✔ Periodisasi Masyarakat Indonesia Era Praaksara
Dari kehidupan masyarakat zaman praaksara, kita mendapat warisan berupa alat- alat dari batu, tulang, kayu, dan logam serta lukisan pada dinding-dinding gua. Masa lampau yang hanya meninggalkan jejak-jejak sejarah tersebut menjadi komponen penting dalam perjuangan menuliskan sejarah kehidupan manusia. Jejak-jejak tersebut mengandung gosip yang sanggup dijadikan materi penulisan sejarah dan akan disampaikan dari generasi ke generasi berikutnya hingga turun temurun. Jejak sejarah yang histories merupakan jejak sejarah yang berdasarkan para andal mempunyai gosip ihwal kejadian-kejadian historis, sehingga sanggup dipergunakan untuk penulisan sejarah.
a.Tradisi insan hidup berpindah (zaman Paleolitikum)
Manusia di zaman hidup berpindah termasuk jenis Pithecanthropus. Mereka hidup dari mengumpulkan masakan (food gathering), hidup di gua-gua, masih tampak liar, belum bisa menguasai alam, dan tidak menetap.
Kebudayaan mereka sering disebut kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. Disebut kebudayaan Pacitan alasannya alat-alat budayanya banyak ditemukan di Pacitan (di Pegunungan Sewu Pantai Selatan Jawa) berupa chopper (kapak penetak) disebut juga kapak genggam. Karena masih terbuat dari kerikil maka disebut stone culture (budaya batu). Alat sejenis juga ditemukan di Parigi (Sulawesi) dan Lahat (Sumatra).
Kebudayaan Ngandong ditemukan di desa Ngandong (daerah Ngawi Jawa Timur) Alatnya ada yang terbuat dari tulang maka disebut bone culture. Di Ngandong ditemukan juga kapak genggam, benda dari kerikil berupa flakes dan kerikil indah berwarna yang disebut chalcedon.
b.Peningkatan hidup insan memasuki hidup setengah menetap atau semisedenter (zaman Mesolitikum) Mereka sudah mempunyai kemajuan hidup menyerupai adanya kjokkenmoddinger (sampah kerang)danabris sous roche (gua tempat tinggal). Alat-alatnya yakni kapak genggam (pebble) disebut juga kapak Sumatra, kapak pendek (hache courte), dan pipisan.
c.Tradisi insan zaman hidup menetap (zaman Neolitikum)
Pada zaman ini, insan sudah mulai food producing, yakni mengusahakan bercocok tanam sederhana dengan mengusahakan ladang.
Jenis tanamannya yakni ubi, talas, padi, dan jelai. Mereka memakai peralatan yang lebih anggun menyerupai beliung persegi atau kapak persegi dan kapak lonjong yang dipergunakan untuk mengerjakan tanah. Kapak persegi ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan Barat, sedangkan di Semenanjung Melayu kapak ini disebut kapak bahu. Kapak lonjong berbentuk lingkaran telur, banyak ditemukan di Sulawesi, Papua, atau kepulauan Indonesia Timur. Alat serpih untuk mata panah dan mata tombak ditemukan di Gua Lawa Sampung (Jawa Timur) dan Cabbenge (Sulawesi Selatan).
Di Malolo (Sumba Timur) ditemukan kendi air. Pada masa ini, terjadi perpindahan penduduk dari daratan Asia (Tonkin di Indocina) ke Nusantara yang kemudian disebut bangsa Proto Melayu pada tahun 1500 SM melalui jalan barat dan jalan utara. Alat yang dipergunakan yakni kapak persegi, beliung persegi, pebble (kapak Sumatra), dan kapak genggam.
Kebudayaan itu oleh Madame Madeleine Colani, andal sejarah Prancis, dinamakan kebudayaan Bacson-Hoabinh. Kepercayaan zaman bercocok tanam yakni menyembah tuhan alam.
d.Tradisi Megalitikum
Pada zaman ini, alat dibentuk dari kerikil besar menyerupai menhir, dolmen, dan sarkofagus. Menhir yakni tugu kerikil besar tempat roh nenek moyang, ditemukan di Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan. Dolmen yakni meja kerikil besar (altar), terdapat di Bondowoso, Jawa Timur. Sarkofagus yakni kubur peti kerikil besar. DiSulawesi, sarkofagus dikenal dengan sebutan waruga.
e.Tradisi zaman perundagian
Setelah hidup menetap, mereka semakin arif menciptakan alat, bahkan dengan kedatangan bangsa Deutero Melayu pada 500 SM, mereka sudah bisa menciptakan alat dari logam (sering disebut budaya Dongson lantaran berasal dari Dongson). Zaman ini disebut zaman kemahiran teknologi. Mereka juga telah mengenal sawah dan sistem pengairan.
Jenis benda logam yang dibentuk di Indonesia pada zaman ini, antara lain, sebagai berikut.
1) Nekara, yaitu semacam tambur besar yang ditemukan di Bali, Roti, Alor, Kei, dan Papua.
2)Kapak corong, disebut demikian lantaran bab tangkainya berbentuk corong. Sebutan lainnya yakni kapak sepatu. Benda ini dipergunakan untuk upacara. Banyak ditemukan di Makassar, Jawa, Bali, Pulau Selayar, dan Papua.
3)Arca perunggu, ditemukan di tempat Bangkinang, Riau, dan Limbangan, Bogor. Selain itu, ada embel-embel perunggu, benda besi, dan manik-manik. Kepercayaan di zaman perundagian yakni menyembah roh nenek moyang (animisme).
Sumber http://sejarah10-jt.blogspot.com
Jejak historis ada dua, yaitu jejak historis berwujud benda dan jejak historis yang berwujud tulisan.Jejak historis berwujud benda merupakan hasil budaya/tradisi di masa kuno, contohnya tradisi zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, Megalitikum, dan Perundagian.
a.Tradisi insan hidup berpindah (zaman Paleolitikum)
Manusia di zaman hidup berpindah termasuk jenis Pithecanthropus. Mereka hidup dari mengumpulkan masakan (food gathering), hidup di gua-gua, masih tampak liar, belum bisa menguasai alam, dan tidak menetap.
Kebudayaan mereka sering disebut kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. Disebut kebudayaan Pacitan alasannya alat-alat budayanya banyak ditemukan di Pacitan (di Pegunungan Sewu Pantai Selatan Jawa) berupa chopper (kapak penetak) disebut juga kapak genggam. Karena masih terbuat dari kerikil maka disebut stone culture (budaya batu). Alat sejenis juga ditemukan di Parigi (Sulawesi) dan Lahat (Sumatra).
Kebudayaan Ngandong ditemukan di desa Ngandong (daerah Ngawi Jawa Timur) Alatnya ada yang terbuat dari tulang maka disebut bone culture. Di Ngandong ditemukan juga kapak genggam, benda dari kerikil berupa flakes dan kerikil indah berwarna yang disebut chalcedon.
b.Peningkatan hidup insan memasuki hidup setengah menetap atau semisedenter (zaman Mesolitikum) Mereka sudah mempunyai kemajuan hidup menyerupai adanya kjokkenmoddinger (sampah kerang)danabris sous roche (gua tempat tinggal). Alat-alatnya yakni kapak genggam (pebble) disebut juga kapak Sumatra, kapak pendek (hache courte), dan pipisan.
c.Tradisi insan zaman hidup menetap (zaman Neolitikum)
Pada zaman ini, insan sudah mulai food producing, yakni mengusahakan bercocok tanam sederhana dengan mengusahakan ladang.
Jenis tanamannya yakni ubi, talas, padi, dan jelai. Mereka memakai peralatan yang lebih anggun menyerupai beliung persegi atau kapak persegi dan kapak lonjong yang dipergunakan untuk mengerjakan tanah. Kapak persegi ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan Barat, sedangkan di Semenanjung Melayu kapak ini disebut kapak bahu. Kapak lonjong berbentuk lingkaran telur, banyak ditemukan di Sulawesi, Papua, atau kepulauan Indonesia Timur. Alat serpih untuk mata panah dan mata tombak ditemukan di Gua Lawa Sampung (Jawa Timur) dan Cabbenge (Sulawesi Selatan).
Di Malolo (Sumba Timur) ditemukan kendi air. Pada masa ini, terjadi perpindahan penduduk dari daratan Asia (Tonkin di Indocina) ke Nusantara yang kemudian disebut bangsa Proto Melayu pada tahun 1500 SM melalui jalan barat dan jalan utara. Alat yang dipergunakan yakni kapak persegi, beliung persegi, pebble (kapak Sumatra), dan kapak genggam.
Kebudayaan itu oleh Madame Madeleine Colani, andal sejarah Prancis, dinamakan kebudayaan Bacson-Hoabinh. Kepercayaan zaman bercocok tanam yakni menyembah tuhan alam.
d.Tradisi Megalitikum
Pada zaman ini, alat dibentuk dari kerikil besar menyerupai menhir, dolmen, dan sarkofagus. Menhir yakni tugu kerikil besar tempat roh nenek moyang, ditemukan di Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan. Dolmen yakni meja kerikil besar (altar), terdapat di Bondowoso, Jawa Timur. Sarkofagus yakni kubur peti kerikil besar. DiSulawesi, sarkofagus dikenal dengan sebutan waruga.
e.Tradisi zaman perundagian
Setelah hidup menetap, mereka semakin arif menciptakan alat, bahkan dengan kedatangan bangsa Deutero Melayu pada 500 SM, mereka sudah bisa menciptakan alat dari logam (sering disebut budaya Dongson lantaran berasal dari Dongson). Zaman ini disebut zaman kemahiran teknologi. Mereka juga telah mengenal sawah dan sistem pengairan.
Pembuatan gerabah dilakukan masyarakat hingga sekarang, menyerupai di Jawa (Tuban; Gunung Tangkil erat Bogor; desa Anjun erat Pamanukan; Kasongan, Yogyakarta; Bayat Klaten; Gengkuang Garut), di Sumatra (daerah Gayo, Aceh), dan di Papua (desa Abare, Kayu Batu di Teluk Humboldt).
Jenis benda logam yang dibentuk di Indonesia pada zaman ini, antara lain, sebagai berikut.
1) Nekara, yaitu semacam tambur besar yang ditemukan di Bali, Roti, Alor, Kei, dan Papua.
2)Kapak corong, disebut demikian lantaran bab tangkainya berbentuk corong. Sebutan lainnya yakni kapak sepatu. Benda ini dipergunakan untuk upacara. Banyak ditemukan di Makassar, Jawa, Bali, Pulau Selayar, dan Papua.
3)Arca perunggu, ditemukan di tempat Bangkinang, Riau, dan Limbangan, Bogor. Selain itu, ada embel-embel perunggu, benda besi, dan manik-manik. Kepercayaan di zaman perundagian yakni menyembah roh nenek moyang (animisme).
Sumber http://sejarah10-jt.blogspot.com
0 Response to "✔ Periodisasi Masyarakat Indonesia Era Praaksara"
Posting Komentar