iklan banner

✔ Gametogenesis Pada Hewan

(Tulisan Gametogenises Pada Hewan adalah pecahan dari artikel dengan judul Replikasi Dan Pembelahan Sel. Bila anda memerlukannya sebagai materi referensi, artikel tersebut sanggup anda DOWNLOAD DISINI)

Dengan berakhirnya meiosis tidak serta-merta sanggup dikatakan bahwa gamet telah terbentuk. Meiosis hanya menghasilkan empat buah sel yang masing-masing haploid. Sel-sel ini masih memerlukan proses pematangan untuk sanggup menjelma gamet. Pembelahan meiosis yang diikuti oleh pematangan sel-sel haploid menjadi gamet fungsional dinamakan gametogenesis.

Pada binatang yang berkembang biak secara secual sanggup dibedakan antara gametogenesis pada individu jantan dan gametogenesis pada individu betina. Gamet pada individu jantan disebut spermatozoon (jamak = spermatozoa) sehingga proses pembentukannya dinamakan spermatogenesis. Demikian pula, sebab gamet betina disebut ovum (jamak = ova), maka gametogenesis pada jenis kelamin ini dinamakan oogenesis.

Spermatogenesis
Spermatogenesis dimulai pada ketika individu yang bersangkutan mencapai matang kelamin (pubertas). Prosesnya berlangsung di dalam testes, tepatnya di dalam suatu tabung melengkung yang disebut tubulus seminiferus. Di sekeliling tabung ini terdapat spermatogonium (jamak = spermatogonia), yaitu sel-sel somatis khusus yang nantinya akan mengalami meiosis untuk menghasilkan spermatozoa.

Pada awalnya spermatogonium (diploid) memperbanyak diri melalui pembelahan mitosis berkali-kali. Pada waktu tertentu mitosis akan terhenti; spermatogonium membesar dan berdiferensiasi menjadi spermatosit primer, yang masih diploid juga.

Spermatosit primer kemudian mengalami meiosis I untuk menghasilkan spermatosit sekunder, yang dilanjutkan dengan meiosis II untuk menghasilkan empat buahspermatid yang masing-masing haploid. Akhirnya, spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoon yang matang.

Oogenesis
Bila dibandingkan dengan spermatogenesis, oogenesis relatif agak lebih rumit. Proses ini dimulai semenjak awal tahap perkembangan embrio ketika sekelompok sel yang disebut galur sel germinal (germ cell line) memasuki ovarium yang sedang berkembang. Galur sel ini kemudian menjelma sel-sel somatis khusus yang disebut oogonium (jamak = oogonia).

Oogonium (diploid) memperbanyak diri dengan sangat cepat melalui pembelahan mitosis berkali-kali, dan hasilnya berdiferensiasi menjadi oosit primer, yang masih diploid juga. Oosit primer kemudian mengalami meiosis I tetapi tertahan pada tahap diplonema sampai ketika matang kelamin. Selama kurun waktu ini oosit primer mengalami aneka macam perubahan sehubungan dengan persiapan penyelesaian meiosis dan fertilisasi, serta mengumpulkan sejumlah besar materi masakan untuk perkembangan awal embrio.

Untuk melindungi diri dari kerusakan mekanis, oosit primer diselubungi oleh selaput yang dinamakan folikel Graaf. Di bawah selaput ini terdapat granula kortikal yang membatasi pembuahan hanya oleh satu spermatozoon. Oosit primer yang berhasil menuntaskan meiosis I akan menghasilkan dua buah sel haploid, yang masing-masing mengandung satu anggota pasangan kromosom homolog dalam keadaan mengganda. Namun, sitokinesis tidak berlangsung simetris sehingga kedua sel tersebut sangat berbeda kandungan sitoplasmanya.

Sel yang mendapat hampir seluruh sitoplasma dinamakan oosit sekunder, sedangkan sel satunya yang hanya mendapat sangat sedikit sitoplasma dinamakan tubuh polar. Oosit sekunder keluar dari folikel Graaf untuk memasuki jalan masuk telur (pada manusia: tuba falopi ; pada hewan: oviduktus). Proses pelepasan oosit sekunder dari folikel Graaf dinamakan ovulasi.

Baik oosit sekunder maupun tubuh polar akan melanjutkan oogenesis ke tahap meiosis II. Lagi-lagi, oosit sekunder mengalami sitokinesis yang tidak simetris sehingga diperoleh satu sel yang besar (ovum) dan satu sel yang kecil (badan polar). Dengan demikian, pada final meiosis II dari sebuah oogonium akan diperoleh empat buah sel haploid, yang terdiri atas sebuah ovum (sel telur) dan tiga tubuh polar. Ketiga tubuh polar segera mengalami degenerasi sebab hanya mengandung sedikit sekali sitoplasma dan organel yang diharapkan untuk melangsungkan metabolisme.

Meiosis II hanya akan selesai jikalau terjadi fertilisasi. Ovum yang tidak dibuahi akan mengalami degenerasi. Sebaliknya, jikalau ovum bertemu dengan spermatozoon akan terjadi penggabungan dua nukleus haploid sehingga terbentuk zigot diploid, yang kemudian turun dari tuba falopi / oviduktus menuju ke uterus.

Download artikel plus gambar diagram skematik gametogenesis pada hewan)


Sumber http://zonabawah.blogspot.com

0 Response to "✔ Gametogenesis Pada Hewan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel