iklan banner

Materi Kimia Kelas X : Larutan Eletrolit Dan Non Eletrolit

IPA-Area; Pernahkah Anda memperhatikan orang yang mencari ikan di sungai dengan cara menyetrum, apa yang terjadi? Ternyata di sekitar alat setrum tersebut tiba-tiba muncul banyak ikan yang mengapung dikarenakan telah mati. Mengapa ikan-ikan di sekitar alat penyetrum bisa mati? Apakah air sungai sanggup menghantarkan arus listrik? Tahukah Anda mengapa limbah cair maupun padat yang berasal dari rumah tangga ataupun industri sanggup diuraikan oleh mikroorganisme? Bagaimana cara mikroorganisme menguraikan/membusukkan limbah-limbah tersebut? Pe-nasaran ingin tahu balasan dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, ikuti pembahasan berikut ini.

A. Penggolongan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik
Beberapa waktu yang lalu, ibukota Jakarta ditimpa petaka banjir alasannya yakni curah hujan yang sangat tinggi sehingga banyak menenggelamkan perumahan penduduk. Mensikapi kondisi banjir yang tidak mengecewakan tinggi tersebut, pihak PLN segera mengambil tindakan cepat dengan segera memutuskan aliran listrik yang menuju ke arah transformeter (trafo) yang terendam air banjir. Tahukah Anda mengapa pihak PLN mengambil tindakan tersebut? Apakah air sanggup menghantarkan arus listrik sehingga sanggup membahayakan penduduk? Menurut pemikiran Anda, kira-kira kriteria air (larutan) yang bagaimana yang sanggup menghantarkan arus listrik? Apakah semua larutan sanggup menghantarkan arus listrik?
 Pernahkah Anda memperhatikan orang yang mencari ikan di sungai dengan cara menyetrum Materi Kimia Kelas X : Larutan Eletrolit dan Non Eletrolit

Untuk mengetahui balasan dari pertanyaan-pertanyaan di atas, coba Anda perhatikan data ekperimen uji daya hantar listrik terhadap beberapa larutan di bawah ini.

Tabel Data eksperimen uji daya hantar listrik beberapa larutan

Dari data tabel diatas, tampak bahwa:
1. Arus listrik yang melalui larutan asam sulfat, natrium hidroksida, dan garam dapur sanggup menyebabkan lampu menyala terang dan timbul gas di sekitar elektrode. Hal ini menunjukkan bahwa larutan asam sulfat, natrium hidroksida, dan garam dapur mempunyai daya hantar listrik yang baik.
2. Arus listrik yang melalui larutan asam cuka dan amonium hidroksida menyebabkan lampu tidak menyala, tetapi pada elektrode timbul gas. Hal ini menunjukkan bahwa larutan asam cuka dan amonium hidroksida mempunyai daya hantar listrik yang lemah.
3. Arus listrik yang melalui larutan gula dan larutan urea tidak bisa menyalakan lampu dan juga tidak timbul gas pada elektrode. Hal ini menunjukkan bahwa larutan gula dan larutan urea tidak sanggup menghantarkan listrik.

Berdasarkan keterangan di atas, maka larutan sanggup dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
  1. Larutan yang sanggup menghantarkan arus listrik, disebut larutan elektrolit.
    Contoh: larutan asam sulfat, natrium hidroksida, garam dapur, asam cuka, dan amonium hidroksida.
  2. Larutan yang tidak sanggup menghantarkan arus listrik, disebut larutan nonelektrolit.
    Contoh: larutan gula dan larutan urea.
B. Teori Ion Svante August Arrhenius
Mengapa larutan elektrolit sanggup menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan nonelektrolit tidak sanggup menghantarkan arus listrik?

Penjelasan perihal permasalahan di atas pertama kali dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859 – 1927) dari Swedia ketika presentasi disertasi PhD-nya di Universitas Uppsala tahun 1884. Menurut Arrhenius, zat elektrolit dalam larutannya akan terurai menjadi partikel-partikel yang berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik yang dinamakan ion. Ion yang bermuatan positif disebut kation, dan ion yang bermuatan negatif dinamakan anion. Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi.

Ion-ion zat elektrolit tersebut selalu bergerak bebas dan ion-ion inilah yang bergotong-royong menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Sedangkan zat nonelektrolit ketika dilarutkan dalam air tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik. Hal inilah yang menyebabkan larutan nonelektrolit tidak sanggup menghantarkan listrik. Dari klarifikasi di atas, maka sanggup disimpulkan
Larutan elektrolit sanggup menghantarkan arus listrik alasannya yakni zat elektrolit dalam larutannya terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu bergerak bebas.
Larutan nonelektrolit tidak sanggup menghantarkan arus listrik alasannya yakni zat nonelektrolit dalam larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik.
Zat elektrolit yakni zat yang dalam bentuk larutannya sanggup menghantarkan arus listrik dikarenakan telah terionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik. Zat nonelektrolit yakni zat yang dalam bentuk larutannya tidak sanggup menghantarkan arus listrik alasannya yakni tidak terionisasi menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul.

C. Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah
Berdasarkan kuat-lemahnya daya hantar listrik, larutan elektrolit sanggup dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
  1. Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan elektrolit yang mengalami ionisasi sempurna.
    Indikator pengamatan: lampu menyala terang dan timbul gelembung gas pada elektrode.
    Contoh: larutan H2SO4, larutan NaOH, dan larutan NaCl.
  2. Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit yang mengalami sedikit ionisasi (terion tidak sempurna). Indikator pengamatan: lampu tidak menyala atau menyala redup dan timbul gelembung gas pada elektrode.
    Contoh:  larutan CH3COOH dan larutan NH4OH.
Secara umum, perbedaan antara larutan elektrolit berpengaruh dan elektrolit lemah sanggup disimpulkan sebagai berikut.

Larutan elektrolit berpengaruh (lampu menyala terang), (b) larutan elektrolit lemah (lampu menyala redup), dan (c) larutan nonelektrolit (lampu tidak menyala)
D. Reaksi Ionisasi Larutan Elektrolit
Berdasarkan keterangan sebelumnya telah kita ketahui bersama bahwa larutan elektrolit sanggup menghantarkan arus listrik alasannya yakni sanggup mengalami reaksi ionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik, sedangkan larutan nonelektrolit tidak mengalami reaksi ionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik. Pertanyaan yang timbul kini yakni bagaimana cara menuliskan reaksi ionisasi larutan elektrolit? Silakan mengikuti pedoman penulisan reaksi ionisasi berikut ini.

Kita sanggup dengan gampang menuliskan reaksi ionisasi suatu larutan elektrolit hanya dengan mengikuti pedoman penulisan reaksi ionisasi larutan elektrolit. Anda harus memahami pedoman tersebut jikalau ingin bisa menuliskan reaksi ionisasinya.

Pedoman penulisan reaksi ionisasi sebagai berikut.

1. Eletrolit Kuat


2. Eletrolit Lemah

E. Senyawa Ionik dan Senyawa Kovalen Polar
Pada pelajaran ikatan kimia telah dipelajari bahwa menurut jenis ikatannya, senyawa kimia sanggup dikelompokkan menjadi dua, yaitu senyawa ionik dan senyawa kovalen. Masih ingatkah Anda  apa yang dimaksud dengan senyawa ionik dan senyawa kovalen? Sekarang perhatikan kembali data eksperimen uji daya hantar listrik beberapa larutan di bawah ini!

Dari tabel diatas diketahui bahwa larutan H2SO4, NaOH, CH3COOH, NH4OH, dan NaCl termasuk larutan elektrolit. Padahal telah diketahui bahwa NaCl yakni senyawa yang berikatan ion (senyawa ionik), sedangkan HCl, H2SO4, CH3COOH, dan NH4OH yakni kelompok senyawa yang berikatan kovalen (senyawa kovalen). Senyawa kovalen yang sanggup menghantarkan listrik disebut senyawa kovalen polar.

Jadi, sanggup disimpulkan bahwa larutan elektrolit ditinjau dari jenis ikatan kimia senyawanya sanggup berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Untuk lebih terang lagi perihal hubungan sifat elektrolit dengan ikatan kimia, silakan perhatikan skema berikut 

Bagan Hubungan sifat eletrolit dengan ikatan kimia
Semoga artiket tentang Materi Kimia Kelas X : Larutan Eletrolit dan Non Eletrolit sanggup bermanfaat.
Sumber:

Sumber http://ipa-area.blogspot.com

0 Response to "Materi Kimia Kelas X : Larutan Eletrolit Dan Non Eletrolit"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel