Cadangan Devisa, Fdi, Dan Utang Luar Negeri
Cadangan devisa didefenisikan sebagai saham eksternal aset, yang tersedia untuk suatu negara dalam otoritas moneter yang dipakai untuk menutupi ketidakseimbangan pembayaran eksternal atau untuk mempengaruhi nilai tukar mata uang melalui intervensi dipasar valuta aneh atau untuk tujuan lain (IMF,2000). Selain untuk mempengaruhi nilai tukar mata uang, cadangan devisa juga sanggup dipakai sebagai alat yang sanggup menyeimbangkan neraca pembayaran suatu negara dalam rangka membiayai impor dan pembayaran luar negeri. Kegiatan impor dan pembayaran luar negeri tersebut secara otomatis sanggup mengurangi jumlah cadangan yang dimiliki oleh suatu negara.

Cadangan devisa sangat diharapkan untuk melaksanakan transaksi perdagangan internasional suatu negara. Hal ini tercermin dari adanya kegiatan perdagangan internasional yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara yang lainnya dan semua kegiatan tersebut sangatlah membutuhkan cadangan devisa. Menurut Triffin (1947) bahwa usul cadangan devisa sanggup meningkatkan perdagangan internasional. Machlup (1966) dan Heller (1968) beropini bahwa variabilitas perdagangan internasional yakni pengukuran yang baik untuk usul cadangan devisa. Variabilitas perdagangan internasional sangat bergantung kepada ekspor dan impor suatu negara. Suatu negara sangat mengharapkan tingkat ekspor yang tinggi
jika dibandingkan dengan impornya, kondisi ini akan menciptakan cadangan devisa akan mengalami peningkatan yang sangat efektif dan efisien. Selain itu cadangan devisa juga sanggup dipakai untuk menjaga nilai tukar yang menguntungkan untuk pertumbuhan ekspor dan banyak lagi fatwa FDI di Indonesia. Menurut IMF (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi cadangan devisa ditentukan oleh : ukuran perekonomian (populasi dan PDB perkapita), kerentanan transaksi berjalan (impor terhadap PDB, perdagangan terhadap PDB, defisit transaksi berjalan terhadap PDB), kerentanan transaksi modal (defisit transaksi modal terhadap PDB, hutang jangka pendek terhadap PDB, jumlah uang beredar), fleksibilitas nilai tukar dan tingkat bunga.

Bank Indonesia selaku Bank Sentral Republik Indonesia juga memakai cadangan devisa untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang semakin terdepresiasi, dengan tujuan untuk menstabilkan kembali kegiatan makroekonomi Indonesia. Menurut Carbaugh (2004: 516) dalam Asmanto (2008), tujuan utama dari cadangan devisa yakni untuk memfasilitasi pemerintah dalam melaksanakan intervensi pasar sebagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar. Terkhusus dalam rangka mengoptimalkan cadangan devisa Bank Indonesia senantiasa menekankan pentingnya aspek kelola yang baik. Di Indonesia pengaturan mengenai forum yang berwenang untuk mengatur dan mengelola cadangan devisa ditetapkan dalam Undang-Undang wacana Bank Indonesia No.23 Tahun 1999 sebagaimana yang direvisi menjadi Undang-Undang No.3 Tahun 2004. Berdasarkan pasal 13 undang-undang tersebut, kepada Bank Indonesia dalam rangka melaksanakan kebijakan moneter diberi
wewenang untuk mengelola cadangan devisa. Dalam pengelolaan cadangan devisa tersebut, Bank Indonesia sanggup melaksanakan transaksi devisa dan sanggup mendapatkan sumbangan (Gandhi,2006:7). Hasil dari The Trasury World Bank dan IMF telah mengakui bahwa metode pengelolaan cadangan devisa Bank Indonesia telah sesuai dengan standar internasional yang dilakukan oleh sebagian bank sentral dunia. Pengelolaan dan pemeliharaan cadangan devisa didasarkan pada prinsip untuk memperoleh pendapatan negara yang optimal.

Secara umum, perkembangan cadangan devisa yang dimiliki oleh Indonesia dari tahun 1990 hingga 2014 mengalami nilai yang fluktuatif. Saat krisis ekonomi tahun 1997 cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan sebesar 17.486,80 juta US$ dan pada tahun 2005 cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan kembali sebesar 34.723,69 juta US$ yang disebabkan oleh tingginya harga minyak dunia sebesar US$ 68/barel. Sedangkan untuk tahun 2012 cadangan devisa Indonesia mengalami nilai yang paling tinggi kalau dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sebesar112.781,00 juta US$. Dimana peningkatannya empat kali lipat kalau dibandingkan dengan tahun 2005. Namun, pada tahun 2013 mengalami penurunan kalau dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 99.387,00 juta US$. Adapun alasan naik turunnya jumlah cadangan devisa Indonesia dari tahun 1990 hingga 2014, dikarenakan adanya peningkatan pengeluaran pemerintah dalam rangka pembayaran utang luar negeri. Pembayaran utang luar negeri disebabkan lantaran adanya sumbangan dari badan-badan keuangan internasional yang salah satunya yakni IMF selaku Dana Moneter Internasional.
Dalam menanggapi problem dalam nilai cadangan devisa, beberapa ekonom telah memperlihatkan pendapat masing-masing. Hasil penelitian mereka menghasilkan suatu kesimpulan yang pro dan kontra mengenai indikasi cadangan devisa di negara-negara emerging market. Prabheesh,et al. (2007) dalam kasus di India memperlihatkan bahwa variabel makroekonomi mempunyai kekerabatan yang positif terhadap cadangan devisa. Penelitian yang mendukung yaitu oleh Aizenman dan Marion (2003) di 122 negara berkembang menyatakan bahwa variabel makroekonomi juga mempunyai kekerabatan yang positif dan signifikan terhadap cadangan devisa. Sementara pada penelitian kasus di Pakistan oleh Khan (2013), menemukan kekerabatan positif antara nilai tukar (riil dan nominal) dengan cadangan devisa di Pakistan. Penelitian lainnya yaitu Sadia, et al.(2014) mengemukakan bahwa meningkatnya cadangan devisa di Bangladesh disebabkan oleh variabel makroekonomi.

Sementara hasil yang kontra ditemukan oleh Guobo (1995) di Cina menemukan kekerabatan negatif antara impor dan cadangan devisa. Kemudian penelitian oleh Chaudry,et al.(2011) menemukan kekerabatan yang negatif antara cadangan devisa dan tingkat inflasi di Pakistan. Bahkan para peneliti juga menemukan tidak terdapat kekerabatan antara variabel makroekonomi terhadap cadangan devisa, menyerupai penelitian Gokhale (2013). Temuan ini mendorong minat penulis dalam menyidik kajian yang sama namun melaksanakan penelitian yang fokus pada bagaimana imbas variabel makroekonomi terhadap cadangan devisa di Indonesia sebagai salah satu negara emerging market dengan judul penelitian
Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap Cadangan Devisa di Indonesia:
Pendekatan Vector Error Correction Model (VECM).
1.2 Rumusan Masalah
Dengan bermacam-macam faktor yang mempengaruhi cadangan devisa di Indonesia. Semua faktor tersebut akan berdampak secara pribadi terhadap perekonomian suatu negara dan kebijakan bank sentral tentunya. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka rumusan problem yang sanggup diambil sebagai kajian dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :

1.2.1 Apakah variabel makroekonomi besar lengan berkuasa terhadap cadangan devisa di Indonesia ?
1.2.2 Bagaimana kointegrasi antara variabel makroekonomi terhadap cadangan devisa di Indonesia ?
1.2.3 Apakah terdapat kekerabatan kausalitas antara variabel makroekonomi terhadap cadangan devisa di Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan problem diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :
1.3.1. Untuk mengetahui imbas variabel makroekonomi terhadap cadangan devisa di Indonesia.
1.3.2. Untuk mengetahui kointegrasi antara variabel makroekonomi terhadap cadangan devisa di Indonesia.
1.3.3. Untuk mengetahui kausalitas antara variabel makroekonomi terhadap cadangan devisa di Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memperlihatkan manfaat, yaitu :

1.4.1. Penelitian ini sebagai materi masukan dan sumbangan pemikiran mengenai dampak variabel makroekonomi terhadap cadangan devisa di Indonesia.
1.4.2. Penelitian ini sebagai materi masukan bagi pemerintah terkhusus Bank Indonesia dalam menganalisis kebijakan mengenai cadangan devisa yang dipakai sebagai alat pembayaran luar negeri. Sehingga pengelolaan cadangan devisa sanggup berjalan dengan efektif dan efisien.
1.4.3. Penelitian ini berfungsi sebagai sumber informasi dan perhiasan ilmu pengetahuan untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Andalas terutama jurusan Ilmu Ekonomi wacana imbas variabel makroekonomi terhadap cadangn devisa, serta menjadi masukan bagi kalangan akademis dan peneliti yang ingin melaksanakan penelitian selanjutnya.
1.5 Ruang Lingkup
Topik utama penelitian ini yakni Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Cadangan Devisa di Indonesia : Pendekatan Vector Error Correction Model (VECM). Variabel makroekonomi dalam penelitian ini yakni Cadangan Devisa, Impor Riil, Perdagangan Riil, Defisit Transaksi Berjalan, Defisit Transaksi Modal, Jumlah Uang Beredar (M2), Nilai Tukar Riil dan Tingkat Bunga Riil. Penelitian ini memakai data time series selama 25 tahun berbentuk data quartal dalam kurun waktu 1990.1 - 2014.4. Metode yang dipakai yakni Vector Error Correction Model (VECM).

1.6 Sistematika Penulisan
Dalam memperlihatkan citra atas isi penelitian ini, secara sistematis penelitian ini dibagi menjadi enam pecahan atau diuraikan lagi menjadi sub-sub pecahan kalau diperlukan. Penelitian ini disusun menurut urutan sebagai berikut :
BAB 1 : Pendahuluan
Pendahuluan terdiri dari enam sub pecahan yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis
Dalam pecahan ini berisi teori-teori pendukung yang berkaitan dengan cadangan devisa dan kekerabatan antara variabel. Selain itu juga ditambah dengan penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian ini. Kemudian disusun hipotesa dari balasan dari rumusan problem yang ada.
BAB III : Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan sub pecahan yang mencakup data dan sumber data, identifikasi variabel, metode analisis data, spesifikasi model dan metode pengujian data yang akan dipakai dalam penelitian.

BAB IV : Gambaran Umum
Bab ini menjelaskan wacana perkembangan Cadangan Devisa di Indonesia, khususnya perkembangan variabel makroekonomi yang mempengaruhi cadangan devisa tersebut.
BAB V : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini memaparkan hasil penelitian dan analisa dari proses data. Hasil penelitian dengan memakai unit root test, uji kointegrasi, uji lag optimal, uji kausalitas granger, vector error correction model (VECM), uji impulse respons function, dan variance decomposition.
BAB VI : Kesimpulan dan Saran
Bagian ini yakni pecahan selesai dari penelitian yang berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya.
Sumber http://defantri.blogspot.com
0 Response to "Cadangan Devisa, Fdi, Dan Utang Luar Negeri"
Posting Komentar