iklan banner

✔ Laporan Pendahuluan / Lp Hiperaktif / Syndroma Hyperactivities Pada Anak, Download Doc Dan Pdf

Dear sahabat perawat sekalian, pada kesempatan kali ini kami bagikan laporan pendahuluan / lp hiperaktif pada anak. yaitu suatu kiprah keperawatan yang berbentuk makalah terdiri dari tinjauan teori hingga konsep asuhan keperawatan wacana suatu keadaan disfungsi serebral minimal yang terjadi pada anak.

Laporan pendahuluan / lp hiperaktif pada anak ini telah kami susun selengkap mungkin mulai dari tinjauan teori hingga konsep asuhan keperawatan berdasarkan beberapa refferensi yang telah kami sertakan di daftar pustaka diakhir laporan pendahuluan / lp hiperaktif pada anak ini.

Untuk mempermudah teman-teman perawat sekalian dalam pembuatan laporan pendahuluan hiperaktif / sydroma hyperactivities pada anak, disini kami sediakan file dalam format doc dan pdf yang bisa did0wnl0ad memakai link unduhan yang telah kami sematkan diakhir artikel. 

Laporan Pendahuluan Hiperaktif / sydroma hiperactivities pada anak

Pengertian

Sindroma hiperaktivitas merupakan istilah gangguan kekurangan perhatian mengambarkan gangguan-gangguan sentral yang terdapat pada anak-anak, yang hingga ketika ini dicap sebagai menderita hiperaktivitas, hiperkinesis, kerusakan otak minimal atau disfungsi serebral minimal. (Nelson, 1994)


Etiologi

Pandangan-pandangan serta pendapat–pendapat mengenai asal usul, gambaran–gambaran, bahkan mengenai realitas daripada gangguan ini masih berbeda–beda serta dipertentangkan satu sama lainnya. Beberapa orang berkeyakinan bahwa gangguan tersebut mungkin sekali timbul sebagai akhir dari gangguan–gangguan di dalam neurokimia atau neurofisiologi susunan syaraf pusat. Istilah gangguan kekurangan perhatian merujuk kepada apa yang oleh banyak orang diyakini sebagai gangguan yang utamanya. Sindroma tersebut diduga disebabkan oleh faktor genetik, pembuahan ataupun racun, bahaya–bahaya yang diakibatkan terjadinya prematuritas atau immaturitas, maupun rudapaksa, anoksia atau penyulit kelahiran lainnya.
Telah dilakukan pula investigasi wacana temperamen sebagai kemungkinan merupakan faktor yang  mempermudah timbulnya gangguan tersebut, sebagaimana halnya dengan praktek pendidikan serta perawatan anak dan kesulitan emosional di dalam interaksi orang renta anak yang bersangkutan. Sampai kini tidak ada satu atau beberapa faktor penyebab niscaya yang tidak sanggup diperlihatkan.


Patofisiologi 

Kurang konsentrasi/gangguan hiperaktivitas ditandai dengan gangguan konsentrasi, sifat impulsif, dan hiperaktivitas. Tidak terdapat bukti yang meyakinkan wacana sesuatu prosedur patofisiologi ataupun gangguan biokimiawi. Anak laki-laki yang hiperaktiv, yang berusia antara 6 – 9 tahun serta yang memiliki IQ yang sedang, yang telah menawarkan jawaban yang baik terhadap pengobatan–pengobatan stimulan, memperlihatkan derajat perangsangan yang rendah (a low level of arousal) di dalam susunan syaraf pusat mereka, sebelum pengobatan tersebut dilaksanakan, sebagaimana yang berhasil diukur dengan mempergunakan elektroensefalografi, potensial–potensial yang diakibatkan secara auditorik serta sifat penghantaran kulit. Anak laki-laki ini memiliki skor tinggi untuk kegelisahan, mudahnya perhatian mereka dialihkan, lingkup perhatian mereka yang jelek serta impulsivitas. Dengan 3 ahad pengobatan serta perawatan, maka angka–angka laboratorik menjadi lebih mendekati normal serta evaluasi yang diberikan oleh para guru mereka memperlihatkan tingkah laris yang lebih baik.

Pathway Anak Hiperaktif

Manifestasi Klinik

Ukuran objektif tidak memperlihatkan bahwa anak yang terkena gangguan ini memperlihatkan aktifitas fisik yang lebih banyak, jikalau dibandingkan dengan anak–anak kontrol yang normal, tetapi gerakan–gerakan yang mereka lakukan kelihatan lebih kurang bertujuan serta mereka selalu gelisah dan resah. Mereka memiliki rentang perhatian yang pendek, gampang dialihkan serta bersifat spontan dan mereka cenderung untuk bertindak tanpa mempertimbangkan atau merenungkan akhir tindakan tersebut. Mereka memiliki toleransi yang rendah terhadap perasaan putus asa dan secara emosional mereka yakni orang–orang yang labil serta gampang terangsang. Suasana perasaan hati mereka cenderung untuk bersifat netral atau pertenangan, mereka kerap kali berkelompok, tetapi secara sosial mereka bersikap kaku. Beberapa orang di antara mereka bersikap bermusuhan dan negatif, tetapi ciri ini sering terjadi secara sekunder terhadap permasalahan–permasalahan psikososial yang mereka alami. Beberapa orang lainnya sangat bergantung secara berlebih–lebihan, namun yang lain lagi bersikap begitu bebas dan merdeka, sehingga kelihatan sembrono.

Kesulitan-kesulitan emosional dan tingkah laris lazim ditemukan dan biasanya sekunder terhadap efek sosial  yang negatif dari tingkah laris mereka. Anak-anak ini akan mendapatkan celaan dan eksekusi dari orang renta serta guru dan pengasingan sosial oleh orang-orang yang sebaya dengan mereka. Secara kronik mereka mengalami kegagalan di dalam tugas-tugas akademik mereka dan banyak diantara mereka tidak cukup terkoordinasi serta cukup bisa mengendalikan diri sendiri untuk sanggup berhasil di dalam bidang olah raga. Mereka memiliki citra mengenai diri mereka sendiri yang jelek serta memiliki rasa harga diri yang rendah dan kerap kali mengalami depresi. Terdapat angka kejadian tinggi mengenai ketidakmampuan berguru membaca matematika, mengeja serta tulis tangan. Prestasi akademik mereka sanggup tertinggal 1 – 2 tahun dan lebih sedikit daripada yang sesunguhnya diharapkan dari kecerdasan mereka yang diukur.


Pemeriksaan Penunjang

Tidak ada investigasi laboratorium yang akan menegakkan diagnosis gangguan kekurangan perhatian. Anak yang mengalami hiperaktivitas dilaporkan memperlihatkan jumlah gelombang-gelombang lambat yang bertambah banyak pada elektorensefalogram mereka, tanpa disertai dengan adanya bukti wacana penyakit neurologik atau epilepsi yang progresif, tetapi inovasi ini memiliki makna yang tidak pasti. Suatu EEG yang dianalisis oleh komputer akan sanggup membantu di dalam melaksanakan evaluasi wacana ketidakmampuan berguru pada anak itu.


Komplikasi

  • Diagnosis sekunder- gangguan konduksi, depresi dan penyakit ansietas.
  • Pencapaian akademik kurang, gagal di sekolah, sulit membaca dan mengerjakan aritmatika (sering kali akhir kecacatan konsentrasi).
  • Hubungan dengan sahabat sebaya jelek (sering kali akhir sikap bergairah dan kata-kata yang diungkapkan).


Penatalaksanaan Medis

Rencana pengobatan bagi anak dengan gangguan ini terdiri atas penggunaan psikostimulan, modifikasi perilaku, pendidikan orang tua, dan konseling keluarga. Orang renta mungkin mengutarakan kekhawatirannya wacana penggunaan obat. Resiko dan laba dari obat harus dijelaskan pada orang tua, termasuk pencegahan skolastik dan gangguan sosial  yang terus menerus lantaran pengunaan obat-obat psikostimulan. Rating scale Conners sanggup dipakai sebagai dasar pengobatan dan untuk memantau efektifitas dari pengobatan.

Psikostimulan- metilfenidat (Ritalin), amfetamin sulfat (Benzedrine), dan dekstroamfetamin sulfat (Dexedrine)- sanggup memperbaiki rentang perhatian dan konsentrasi anak dengan meningkatkan imbas paradoksikal pada kebanyakan anak dan sebagian orang remaja yang menderita gangguan ini.


Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

1. Kaji riwayat keluarga melalui wawancara atau genogram.

Data yang sanggup diperoleh apakah anak tersebut lahir premature, berat tubuh lahir rendah, anoksia, penyulit kehamilan lainnyan atau ada faktor genetik yang diduga sebagai penyebab dari gangguan hiperaktivitas pada anak.

2. Kaji riwayat sikap anak.

  • Riwayat perkembangan, dimana dulu seorang bayi yang gesit, aktif dan banyak menuntut, yang memiliki jawaban – jawaban yang mendalam dan kuat, dengan disertai kesulitan – kesulitan makan dan tidur, kerap kali pada bulan – bulan pertama kehidupannya, sukar untuk menjadi damai pada waktu akan tidur serta lambat untuk membentuk irama diurnal. Kolik dilaporkan agak umum terjadi pada mereka.
  • Laporan guru wacana permasalahan – permasalahan akademis serta tingkah laris di dalam kelas.


Diagnosa Keperawatan

  1. Kerusakan interaksi sosial
  2. Gangguan konsep diri
  3. Resiko tinggi penatalaksanaan acara terapeutik tidak efektif
  4. Resiko tinggi perubahan kiprah menjadi orang tua
  5. Resiko tinggi kekerasan
  6. Resiko tinggi mencederai diri sendiri


Perencanaan atau intervensi

Intervensi keperawatan umumnya diimplementasikan pada pasien rawat jalan dan komunitas.

1. Bantu orang renta dalam mengimplementasikan acara sikap supaya meliputi penguatan yang positif. 

  • Latih kefokusan anak 

Jangan tekan anak, terima keadaannya. Perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas. Kalau anak tidak bisa membisu di satu tempat, coba pegang kedua tangannya dengan lembut, kemudian ajak untuk duduk dan diam. Mintalah supaya anak menatap mata anda ketika bicara atau diajak berbicara. Berilah instruksi dengan nada lembut.

  • Telatenlah

Jika anak telah betah untuk duduklebih lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata dan tangan dengan cara menghubungkan titik – titik yang membentuk angka atau huruf. Selanjutnya anak diberi latihan menggambar bentuk sederhana dan mewarnai. Bisa pula mulai diberikan latihan berhitung dengan banyak sekali variasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mulailah dengan penjumlahan atau pengurangan dengan angka-angka di bawah 10. Setelah itu gres diperkenalkan konsep angka 0 dengan benar.

  • Bangkitkan kepercayaan diri anak

Gunakan teknik pengelolaan perilaku, ibarat memakai penguat positif. Misalnya menawarkan kebanggaan bila anak makan dengan tertib. Tujuannya untuk meningkatkan rasa percaya diri anak.

  • Kenali arah minatnya

Jika anak bergerak terus jangan panik, ikutkan saja dan catat baik-baik, kemana bekerjsama tujuan keaktifan dari anak. Yang paling penting yakni mengenali talenta anak secara dini.

  • Minta anak bicara

Anak hiperaktif cenderung susah berkomunikasi dan bersosialisasi. Karena itu Bantu anak dalam bersosialisasi supaya ia mempelajari nilai – nilai apa saja yang diterima di kelompoknya.

2. Sediakan struktur kegiatan harian

Anak hendaknya memiliki daftar kegiatan harian yang berjalan dengan teratur berdasarkan jadwal yang ditetapkan dan hendaknya segera mengikuti serta melaksanakan kegiatan rutinnya itu, sebagaimana iharkn dari dirinya dan untuk itu anak dihadiahi kata – kata pujian.

Perangsangan yang berlebihan serta kelelahan yang sangat hebat hendaknya dihindarkan. Anak membutuhkan ketika santai setelah bermain, terutama setelah ia melaksanakan kegiatan fisik yang berpengaruh dan keras. Periode sebelum tidur harus merupakan masa tenang, dengan cara menghindarkan acara televisi yang merangsang, permainan yang keras dan jungkir balik.

3. Beri obat stimulans sesuai instruksi.

  • Stimulans sanggup tidak boleh sementara pada tamat pekan dan hari libur. Di mana untuk memilih apakah kemampuan pengendalian yang dimiliki oleh anak itu sendiri telah mengalami suatu kemajuan.
  • Stimulans tidak diberikan setelah pukul 3 atau 4 sore, dimana imbas samping stimulans yakni insomnia. Insomnia sanggup dicegah dengan tidak lagi menawarkan pengobatan perangsang setelah jam 3 sore serta mengatur sedemikian rupa, sehingga periode sebelum tidur itu merupakan ketika yang damai serta tidak merangsang.


Perencanaan Pemulangan (Discharge Planning) dan Perawatan di Rumah

  1. Didik dan bantu orang renta dan anggota keluarganya.
  2. Berkolaborasi dengan guru dan libatkan orang tua. Dorong orang renta untuk menjamin bahwa guru dan perawat sekolah mengetahui wacana nama, takaran dan waktu minum obat.
  3. Pastikan bahwa anak mendapatkan evalusi dan bimbingan akademik yang diperlukan. Memasukkan anak dalam kelas pendidikan khusus sering kali diperlukan.
  4. Pantau kemajuan dan respons anak terhadap pengobatan.
  5. Rujuk ke seorang hebat sikap dan orang renta untuk membuatkan dan mengimplementasikan planning perilaku.


Hasil yang Diharapkan

  • Prestasi di sekolah meningkat, dibuktikan oleh nilai dan tugas-tugas yang diselesaikan anak.
  • Perilaku anak semakin baik berdasarkan evaluasi guru dan orang tua.
  • Anak memperlihatkan relasi yang kasatmata dengan sahabat sebaya.


Daftar Pustaka

  • L. Betz, Cecily, A. Sowden, Linda. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Alih Bahasa Jan Tambayong. Jakarta, EGC, 2002
  • Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Bagian 1. Alih Bahasa Hunardja S. Jakarta, Widya Medika, 2002
  • Nelson, Ilmu Pediatri Perkembangan. Alih Bahasa Moelia Radja Siregar. Jakarta, EGC, 1994
  • Pilliteri, Adelle, Child Health Nursing Care of The Child and Family. Philadelphia, Lippincott, 1999

Untuk mend0wnl0ad laporan pendahuluan / lp hiperaktif / syndroma hyperactivities pada anak, dibawah.

  • laporan pendahuluan / lp hiperaktif / syndroma hyperactivities pada anak doc, (Ambil File)
  • laporan pendahuluan / lp hiperaktif / syndroma hyperactivities pada anak pdf, (Ambil File)
Link Alternatif
Demikian Laporan pendahuluan / LP hiperaktif / syndroma hyperactivities pada anak, d0wnl0ad doc dan pdf kami bagikan. semoga bisa menjadi refferensi teman-teman sekalian, terima kasih.



Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com

0 Response to "✔ Laporan Pendahuluan / Lp Hiperaktif / Syndroma Hyperactivities Pada Anak, Download Doc Dan Pdf"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel