iklan banner

✔ Manejemen Pembelajaran Berbasis Sikap Siswa

Wah, kelas ini luar biasa ribut, banyak yang tidak membuat PR, kurang berminat dalam belajar, si anu suka permisi, sianu suka mengeluarkan suara bunyi tertentu, suka cabut dan masih banyak lagi keluhan sejenisnya, keluhan serupa sering kita dengar dari guru bidang studi simpulan mengajar dari kelas tertentu. Apakah penyebab semua itu? Dan apakah pengaruhnya terhadap out pendidikan yang kita telorkan ?

Hal ini membuat penulis tergelitik untuk mempelajari secara membisu diam. Mulai dari tahun 1996 hingga 1998, saya mulai mengkaji sikap siswa dan yang melatar belakangi munculnya sikap tertentu pada masing masing siswa yang saya ajar. Saya mengamati sikap siswa pada dua jenjang pendidikan yakni:tingkat sekolah dasar tepatnya kelas 4 SD negeri 010 Batam. Di SD saya bertindak selaku wali kelas , dimana kelas ini berguru pada sip siang yakni pukul 13.30 siang.

Dalam pengamatan yang dilakukan secara membisu diam ternyata terdapat beberapa dilema yang menjadi penyebab munculnya keluhan keluhan di atas. Diantaranya ialah sebagai berikut:

1. Kurangnya manejemen sikap siswa atau akseptor didik

2. Lemahnya manejemen pembelajaran yang berbasis sikap siswa

Kedua dilema tersebut merupakan biang kerok munculnya sikap tertentu pada siswa, sehingga disiplin dan prestasi siswa menjadi menurun. Dapat kita bayangkan jikalau disiplin dan prestasi output yang kita telorkan menurun, mau dibawa kemana generasi kita kedepan?. Peran dunia pendidikan untuk melahirkan generasi unggul semakin jauh dari impian, jikalau dilema ini tidak segera kita carikan jalan keluarnya.

Disini dituntut perlunya kreatifitas kita untuk melaksanakan terobosan terobosan yang kira kira sanggup membuat akseptor didik mengikuti pelajaran dengan menyenangkan dan meminimalisir munculnya sikap tertentu yang kurang menyenangkan dalam belajar. sehingga kita harapkan keluhan keluhan yang biasa kita dengar selama tidak lagi kita temukan.

Disini penulis ingin menyebarkan perihal langkah langkah manejemen sikap siswa dan penanganan dilema yang penulis lakukan selama ini, baik ditingkat SD.

Pada tingkat sekolah dasar, penulis mengamati sikap siswa pada kelas 4 SD N 010 Batam sebagai walikelas . Bermula dari teguran ekspresi yang cukup menggelitik dari seorang guru olah raga senior kepada saya sebagai guru honorer disekolah ini. Bu, jadi wali kelas itu harus sanggup mengamankan anaknya sebelum guru bidang studi mengajar, bariskan dulu anaknya kelapangan, kalau sudah dibariskan gres panggil saya kelapangan! Jangan hanya membisu saja dikantor, kalau masih mau gaji di sekolah ini. Lihat tuh anak anaknya berkeliaran , ribut, dan nakal bandel lagi !.

Teguran ini saya jadikan sebagai cemeti untuk sanggup mengubah sikap siswa yang katanya susah diatur menjadi siswa yang gampang diatur. Saya menginginkan siswa itu berguru tanpa harus diomeli menyerupai itu. Apakah yang menjadikan mereka ribut, main main dan sebagainya itu? apakah pelajarannya yang kurang menarik, cara penyajiannnyakah yang kurang tepat, atau memang huruf siswanya kah yang kurang anggun menyerupai yang mereka keluhkan? Dan terkadang juga saya keluhkan.

Maka penulis mulai dengan melaksanakan langkah kecil yang mungkin kelihatannya tidak berguna, diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Mendata kecendrungan sikap siswa sehari hari di kelas dan melaksanakan konseling terhadap siswa yang menunjukkkan sikap negatif. Serta mendata siswa yang berkebutuhan khusus yang terdapat di dalam kelas yang diamati.

2. Mencari tahu latar belakang siswa , mencakup latar belakang sosial yang multikulturalisme dan latar belakang rumah tangga serta orang bau tanah siswa.

3. Mendata gaya berguru siswa apakah cendrung pada gaya berguru visual, audio, audio visual maupun kinestetik melalui pengamatan sehari hari.

4. Merancang alternatif model , teknik dan pendekatan pembelajaran yang ideal bagi siswa yang berfariatif sesuai dengan latar belakang akseptor didik yang multikulturalisme, menurut manejemen sikap siswa yang sudah dilakukan pada langkah satu hingga tiga.

5. Malaksanakan model, teknik dan pendekatan pembelajaran yang ideal sesuai dengan manejemen sikap siswa. Sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.

6. Memandang siswa sebagai eksklusif yang berharga dan memperlakukan mereka sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Karena kita tahu apa yang mereka mau dan mereka butuhkan . sehingga terbentuk pembelajaran yang menyenagkan dan pembelajaran yang bermakna, yang menyentuh ketiga ranah teori berguru yakni saya tahu (behaviorisme) saya sanggup berbuat dan merancang pengetahuan (konstruktifisme) dan saya sanggup menerapkannya dalam kehidupan dan bermasyarakat secara sehat dan penuh kearifan ( Humanisme).

Berdasarkan hasil manejemen sikap siswa di sekolah dasar tersebut ternyata penyebab siswa yang ribut dan kurang perhatian bahkan susah diatur dalam berguru itu ialah :

1. Siswa yang mempunyai gaya berguru kinestetik dan visual merasa kurang nyaman dan kurang diperhatikan, bahkan sering dimarahi lantaran dianggap sumber keributan yang mengganggu PBM. Sementara praktek pembelajaran yang diberikan selama ini yang cendrung secara linear terasa menjemukan bagi mereka. Tidak sanggup menyentuh kebutuhan berguru masing masing siswa dengan gaya dan karak teristik berguru yang mereka miliki.

2. Siswa SD khususnya kelas 4 pada umumnya belum sanggup terlepas dari dunia bermain. Maka pembelajaran linear bagi mereka terasa menjemukan.

Oleh lantaran itu penulis berusaha mencari penyegaran dengan melalukan pembelajaran yang menyenangkan dengan memperhatikan semua kebuhtuhan berguru mereka. dengan memakai teknik dan metode pembelajaran yang bervariatif, menyerupai berguru sambil bermain, sambil bernyanyi dan sesekali wisata lingkungan sekitar untuk memupuk timbulnya jiwa kreatif dan kepekaan sosial merekan. Diantara model pembelajarn yang sering dipakai adala model Quantum learning dan Kontekstual Learnig. Sesekali untuk pelajaran diskusi memakai model Problem Based Learning dalam berdiskusi sesudah melaksanakan wisata lingkungan sekolah.

Ternyata dengan melaksanakan manejemen prilaku dan manejemen pembelajaran pada murid kelas 4 SD sanggup menekan keluhan sikap siswa yang ribut, malas bahkan tidak berminat dalam berguru sama sekali. Melalui manejemen sikap dan manejemen pembelajaran sanggup meningkatkan pemahaman siswa akan pentingnya berguru dan meningkatkan minat siswa dalam belajar. Sehingga angka keributan di kelas sanggup diminimalisir. Selain itu kepekaan sosial anak jauh lebih anggun dari sebelumnya.

Dengan demikian sanggup penulis simpulkan bahwa manejemen sikap siswa sangat penting dilakukan guna merancang model, teknik, metode yang relevan dengan kebutuhan siswa. Sehingga kita sanggup mencipotakan manejemen pembelajaran dengan baik . Dan diperlukan sanggup meningkatkan minat siswa dalam belajar.

Ditulis oleh Yusmarni, S.Pd

___________
Sumber: PaGi

Sumber http://magister-pendidikan.blogspot.com

0 Response to "✔ Manejemen Pembelajaran Berbasis Sikap Siswa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel