kunjung tiba maka ada beberapa cara yang bisa dipakai untuk menemukan arah yang akan membawa keluar dari hutan ataupun gunung ketika tersesat, untuk dipakai sebagai pemikiran mengkoreksi posisi atau arah untuk turun ke desa terakhir :
MEMANFAATKAN JARUM/SILET YANG DILETAKAN DI PERMUKAAN AIR
Dalam daftar survival kit kita, salah satu yang wajib dibawa yaitu jarum dan benang (lihat dalam list survival kit) Jika tidak ada dan kebenaran membawa silet, sanggup pula kita gunakan, jarum atau silet tersebut sanggup berfungsi menjadi kompas sederhana sebagai pengganti kompas untuk memilih arah. Caranya mudah, hanya dengan bermodalkan jarum atau silet yang sudah digosokan ke benda yang mengandung magnet atau ke permukaan kering, yang selain magnet, yang paling bisa dipakai yaitu kain sutra atau rambut, kalau terpaksa biasanya kerikil atau besi (agar jarum menjelma bermagnet), dan ditusukkan ke gabus (atau benda ringan lainnya yang bisa mengapung). Gabungan jarum atau silet dan gabus kemudian diletakkan di atas permukaan air, sehingga terlihat mengapung.Ujung silet atau jarum pada kompas sederhana ini selalu menunjuk ke arah utara atau selatan.Cara ini bisa dipakai pada siang hari ataupun malam hari.
MEMANFAATKAN TANDA-TANDA ALAM (POHON)
Selain memakai jarum atau silet dan gabus, kita juga bisa memakai gejala alam yang ada disekitar kita, seandainya kita tersesat di vegetasi atau daerah yang penuh pepohonan besar atau minimal ada pohon yang besar di area yang bisa terpapar oleh sinar matahari, cek dan perhatikan setiap sisi batang pohon tersebut. Sisi pohon berbatang besar yang terkena sinar matahari dan tidak berlumut, biasanya akan memperlihatkan arah barat/timur. Jika tersesat pada malam hari, coba raba sisi pohon berbatang besar ini, dan rasakan suhunya.Cari sisi pohon yang terasa paling hangat.Sisi ini memperlihatkan arah barat.
Perlu diingat bahwa tidak semua lumut selalu menghindari sinar matahari, ada beberapa buku atau pengetahuan wacana memilih arah yang mengajarkan bahwa lumut selalu mencari tempat yang dingin, pada kenyataannya tidak semua lumut selalu mencari tempat yang dingin, inilah pentingnya untuk melaksanakan double check dengan menyidik sisi pohon mana yang terasa lebih panas di banding sisi yang lainnya. Cara ini akan lebih akurat dilakukan pada malam hari.
Selain memakai jarum atau silet dan gabus, kita juga bisa memakai gejala alam yang ada disekitar kita, seandainya kita tersesat di vegetasi atau daerah yang penuh pepohonan besar atau minimal ada pohon yang besar di area yang bisa terpapar oleh sinar matahari, cek dan perhatikan setiap sisi batang pohon tersebut. Sisi pohon berbatang besar yang terkena sinar matahari dan tidak berlumut, biasanya akan memperlihatkan arah barat/timur. Jika tersesat pada malam hari, coba raba sisi pohon berbatang besar ini, dan rasakan suhunya.Cari sisi pohon yang terasa paling hangat.Sisi ini memperlihatkan arah barat.
Perlu diingat bahwa tidak semua lumut selalu menghindari sinar matahari, ada beberapa buku atau pengetahuan wacana memilih arah yang mengajarkan bahwa lumut selalu mencari tempat yang dingin, pada kenyataannya tidak semua lumut selalu mencari tempat yang dingin, inilah pentingnya untuk melaksanakan double check dengan menyidik sisi pohon mana yang terasa lebih panas di banding sisi yang lainnya. Cara ini akan lebih akurat dilakukan pada malam hari.
Selain dengan melihat posisi lumut dan mengecek panas pohon, kita bisa juga dengan melihat perbedaan kelebatan tajuk pohon yang sanggup dipakai sebagai petunjuk untuk memilih arah Timur dan Barat, hal ini berkaitan dengan proses fotosintesis (cara ini pada kondisi tertentu sulit membedakan kelebatan daun pada tajuk pohon). Selain itu kita juga sanggup memakai Daun Pandan Hutan, jikalau disekitar kita tersesat kita menemukan pandan Hutan, lihat dan amati batangnya Pandan Hutan (Pandanus tectorius) cenderung untuk mengarah ke sinar matahari yang berkualitas baik (arah timur).
MEMANFAATKAN KAPAN BULAN TAMPAK DILANGIT
Tidak banyak buku panduan ataupun goresan pena yang menunjukan bahwa untuk mencari arah sanggup memakai kapan bulan terbit atau tampak di langit oleh mata kita, pengetahuan ini saya dapatkan dari panduan survival Tentara Amerika dalam FM 3-05.70 (FM 21-76) Panduan wacana survival, cuilan Field-Expedient Direction Finding, atau sanggup diartikan sebagai cara mencari arah dengan keterbatasan alat dilapangan, yaitu salah satunya wacana memilih arah tanpa kompas dengan memakai bulan, yaitu :
Jika bulan terbit sebelum matahari tenggelam, sisi yang diterangi yaitu barat.Jika bulan naik sesudah malam atau tengah malam, sisi diterangi yaitu timur. Penemuan ini terang akan memperlihatkan kita rujukan bernafsu wacana posisi timur-barat di malam hari.
MEMANFAATKAN BAYANGAN MATAHARI
Jika tersesat pada siang hari, lihatlah ke arah bayangan benda.Sama menyerupai memilih arah dengan jam, letakkan benda tegak di permukaan tanah.Pada siang menuju sore, bayangan benda umumnya condong ke timur.Sebaliknya, jikalau tersesat pagi menjelang siang, bayangan benda umumnya condong ke arah barat.
MELIHAT DAN MENGAMATI RASI BINTANG
Cara dengan melihat dan mengamati rasi bintang ini hanya sanggup dipakai pada malam hari, dan rasi bintang yang kita amati bisa lebih dari satu kalau kita bisa tahu dan hapal konstelasi dari masing-masing rasi bintang tersebut :
§ RASI BIDUK/GREAT BEAR/BERUANG BESAR : Rasi Bintang ini sanggup memperlihatkan arah utara. Bentuknya menyerupai gayung, dan terdiri dari 7 buah bintang, sebab itu juga terkadang rasi bintang ini disebut sebagai konstelasi bintang tujuh. Rasi bintang ini terlihat sepanjang tahun di langit utara.
· RASI BINTANG ORION/WALUKU : Rasi Bintang ini sanggup dilihat di langit sebelah barat. Rasi Orion ini gampang dikenali dengan adanya 3 bintang kembar yang berjajar membentuk sabuk Orion (Orion Belt). Satu lagi yang menarik dari rasi orion ini yaitu adanya bintang Bellatrix dan Betelgeuse pada konstelasinya. Selain sebagai petunjuk arah barat, rasi bintang orion ini/waluku dalam bahasa Indonesia sering dijadikan sebagai tanda bagi para petani jaman dulu untuk mulai menggarap sawah dan ladangnya.
· RASI BINTANG PARI/LAYANG-LAYANG/BINTANG SALIB : Rasi bintang ini bisa kita lihat pada langit malam dengan arah agak ke selatan. Rasi bintang ini memperlihatkan arah mata angin pada setiap bintang paling yang terang.
MENGGUNAKAN JAM ANALOG
Cara Lainnya untuk memilih arah yang dilakukan di pagi hari atau siang hari, kita sanggup memakai jam analog untuk memilih arah :
Untuk belahan bumi selatan (sebelah selatan khatulistiwa) :
· letakkan jam secara horisontal,
· arahkan angka 12 kearah matahari (dengan tunjangan bayangan tongkat),
· arah utara yaitu setengah sudut antara angka 12 dengan jarum pendek jam (lihat gambar).
Untuk belahan bumi utara (sebelah utara khatulistiwa) :
· Letakkan jam secara horisontal,
· Arahkan jarum pendek kearah matahari,
· Arah utara yaitu setengah sudut antara angka 12 dengan jarum pendek jam (45°, lihat gambar).
Namun cara ini kurang akurat untuk kita yang tinggal di wilayah katulistiwa. Jika wilayah waktu kita sedang memakai “Daylight saving time”, maka gunakan angka 1 sebagai rujukan menggantikan angka 12 menyerupai gambar dibawah ini.
Menentukan utara dengan bayangan.
Tancapkan sebuah tongkat pendek, dan beri tanda pada ujung bayangan tongkat.Tunggu 15 - 30 menit, kemudian beri tanda lagi pada ujung bayangan tongkat.
Tancapkan sebuah tongkat pendek, dan beri tanda pada ujung bayangan tongkat.Tunggu 15 - 30 menit, kemudian beri tanda lagi pada ujung bayangan tongkat.
Setelah didapatkan dua titik tadi buat garis lurus antara tanda satu dan tanda dua.arah utara diperoleh dengan menciptakan garis tegak lurus (90°) dari garis yang kita peroleh dari bayangan.
Catatan :
Disamping keenam cara tersebut, gotong royong dulu diajarkan juga beberapa cara mencari arah mata angin namun tidak sanggup diaplikasikan dihutan ataupun digunung, yaitu dengan mencari dan melihat makam orang muslim dan kristen , atau mencari masjid.
Pada ketika mencari jalan untuk keluar dari kondisi tersesat lakukanlah penandaan di pohon atau kerikil yang telah di lewati, biar tidak mengulang jalan yang sama terus menerus.
0 Response to "Menentukan Arah Dikala Tersesat Tanpa Kompas"
Posting Komentar