iklan banner

Kerasukan Arwah Berdasarkan Pandangan Islam

Kerasukan Arwah berdasarkan pandangan ISLAM

I. Ruh Tidak Merasuki Manusia

Arwah yakni bentuk jama` dari ruh. Apabila ruh seseorang dicabut meninggalkan jasadnya, maka ruh itu dipanggil mengahadap Allah SWT untuk mempertanggung-jawabkan amalnya selama di dunia.

Baca Juga


Dalam banyak riwayat dikabarkan bahwa saat ketika para pengantar mayat meninggalkan kuburan, ruh mayat itu masih bisa mendengar bunyi sandal mereka meninggalkan kuburan.
Proses selanjutnya yakni ruh itu di alam kubur menghadapi pertanyaan malaikat. Dan apabila jadinya bagus, maka alam kuburnya dibentuk menjadi indah dan menyenangkan. Dan begitu juga sebaliknya.
Memang terdapat keterangan bahwa ruh yang telah berpisah dari jasad itu selama di alam kubur menunggu hari simpulan zaman akan sanggup menyaksikan keluarganya di alam positif ini. Bahkan mereka akan ikut bergembira bila keluarganya itu berbuat kebajikan dan akan bersedih bila melaksanakan kejahatan dan kemungkaran.

Namun tidak ada riwayat yang menyampaikan bahwa ruh itu kembali ke alam dunia dan berinteraksi dengan insan yang masih hidup. Apalagi gentayangan dan membalas dendam mirip di film horor. Semua itu hanya karangan belaka.

II. Yang Merasuki Adalah Syetan / Jin
Kalaupun ada, maka tidak lain yakni jin yang merupakan makhluq Allah juga menyamar menyerupai orang yang sudah mati. Oleh jin, suasana itu kemudian didramatisir sedemikian rupa untuk menakut-nakuti orang. Intinya biar orang-orang itu percaya dan menunjukkan sesajen, sesembahan atau apaun yang dimintanya.

Jadi tidak ada orang yang kemasukan arwah. Yang bekerjsama terjadi yakni insiden dimana jin berhasil menguasai pikiran seorang insan dan mengambil alih komando dan kesadarannya. Peristiwa ini disebutkan dalam Al-Quran sebagai mirip orang yang makan riba.
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak sanggup bangun melainkan mirip berdirinya orang yang kemasukan syaitan karena (tekanan) penyakit gila. (QS Al-Baqarah: 275).

Jin bisa berubah wujud, namun tidak tepat mirip malaikat yang bisa berubah wujud dengan bentuk yang sangat sempurna. Dalam riwayat hadits disebutkan saat Jibril as mendatangai Rasulullah SAW dan para shahabatnya dengan menerupai manusia, rambutnya sangat hitam dan bajunya sangat putih, wajahnyaberseri dan tidak nampak tiba dari perjalanan jauh. Padahal dia bukan orang setempat dan tidak seorangpun mengenalnya.

Dalam kisah Nabi Yusuf, para perempuan Mesir yang terkesima dengan wajah Nabi Yusuf berkomntar bahwa dia bukan manusia, tetapi yakni malaikat. Artinya, malaikat memang punya kemampuan berwujud insan dengan bentuk yang sangat sempurna.

Jin memang punya kemampuan melaksanakan perubahan wujud meski tidak pernah bisa sempurna. Karena itu dari dongeng yang sering kita dengar, penampilan ‘hantu’ selalu menyeramkan, mungkin tidak berkepala, tidak berkaki atau gosong sebelah dan sebagainya.
Ujung-ujungnya terang perbuatan musyrik. Ini yakni kerja favorit bangsa jin yang kafir. Menyesatkan dan menjerumuskan insan ke dalam kemusyrikan.

Dan syetan / jin itu memang bisa masuk ke badan insan melalui jalan masuk / anutan darah.
Memang terkadang jin itu mengaku sebagai jin muslim dan tidak masuk ke badan seseorang kecuali karena orang itu melaksanakan hal-hal yang tidak disenangi oleh jin itu. Tetapi biar bagaimana pun, tetap saja jin itu salah dan berdosa dikarenakan telah mengganggu dan memasuki jasad orang lain. Perbuatan mirip itu tetap salah dan dosa bagi bangsa jin. Dia harus tetap dikeluarkan dengan dibacakan ayat-ayat dan doa-doa yang ma`tsur dari Nabi SAW.

III. Menangkal Syetan / Jin
Namun untuk bisa mengusir jin dengan bacaan mirip itu harus dilakukan oleh seorang yang shalih yang higienis dari kemusyrikan, maksiat dan dosa. Selain itu harus mereka yang sudah punya pengalaman berinteraksi dengan jin biar tidak jatuh tertipu. Karena jin biasanya punya seribu satu ulah dan alasan yang bila tidak dicermati dia akan memanfatkan keawaman seseorang. Bisa jadi dia akal-akalan keluar padahal masih ada dan terus mengganggu. Memang boleh jadi jin itu muslim, karena kemusliman jin tidak otomatis menjamin dia baik dan tidak melaksanakan dosa atau melanggar perintah Allah SWT. Sebagaimana orang beragama Islam, tetapi banyak diantara mereka yang maksiat, berdosa, menipu, korupsi, berzina, mengganggu orang lain bahkan membunuh. Kalau jin itu muslim dan sholeh, maka mustahil dia merasuki seseorang. Masuknya jin ke dalam badan seseorang sudah membuktikan bahwa jin itu salah dan berdosa.

Untuk menangkal masuknya jin, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita `ruqiyah`, yaitu dengan membacakan kepada orang yang kesurupan itu bacaan ayat dan doa-doa tertentu. Doa-doa dipakai untuk menangkal kekuatan jin yang memasuki seseorang atau untuk mengusirnya pergi dari badan itu. Inilah yang boleh dilakukan.

Sedangkan mengusir jin dengan perantaran jin lainnya meskipun jin Islam, tidak diperbolehkan oleh Islam. Termasuk yang dihentikan yakni memenuhi undangan dan syarat dari jin yang masuk ke dalam badan seseorang mirip minta air kembang, sesajen atau bermacam-macam permintaan. Semua itu termasuk yang dilarang. Karena hakekatnya jin itu sedang melaksanakan muslihat dan bargaining kepada kita. Jin itu wajib diusir dari badan seseorang karena hal itu termasuk maksiat buat mereka dan dosa besar.

Diantaranya yang paling sering dipakai yakni ayat kursi, beberapa kepingan ayat dala nsurat Al-Baqarah (tiga ayat terakhir), Surat Ali Imron, Surat Yasin, Surat Al-Jin, surat Al-Falaq dan Surat An-Naas. Selain itu masih banyak ayat dan doa-doa lainnya yang diriwayatkan kepada kita untuk dibacakan kepada orang yang kesurupan.

IV. Penyebab Kesurupan
1. Seseorang bisa kesurupan umumnya karena lemahnya jiwa dan kosongnya hati dari zikir kepada Allah.
2. Selain itu juga karena lemahnya benteng pertahanan atas infiltrasi jin.
3. Atau dalam kondisi kesedihan yang mendalam atau kekecewaan yang sangat.
4. Atau mungkin juga disebabkan lemahnya iktikad dan kurangnya taqarub kepada Allah.
Karena itu nabi memerintahkan kita selalu membentengi diri dari syetan, jin dan sebangsanya dengan memperbanyak zikir dan membaca Al-Quran. Beliau SAW memerintahkan biar menerangi rumah kita dengan bacaan Al-Quran serta membasahi pengecap kita selalu dengan zikir kepadanya. Selain itu dia juga melarang kita memasang gambar bernyawa di dalam rumah serta dihentikan memelihara anjing. Karena rumah yang ada gambar bernyawa dan anjingnya, malaikat Rahman tidak akan masuk ke dalamnya. Sebaliknya, jin dan syetan sangat menyenangi tempat-tempat tersebut.
Upaya unntuk menghindari jin juga dengan menghindari tempat-tempat kotor mirip kawasan pembuangan sampah, WC, tempat-tempat yang kosong mirip rawa-rawa, sawah, gunung, lembah, hutan atau tempat-tempat yang memang disenangi oleh jin. Bila memang terpaksa melewatinya, maka disunahkan membaca doa dan ayat-ayat al-Quran penangkal jin. Makanya kita diajarkan doa masuk WC yang berbunyi :
Ya Alah, saya berlindung dari syetan pria dan syetan wanita.


Untuk lebih luasnya, silahkan anda membaca buku-buku yang mengupas wacana jin dan aktifitasnya, mirip dua buku goresan pena Syeikh Abdus Salam Bali, “Wiqayatul Insan minal Jinni was-Syaithan” dan kitab beikutnya “Ash-Sharimul Battar Li At-Tahaddi ala saharatil Asyrar”. Keduanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh beberapa penerbit. Atau buku-buku yang berkaitan lainnya.

semoga Bermanfaat..
Salam 5M
Sumber http://mynewsblogjaya.blogspot.com

Related Posts

0 Response to "Kerasukan Arwah Berdasarkan Pandangan Islam"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel