iklan banner

✔ Anak Jalanan: Mengamen Untuk Keluarga

Ikmal Ardiansyah : Pengamen Cilik
Kerumunan orang tak kunjung sepi, bunyi memecah dimana-mana, ya pajak huruf sentra perbelanjaan yang selalu ramai dikunjungi orang untuk berbelanja ataupun hanya sekedar hilangkan penat. Disana, kutemui seorang anak kecil bertubuh mungil memegang sebuah Gitar kecil. Segera kutemui dan meminta persetujuannya semoga ia mau menjadi narasumber dalam menuntaskan kiprah Metode Penelitian Kualitatif yang diberikan Dosenku.
Ikmal Ardiansyah perawakan kecil dengan paras kulit sedikit gosong, alasannya yakni seringnya terkena matahari secara langsung. Ia tinggal bersama Ayah dan Neneknya di Daerah Percut. Ia anak kedua dari tiga bersaudara, yang paling besar pria dikala ini berusia 17 tahun yang bekerja sebagai tukang basuh di rumah makan yang tak ia sebutkan namanya. Dan Adiknya yang paling kecil diasuh Oleh Neneknya, alasannya yakni ibunya telah Meninggal Dunia.
Ikmal panggilannya, karenanya ia tetapkan sebagai seorang pengamen cilik untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sebab penghasilan ayahnya saja tak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ayahnya berprofesi sebagai seorang tukang becak dengan penghasilan seadanya.
Anak yang seharusnya dikala ini masih duduk di dingklik sekolah terpaksa harus meninggalkannya, dan menghabiskan waktunya dibawah terik matahari. Ikmal putus sekolah dikala ia kelas 6 SD, dan dikala itu ia terakhir melihat sesosok malaikat yang paling dikasihinya. Ibunya meninggal dunia, menjadi salah satu faktor ia harus putus sekolah.
Matahari gres saja bersinar dari ufuk timur, sekitar pukul 07.00 WIB Ikmal sudah harus siap-siap memulai pekerjaannya sebagai pengamen dan bergegas pulang sesudah jam menyampaikan pukul 21.00 WIB. Rutinitas yang ia habiskan beberapa tahun terakhir ini. Sekitar 14 jam ia harus mengaman dan mendapat penghasilan sekitar Rp30.000 per harinya.
Penghasilan yang ia peroleh setiap harinya, ia berikan kepada neneknya untuk memenuhi kebutuhan primer keluarganya. Ikmal mengamen sendiri dan tidak mempunyai agen, sehingga hasil yang ia peroleh untuk ia sendiri. Ia juga menyampaikan bahwa selama ia bekerja sebagai pengamen jalanan tidak ada hambatan yang ia alami.
Ikmal menceritakan alasannya, mengapa ia menentukan sebagai pengamen jalanan. Sebagai anak yang tidak mempunyai pendidikan tinggi ia harus bisa membantu menghidupi keluarganya, mengamenlah hal yang gampang ia lakukan. Hanya dengan mengandalkan gitar seadanya dan bunyi seadanya ia bisa menghasilkan sedikit rupiah untuk penuhi kebutuhan keluarganya. Semoga dengan pengalaman Ikmal bisa menggugah nurani kita, semoga memakai kesempatan yang kita miliki dengan sebaik-baiknya.

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Metopel di Jurusan Pendidikan Matematika fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Sumber http://amriesagala.blogspot.com

Related Posts

0 Response to "✔ Anak Jalanan: Mengamen Untuk Keluarga"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel